Arab Saudi harus kembali ke karakter permainannya, seperti saat menang atas Argentina, untuk menghadapi Meksiko di laga terakhir Grup C Piala Dunia 2022. Hal itu menjadi kunci untuk mereka melaju ke babak 16 besar.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
LUSAIL, SELASA — Sebagai tim terlemah kedua Piala Dunia Qatar 2022, keunggulan Arab Saudi adalah bermain pragmatis yang membiarkan mangsa terbuai penguasaan bola dan diterkam saat mangsa lengah. Namun, tim ”Alap-alap Hijau” itu lupa diri sehingga habis diterkam ”Si Elang”, Polandia, dalam laga kedua Grup C.
Jelang menghadapi Meksiko dalam laga terakhir fase grup di Stadion Lusail, Kamis (1/12/2022) dini hari WIB, Saudi patut kembali ke fitrahnya jika ingin terbang ke 16 besar. ”Kami akan berjuang hingga detik akhir turnamen ini. Kami tidak akan menyerah,” ujar Pelatih Arab Saudi Herve Renard, berjanji.
Arab Saudi adalah tim peringkat ke-51 dunia, atau hanya lebih baik daripada Ghana di urutan ke-61 pada Piala Dunia edisi ke-22 ini. Sadar dengan posisinya, Arab memilih bermain layaknya tim yang tidak diunggulkan saat bertemu Argentina pada laga pertama Grup C. Tim padang pasir itu terus dikurung oleh serangan bertubi-tubi ”La Albiceleste”.
Akan tetapi, kecermatan Arab melihat kesalahan lawan berbuah hasil mengejutkan, mereka justru menang 2-1 yang menggemparkan dunia. Statistik laga itu menunjukkan Arab sangat efektif, yakni hanya 30 persen penguasaan bola, tetapi mampu membuat tiga tendangan, dengan dua tembakan tepat sasaran ke gawang dan berbuah gol.
”Tidak banyak orang yang mengira kami mampu memainkan sepak bola seperti ini. Inilah alasan mengapa saya bangga dengan tim ini,” kata Renard.
Kemenangan itu menjadi pedang bermata dua yang menghunjam diri sendiri ketika Arab jumpa Polandia. Terbawa suasana euforia kemenangan, Arab kehilangan jati diri. Mereka bermain terbuka dan mengurung Polandia yang berperingkat dunia jauh lebih tinggi, serta diperkuat sejumlah bintang dunia, antara lain penyerang buas Robert Lewandowski.
Arab lalu diingatkan lagi untuk lebih membumi oleh Polandia. Mereka dihukum 0-2 oleh lawan yang berjuluk ”Bialo-czerwoni” alias ”Si Putih-Merah” tersebut. Hasil itu cukup menyakitkan karena mereka sangat mendominasi dengan 64 persen penguasaan bola dan melesatkan 16 tendangan, dengan lima tembakan tepat sasaran ke gawang.
”Saya rasa kami tidak kalah dalam laga itu, kami hanya kurang beruntung. Kami kalah dari Polandia karena bermain tidak efisien. Di sisi lain, Polandia dibantu oleh Wojciech Szczesny. Dia melakukan pekerjaan yang fantastis, dia kiper yang hebat,” terang Renard. Szczesny, kiper Polandia, membuat dua penyelamatan gemilang dengan menggagalkan penalti Salem Al Dawsari dan tendangan berikutnya pada menit ke-45+1.
Tidak menyerah
Laga antara Arab Saudi dan Meksiko diprediksi sengit. Arab Saudi berada di urutan ketiga dengan 3 poin, sedangkan Meksiko di dasar klasemen dengan 1 poin. Adapun Polandia memuncaki klasemen dengan 4 poin dan Argentina di tempat kedua dengan 3 poin. Meski berpoin sama, Arab kalah selisih produktivitas gol dari Argentina.
Maka dari itu, Arab butuh kemenangan atas Meksiko untuk mengulangi sejarah lolos ke-16 besar seperti debut mereka pada Piala Dunia Amerika Serikat 1994. Jika imbang dengan Meksiko, Arab harus berharap Polandia menang atas Argentina, atau Polandia kalah dengan selisih empat gol dari Argentina.
Tidak banyak orang yang mengira kami mampu memainkan sepak bola seperti ini. Inilah alasan mengapa saya bangga dengan tim ini.
Dengan misi tak mudah itu, Renard turut menantikan dukungan besar pemain ke-12, yakni suporter, seperti atmosfer yang dirasakan tatkala Arab mengalahkan Argentina. ”Saya harap para pendukung tidak menyerah. Sebab, ketika Anda adalah penggemar, Anda perlu mendukung tim Anda di hari yang fantastis, Anda perlu mendukung tim Anda untuk membuat sejarah di laga ketiga nanti,” tegas pelatih asal Perancis tersebut.
Sebaliknya, langkah Meksiko jauh lebih rumit. Nasib mereka sangat bergantung dengan hasil Polandia dan Argentina. Menang dengan skor berapa pun atas Arab Saudi, Meksiko membutuhkan Polandia menang atas Argentina. Kalau menang hanya dengan selisih satu gol atas Arab, mereka harus berharap Polandia kalah dengan selisih empat gol dari Argentina.
Meksiko tetap berpeluang ke fase gugur kalau menang dengan selisih empat gol atas Arab, sedangkan Polandia dan Argentina sama kuat. Kalau imbang dengan Arab, Meksiko akan angkat koper lebih dini dan mengakhiri rekor lolos dari babak grup secara beruntun sejak Piala Dunia 1994 hingga Rusia 2018. ”Kami tidak ada pilihan selain harus mencetak gol sebanyak yang kami bisa, dan tidak memikirkan hasil laga lain,” tutur penyerang Meksiko, Henry Martin.
Meksiko bisa sedikit bernapas lega karena rekor berpihak kepada mereka. Dari lima pertemuan, tim berjuluk ”El Tri” itu menang empat kali dan imbang sekali atas Arab Saudi. Mereka menang 2-0 dalam kejuaraan di Uni Emirat Arab pada Januari 1995, lalu 2-1 dalam uji coba pada Oktober 1995, kemudian 5-0 dalam Piala Konfederasi pada Desember 1997, dan menang 5-1 dalam Piala Konfederasi pada Juli 1999. Satu laga lain, kedua tim bermain imbang 0-0 dalam laga uji coba pada Juni 1998.
Pelatih Meksiko Gerardo ”Tata” Martino memastikan, mereka akan memperjuangkan peluang sekecil apa pun. ”Selagi ada kemungkinan, Anda wajib selalu mencobanya. Arab Saudi butuh menang dan kami juga. Kami akan melakukan segalanya untuk mengalahkan Arab Saudi,” ujar pelatih asal Argentina tersebut. (AP/REUTERS)