Indonesia dan China memiliki wakil dari semua nomor pada turnamen Final BWF World Tour di Thailand, 7-11 Desember. Bagi Indonesia, ini menjadi momen pertama memiliki pemain pada semua nomor di kejuaraan akhir tahun itu.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sepekan menjelang berlangsungnya turnamen bulu tangkis elite akhir tahun, Final BWF World Tour, Indonesia mendapat kabar gembira dengan tambahan satu wakil, yaitu Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti. Indonesia akan menjadi salah satu negara, selain China, yang memiliki wakil pada semua nomor.
Kepastian lolosnya Apriyani/Fadia disampaikan Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) yang mengundang ganda putri yang masuk peringkat melalui PP PBSI pada Senin (28/11/2022). Selasa ini, PBSI mengumumkan kabar tersebut setelah memastikan Apriyani/Fadia akan tampil pada Final BWF.
Tahun ini, turnamen yang diikuti delapan wakil terbaik dari setiap nomor tersebut akan berlangsung di Bangkok, Thailand, 7-11 Desember. Semula, ajang dengan hadiah total 1,5 juta dollar AS (Rp 23,6 miliar) itu akan digelar di Guangzhou, China, 14-18 Desember, tetapi dialihkan karena situasi akibat pandemi Covid-19 yang kembali memburuk di China.
Apriyani/Fadia lolos ke Bangkok setelah salah satu ganda putri, yaitu Nami Matsuyama/Chiharu Shida (Jepang), mengundurkan diri karena cedera. Ganda putri nomor satu Indonesia itu pun menjadi wakil kedelapan yang lolos ke Final BWF, naik dari posisi kesembilan. Daftar ranking tersebut disusun berdasarkan maksimal 14 hasil terbaik dari turnamen BWF World Tour (Super 300, 500, 750, dan 1000) sepanjang tahun ini. Adapun daftar ranking dunia dibuat dari sepuluh hasil terbaik selama 52 pekan ke belakang.
Lolosnya Apriyani/Fadia membuat Indonesia untuk pertama kalinya akan memiliki wakil pada semua nomor ajang ini. Dua hari sebelumnya, Gregoria Mariska Tunjung, yang menjadi cadangan pertama untuk tunggal putri, juga naik ke posisi kedelapan setelah Pusarla V Sindhu (India) batal tampil karena cedera.
Gregoria sebenarnya berada di ranking ke-13, tetapi dia berhak bersaing di Bangkok karena adanya peraturan bahwa setiap negara hanya berhak diwakili maksimal dua wakil pada setiap nomor. Dengan aturan tersebut, China dan Thailand yang masing-masing memiliki tiga dan empat pemain dengan peringkat di atas Gregoria tidak bisa menambah dua wakil mereka.
Meski undangan dari BWF baru diterima pada Senin sore, Apriyani/Fadia tidak begitu kesulitan menjalani persiapan. Setelah terakhir kali tampil pada Perancis Terbuka, 25-30 Oktober, mereka tetap berlatih.
Sejak terakhir main di tur Eropa, saya memang belum libur dan tetap latihan. Sudah sempat evaluasi juga untuk persiapan tahun depan, tetapi karena ada kesempatan main di Final BWF, jadi fokus kami alihkan ke yang paling dekat dulu.
”Sejak terakhir main di tur Eropa, saya memang belum libur dan tetap latihan. Sudah sempat evaluasi juga untuk persiapan tahun depan, tetapi karena ada kesempatan main di Final BWF, jadi fokus kami alihkan ke yang paling dekat dulu,” ujar Fadia.
Pada Senin pagi hingga siang, mereka menjalani latihan keras berupa drilling dalam posisi bertahan di tiga lapangan secara bergantian. Satu per satu, Fadia dan Apriyani berhadapan dengan pelatih ganda putri pelatnas utama Eng Hian, asisten pelatih ganda putri pelatnas pratama Namrih Suroto, dan melawan tiga rekan latihan mereka.
”Kami bersyukur bisa main di Final BWF. Ini pertama kali kami akan main berdua walaupun saya sudah pernah beberapa kali bersama Kak Greys (Greysia Polii),” kata Apriyani setelah latihan pada Selasa.
Sementara Fadia tak menduga pada akhirnya bisa mendapat tiket ke Final BWF untuk pertama kalinya. ”Poin kami tidak cukup, tetapi ternyata ada jalannya. Jadi, kami tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini,” ucap Fadia yang berpasangan dengan Apriyani sejak pertengahan 2022.
Gregoria pun tak mempermasalahkan sempitnya waktu persiapan untuk tampil di Bangkok. ”Setelah main di Eropa, saya hanya punya jeda satu minggu untuk ke Australia. Pulang dari Australia, saya langsung menjalani conditioning untuk latihan lagi menuju Bangkok. Jadi, sebetulnya tidak ada masalah. Tinggal menjaga kondisi dan memperbaiki hal-hal detail, seperti kesalahan kecil yang membuat saya kehilangan poin,” tuturnya.
Setelah terpuruk pada hampir setengah musim ini, Gregoria perlahan bangkit sejak mencapai semifinal Malaysia Masters Super 500 pada Juli. Pada turnamen terakhirnya, yaitu Australia Terbuka Super 300, dia menembus final untuk pertama kalinya dalam BWF World Tour sebelum dikalahkan An Se-young (Korea Selatan).
Lolosnya Gregoria dan Apriyani/Fadia membuat Indonesia memiliki tujuh wakil untuk berebut gelar juara di Bangkok. Lima wakil lainnya adalah Jonatan Christie, Anthony Sinisuka Ginting (tunggal putra), Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (ganda putra), dan Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari (ganda campuran).
Selain Indonesia, hanya China yang memiliki wakil pada lima nomor. Mereka akan memiliki delapan wakil, di antaranya juara Final BWF 2019 Chen Qing Chen/Jia Yi Fan (ganda putri) dan Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong (ganda campuran).
Akan tetapi, formasi semua pemain yang sudah lolos bisa berubah karena masih ada sisa waktu untuk mengundurkan diri hingga Selasa malam. Ganda campuran Thailand, Supak Jomkoh/Supissara Paewsampran, dikabarkan lolos untuk menggantikan salah satu ganda campuran yang mundur. Akan tetapi, BWF belum mengumumkan pergantian tersebut.
Sementara undian untuk babak penyisihan, yang akan berlangsung dengan format round robin dalam dua grup, akan dilakukan pada 5 Desember. Pada saat yang sama akan diumumkan pula penerima penghargaan atlet terbaik dari BWF pada berbagai kategori. Fajar/Rian menjadi salah satu nomine atlet paling berkembang, sedangkan Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati menjadi nomine atlet paling menjanjikan.