Jamal Musiala, Remaja ”Penjala” Gol Masa Depan Tim Jerman
Meski penampilannya di Piala Dunia Qatar kurang menjanjikan sejauh ini, Jerman setidaknya masih memiliki harapan, yaitu pada diri Jamal Musiala. Ia adalah calon megabintang sekaligus masa depan tim Jerman.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·4 menit baca
Gelandang serang Jerman, Jamal Musiala (19), berperan vital ketika timnya meraih poin berharga atas Spanyol pada laga putaran kedua penyisihan Grup E Piala Dunia 2022 di Stadion Al-Bayt, Doha, Qatar, Senin (28/11/2022) dini hari WIB. Dalam kebuntuan serangan timnya dan tertinggal 0-1, Musiala membuat asis lewat kontrol dan teknik menawan yang dimanfaatkan striker cadangan, Niclas Fuellkrug, menjadi gol.
Musiala lantas mencetak sejarah. Menurut Opta, mengacu rekaman data sejak 1966, ia adalah pemain Jerman termuda yang membuat asis di Piala Dunia. Berkat asisnya itu, Jerman menahan Spanyol, 1-1, dan punya asa lolos ke fase gugur.
Di luar penampilan Jerman yang mengecewakan, Musiala setidaknya memberikan harapan. Ia tampil menonjol di lini tengah Jerman yang minim ketajaman. Pemain Bayern Muenchen itu membuat tiga operan kunci, terbanyak dari seluruh pemain di laga itu.
Ia juga tangguh dan lincah, memenangi tujuh perebutan bola dan empat dribel sukses, termasuk atas Gavi dan Pedri, dua bintang masa depan Spanyol. FIFA mencatat, Musiala juga membuat 76 sprint, terbanyak dari seluruh pemain.
Akselerasinya yang kencang ”menarik” permainan Jerman kembali menjadi agresif untuk keluar dari tekanan ”La Furia Roja” atau ”Si Merah yang Murka”, julukan Spanyol. Tak pelak, sejumlah media Inggris melabeli Musiala sebagai ”Lionel Messi dari Jerman”.
Lothar Matthaus, kapten tim Jerman saat menjuarai Piala Dunia Italia 1990, berpendapat, Musiala adalah pemain masa depan Jerman. ”Dia bisa menjadi Messi baru di masa depan. Dia luar biasa,” ujarnya.
Sebagai libero, Matthaus sangat menyukai gaya permainan dan kepribadian Musiala. Talenta Musiala terlihat dari kepintaran dan visi permainannya. Ia bisa bermain di banyak posisi, mulai trequartista hingga penyerang sayap kiri dan kanan.
Musiala berkembang selama Piala Dunia (Qatar) dan bisa membuat penampilan Jerman mengejutkan.
Teknik mengolah bola dan operannya pun di atas rata-rata. Pada laga kontra Spanyol, akurasi operan Musiala adalah 84 persen, yang tertinggi di antara pemain lainnya. Bahkan, operan atau umpan silangnya sempurna, yaitu 100 persen mengarah ke sasaran. Sayangnya, Jerman tak lagi punya predator garang, seperti Miroslav Klose, yang bisa mengoptimalkan operan akurat Musiala.
”Saya telah menjadi penggemar beratnya sejak dua tahun terakhir dan selalu ingat (umpan) terobosannya,” ujar Matthaus tentang Musiala yang telah mengukir sejumlah rekor dalam usia sangat belia. Rekor itu antara lain sebagai pencetak gol termuda Bayern, pembuat gol termuda kedua tim Jerman, dan pemain termuda Jerman di Piala Eropa 2020.
Dengan talenta menakjubkannya itu, Musiala diyakini akan menghadirkan dampak besar terhadap Jerman, tim empat kali juara dunia, di masa depan. ”Musiala adalah salah satu pemain muda paling berbakat,” kata Mauricio Pochettino, mantan manajer Tottenham Hotspur, sependapat dengan Matthaus.
Menurut Pochettino, yang sering mengorbitkan pemain muda, Musiala adalah salah satu ”permata baru” di Piala Dunia 2022. Selain dia, ada Gavi (Pablo Martin Paez Gavira) dan Pedri (Pedro Gonzalez Lopez) di Spanyol, lalu Jude Bellingham dan Bukayo Saka di tim Inggris. ”Musiala berkembang selama Piala Dunia (Qatar) dan bisa membuat penampilan Jerman mengejutkan,” ujarnya.
Juergen Klinsmann, legenda Jerman lainnya, menilai negaranya beruntung memiliki Musiala. Pemain berdarah campuran, yaitu Jerman-Nigeria-Inggris, itu merupakan alumnus Akademi Chelsea. Ia bahkan sempat membela tim U-21 Inggris karena menyukai sistem pembinaan di sana. Federasi Sepak Bola Jerman (DFB) pun sempat putus asa mengejarnya.
Namun, ia lantas berubah pikiran. Pada Februari 2021, ia mengumumkan akan membela Jerman, negara tempat kelahirannya, untuk laga-laga internasional berikutnya. Ia lantas diikat kontrak panjang, hingga 2026, oleh Bayern Muenchen. ”Ia masih bisa terus berkembang,” ujar Klinsmann.
Menurut jurnalis Jerman, Archie Rhind-Tutt, Musiala adalah harta berharga Jerman, khususnya Bayern. Maka, ia tidak akan dijual meskipun klub itu diiming-imingi uang fantastis, 400 juta euro. ”Piala Dunia adalah kesempatan nyata bagi Musiala untuk memperlihatkan kemampuannya, apakah dapat membawa tim maju saat situasi terkini tidak benar-benar berhasil. Itu bisa memperkuat reputasinya,” ujarnya.
Begitu banyak pujian mengalir ke Musiala. Namun, sepak bola adalah permainan tim. Maka, secara kolektif, tim ”Panser” juga harus meningkatkan kemampuannya. (BBC)