Marwah Belanda Terjaga di Atas Sejarah Kelam Qatar
Belanda berhasil melaju ke babak 16 besar Piala Dunia Qatar 2022 usai menang 2-0 atas tuan rumah dalam laga terakhir Grup A. Sebaliknya, hasil itu menjadikan Qatar sebagai tuan rumah terburuk dalam sejarah Piala Dunia.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
AL KHOR, SELASA — Belanda terus menjaga marwahnya yang tidak pernah tersingkir dari penyisihan grup saat berpartisipasi di Piala Dunia. Hal itu menyusul kemenangan 2-0 Belanda atas Qatar pada laga terakhir fase Grup A Piala Dunia Qatar di Stadion Al Bayt, Al Khor, Selasa (29/11/2022). Kesuksesan tim ”Oranye” ke 16 besar itu pun membenamkan Qatar dalam sejarah kelam sebagai tuan rumah terburuk pentas sepak bola empat tahunan tersebut.
”Jika Anda bermain melawan Qatar, semua orang berpikir dan berharap Anda menang 5-0 atau lebih. Namun, turnamen ini menunjukkan itu sangat sulit dilakukan,” kata gelandang Belanda, Davy Klaassen, yang dinobatkan sebagai pemain terbaik laga kali ini.
Kemenangan Belanda itu dipastikan oleh gol penyerang muda Cody Gakpo pada menit ke-26 dan gelandang Frenkie de Jong menit ke-49. Gol Gakpo bermula dari pergerakan memukau penyerang Memphis Depay yang mengelabui gelandang Qatar, Abdulaziz Hatem, sebelum memberikan bola kepada Gakpo.
Dengan sekali sentuhan memukau yang mengecoh bek Qatar, Pedro Miguel, Gakpo melakukan umpan satu dua dengan Klaassen sebelum melakukan penetrasi ke dalam kotak penalti lawan. Walau dibayangi tiga pemain Qatar, Gakpo mampu menjaga keseimbangan dan melepaskan tendangan keras dengan kaki kanan sesampai di kotak penalti.
Tembakan ke arah sudut kanan bawah gawang itu meluncur deras dan tidak bisa dimentahkan kiper Qatar, Meshaal Barsham. Itu menjadi gol ketiga Gakpo di Piala Dunia 2022 setelah dua gol yang dicetak secara berturut dalam dua laga sebelumnya. Pemain berusia 23 tahun itu pun memimpin daftar pencetak gol terbanyak sementara bersama penyerang Ekuador, Enner Valencia, dan bintang Perancis, Kylian Mbappe.
Torehan positif Gakpo menjadikannya sebagai pemain kedua yang membukukan tiga gol beruntun di penyisihan grup setelah Alessandro Altobelli untuk Italia di Piala Dunia Meksiko 1986. Gakpo turut menjadi pemain Belanda keempat yang mencetak gol dalam tiga laga beruntun Piala Dunia setelah Johan Neeskens di Piala Dunia Jerman 1974, Dennis Bergkamp (Piala Dunia Amerika Serikat 1994), dan Wesley Sneijder (Piala Dunia Afrika Selatan 2010).
Sementara itu, gol De Jong juga berawal dari kreasi Depay dan Klaassen. Itu bermula dari umpan silang Klaassen di sisi kanan yang disambut oleh Depay di kotak penalti. Setelah mampu mengontrol bola di balik kawalan bek Qatar Ismail Mohamad, Depay melepaskan tendangan yang berjarak sekitar 2 meter dari Barsham. Sejatinya, tembakan itu bisa dimentahkan Barsham tetapi bola muntah langsung disergap De Jong yang dengan leluasa menyodorkannya ke gawang kosong.
Beda level permainan sangat tampak dalam laga tersebut. Belanda nyaris tidak mendapatkan perlawanan berarti dari Qatar yang bermain bertahan dengan formasi 5-3-2. Statistik membuktikan, Belanda mampu mendominasi dengan 63 persen penguasaan bola dan 13 tendangan dengan empat tepat sasaran ke gawang. Adapun Qatar membuat lima tendangan dengan tiga mengarah ke gawang.
Amankan puncak klasemen
Raihan tiga poin itu mengamankan posisi Belanda di puncak klasemen akhir Grup A dengan 7 poin dari tiga laga. Mereka berhak melaju ke 16 besar dan akan melawan runner-up Grup B, Amerika Serikat.
Menatap 16 besar, Klaassen memastikan timnya masih perlu banyak pembenahan. ”Kami sangat kritis terhadap diri kami sendiri dan kami harus berkembang. Kami telah lebih maju dan kami akan terus maju,” ujar pemain berusia 29 tahun tersebut.
Pelatih Belanda Louis van Gaal mengatakan, timnya mendapatkan dorongan yang positif dengan bugarnya Depay dan gelandang Marten de Roon. Mereka pun lebih percaya diri untuk mengarungi laga berikutnya. ”Fase selanjutnya yang merupakan bagian paling penting, kami bisa mulai dengan perasaan positif,” ujarnya.
Secara keseluruhan, dalam 11 kali Piala Dunia atau sejak debut di edisi Italia 1934, Belanda mampu mempertahankan prestasi tidak tersingkir dari babak awal Piala Dunia kecuali terhenti di 16 besar Piala Dunia 1934 dan Piala Dunia Perancis 1938 yang belum menerapkan penyisihan grup. Sejak Piala Dunia 1974, prestasi terburuk ”The Flying Dutchmen” adalah gugur di 16 besar Piala Dunia Italia 1990 dan Piala Dunia Jerman 2006.
Selebihnya, Belanda mencapai runner-up masing-masing pada Piala Dunia 1974, Piala Dunia Argentina 1978, dan Piala Dunia 2010. Kemudian, mereka menduduki urutan ketiga Piala Dunia Brasil 2014, peringkat keempat Piala Dunia Perancis 1998, dan perempat final Piala Dunia 1994.
Rekor buruk
Sebaliknya, Qatar mencatat rekor buruk di Piala Dunia. Si ”Merah Marun” menjadi tuan rumah pertama yang kalah dalam tiga laga penyisihan grup. Sebelum takluk 0-2 dari Belanda, mereka kalah 0-2 dari Ekuador dalam laga pembukaan dan tumbang 1-3 dari Senegal.
Qatar pun menjadi tuan rumah kedua yang gagal lolos ke babak kedua dari tahapan Piala Dunia sesudah Afrika Selatan. Hasil itu bertolak belakang dengan anggaran besar yang dikucurkan pemerintahnya untuk menyiapkan infrastruktur megah Piala Dunia dan pemusatan latihan timnas yang panjang di Eropa.
Kendati demikian, Pelatih Qatar Felix Sanchez menyampaikan, timnya telah berjuang dengan baik. ”Kami datang ke sini mencoba untuk bersaing dan kami berhasil melakukannya,” tutur pelatih asal Spanyol tersebut. (AP/AFP/REUTERS)