Ketenangan dan Konsistensi Jadi Kunci Juara Sarit Suwannarut
Penampilan tenang dan konsisten Sarit Suwannarut membawanya menjadi juara turnamen golf Indonesian Masters 2022.
Oleh
NASRUN KATINGKA
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pegolf Thailand, Sarit Suwannarut (24), menjadi juara turnamen golf Indonesian Masters 2022 di Royale Jakarta Golf Club, Jakarta, Minggu (4/12/2022). Selama empat hari penyelenggaraan dengan 72 hole, dia membuat 268 pukulan atau 20 di bawah par. Tampil konsisten dan tenang menjadi modal utama Suwannarut mengunci gelar.
Kemenangan ini menjadikan Suwannarut jawara baru pada turnamen yang digelar sejak 2011 ini. Trofi juara Indonesian Masters 2022 sekaligus menjadi gelar perdana bagi pegolf berperingkat ke-827 dunia tersebut. Dengan kemenangan ini, Suwannarut yang mulai memimpin klasemen sejak hari kedua turnamen berhak atas hadiah senilai 270.000 dollar AS atau Rp 4,1 miliar.
Pada hari keempat, Suwannarut menyelesaikan turnamen dengan 68 pukulan (4 di bawah par). Hasil terbaik pada hari terakhir ini dibukukan oleh pegolf Australia, Travis Smith, yang menyelesaikannya dengan 66 pukulan, 6 di bawah par. Namun, secara total Travis membuat 280 pukulan, 8 di bawah par, dan hanya berada di urutan ke-17 klasemen akhir.
”Kunci kemenangan saya hari ini adalah ketenangan dan konsistensi. Fokus dan percaya diri dengan kemampuan pribadi,” kata Suwannarut seusai pertandingan.
Ketenangan tersebut terlihat sejak penampilan Suwannarut di hole pertama. Mengenakan kaus polo berwarna merah muda dengan topi hitam, dia tampak selalu yakin dengan pukulannya. Suara mesin pesawat hilir mudik di Bandara Halim Perdanakusuma yang berdekatan dengan lapangan golf tampaknya tidak berdampak banyak pada ketenangan Suwannarut.
Saat jeda setelah melakukan pukulan, di sejumlah hole, Suwannarut sesekali mengambil rokok elektriknya untuk membuat beberapa embusan asap. Bukti ketenangan Suwannarut juga terlihat ketika bola pukulannya masuk bunker pasir di hole 13. Dia terlihat tenang dengan wajah yang selalu tersenyum. Hingga akhirnya, dia tetap mencetak pukulan par pada hole tersebut.
Saat bermain kembali setelah jeda akibat cuaca buruk, Suwannarut juga sempat membuat bogey (satu di atas par) pada lubang ke-16. Namun, dengan ketenangannya, dia kembali tampil baik pada hole berikutnya. ”Saya berusaha tetap tenang dan fokus. Saya mengendurkan ketegangan dengan melontarkan beberapa lelucon dan berupaya untuk menikmati permainan,” ujar Suwannarut.
Pegolf Thailand ini juga cukup konsisten di setiap hole. Pada hole 1-5 dia selalu mencetak pukulan par. Pada hole keenam dia membuat birdie (satu di bawah par) pertamanya pada hari keempat ini. Selain itu, birdie juga dibuatnya pada lubang ke-12 dan ke-15. Bahkan, ia sempat membuat eagle (dua di bawah par) pada hole 9.
Meskipun membuat bogey pada hole 16, dia mampu kembali mencetak par pada lubang ke-17. Hal ini pun kian membuat kepercayaan dirinya meningkat. Apalagi, ketika hole terakhir dimulai, sekitar pukul 14.40, sorak-sorai sudah mulai terdengar ketika dia bersiap melakukan pukulan dari tee box. Area terakhir sepanjang 563 meter tersebut harus diselesaikan dengan lima pukulan.
Kunci kemenangan saya hari ini adalah ketenangan dan konsistensi. Fokus dan percaya diri dengan kemampuan pribadi.
Mendekati dua pukulan terakhir, sorak-sorai penonton mulai terdengar bersiap menyambut kemenangan Suwannarut. ”Saya senang di sini, penontonnya sangat luar biasa terbuka dengan pemain. Saya juga punya banyak teman di sini. Mereka selalu mendukung hingga saya menang hari ini,” kata Suwannarut.
Penonton semakin antusias ketika Suwannarut menghadapi pukulan kelimanya. Usai pukulan terakhirnya menempatkan bola masuk hole, dia membuka topinya, serta disambut guyuran air dari rekan dan pegolf lainnya. Seperti ucapannya di awal, dia tetap tenang dan terlihat sabar dan santai. Tidak ada selebrasi berlebihan dari Suwannarut, padahal ini adalah gelar perdananya.
”Setelah ini (sesi wawancara) saya akan menelepon ibu dan ayah,” ujarnya.
Konsistensi Suwannarut telah terlihat sejak hari pertama. Dia membuat total pukulan 66 (6 di bawah par), dengan tujuh birdie dan sekali bogey. Hasil itu menempatkannya pada posisi kedua klasemen. Pada hari kedua, meskipun membuat satu pukulan lebih banyak, 5 di bawah par, dia berhasil menyamai jumlah pukulan pegolf asal Afrika Selatan, Mathiam Keyser, yang berada di posisi petama dengan total 133 pukulan atau 11 di bawah par.
Pada hari ketiga, dengan total 67 pukulan, dia berhasil mempertahankan posisi dengan total 200 pukulan (16 di bawah par), unggul 3 pukulan dari rekan senegaranya, Kosuke Hamamoto. Konsistensi terus dipertahankan Suwannarut hingga pada hari keempat sekaligus mengunci gelar juara.
Pada klasemen akhir, posisi kedua ditempati ditempati pegolf India, Anirban Lahiri, dengan total 272 pukulan (16 di bawah par). Sementara itu, posisi ketiga dikunci pegolf Taiwan, Chan Shih-chang, dengan 273 pukulan (15 di bawah par).
Adapun pegolf Indonesia, Kevin Caesario Akbar, hanya menempati posisi ke-38 dengan 284 pukulan (4 di bawah par). Satu-satunya pegolf tuan rumah yang lolos cut untuk berlaga apda hari ketiga dan keempat ini dia harus puas dengan 73 pukulan (1 di atas par) pada hari terakhir.
”Hari ini mainnya kayak safari golf. Kanan-kiri ada bunker. Ya, fokusnya bisa save par. Nempatin (bolanya) di area yang bagus-bagus. Bisa one chip one putt. Banyak distance control yang kurang bagus, sedangkan pin-nya kan pojok-pojok banget tuh. Jadi lumayan banyak miss,” kata Kevin.
Kevin mengaku dirinya lumayan capek setelah terakhir kali bertanding di turnamen seperti ini pada September lalu. Ia pun mimisan ketika bermain. ”Secara fisik capek. Terakhir main jalan kaki seperti ini September lalu (di turnamen Asian Development Tour). Malam dan pagi mimisan. Di lapangan juga (hole 14-15) mimisan lagi,” ujar Kevin.