Semaraknya "Nobar" Laga Inggris Lawan Iran di Jakarta
Sorak-sorai penonton laga perdana Grup B antara Inggris dan Iran terdengar hampir di sepanjang pertandingan. Euforia ini menunjukkan demam Piala Dunia telah terlihat.
Oleh
YOSEPHA DEBRINA RATIH PUSPARISA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Warga Jakarta mulai larut dalam euforia Piala Dunia Qatar 2022 seiring digelarnya laga Inggris versus Iran, Senin 21/11/2022) malam. Tim "Tiga Singa", yang tampil garang pada laga itu, menyatukan beberapa kelompok pendukung klub sepak bola di Jakarta.
Euforia itu antara lain terlihat di area "nonton bareng (nobar)" di Zona A, Gading Festival Sedayu City Kelapa Gading, Jakarta. Berbagai kalangan hadir untuk menonton performa tim Tiga Singa, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Sebagian dari mereka mengenakan jersei serta membawa bendera Inggris sebagai bentuk kecintaannya pada tim nasional tersebut.
Inggris, yang menang telak, 6-2, atas Iran, membuat para suporter sepak bola terus berteriak kegirangan. Sejak gol pertama oleh Jude Bellingham (19) pada menit 35, teriakan, yel-yel serta tepuk tangan menghiasi jalannya pertandingan yang disaksikan bersama di Gading Festival Sedayu City, Minggu (21/11/2022).
Para suporter mengaku puas terhadap penampilan para pemain Inggris. “Wah, gila! Hujan gol,” ujar Wannady Pangestu (28), pengurus pusat komunitas Manchester City Supporters Club Indonesia (MCSCI).
Meskipun telah diprediksi Inggris akan memenangkan laga itu, tapi jumlah gol yang tercipta melebihi ekspektasi para penggemar. Awalnya, Wannady memperkirakan Inggris akan menang 3-0 atas Iran.
Menurut Wannady, pemain-pemain muda Inggris seperti Jude Bellingham dan Bukayo Saka (21), berkontribusi terhadap kemenangan tim itu di laga pertama Grup B. Gol-gol yang diciptakan disumbang sejumlah pemain sayap, seperti Saka.
Dari permainan ini, Wannady mengapresiasi performa Saka yang dua kali membobol gawang lawan Ia juga memuji kapten Inggris, Harry Kane, yang bermain sebagai penyerang.“Walau dia striker, tak mencetak gol, tapi dia banyak memberi peluang. Dia banyak bantu hari ini, keren!,” kata Wannady bersemangat.
Hal senada turut diutarakan penggemar sepak bola lain. Perwakilan United Indonesia Jakarta, Candra Hasbiawan (28), puas menonton pertandingan kali ini. Penyebabnya, Inggris terus menyerang saat berhadapan dengan Iran. Perbedaan kelas dan tingkat kemampuan kedua tim nasional itu mengantarkan Inggris mencapai kemenangan.
Penonton lain, Rido Eko Baskoro (28) dari MCSCI, bahkan meyakini Inggris bisa juara dengan cara bermain seperti itu.
Selain kemampuan para pemain Tiga Singa yang mumpuni, Piala Dunia dapat menyatukan pendukung Machester United F.C dan Manchester City F.C. “Karena acara ini, kita jadi enggak berantem,” ujar Rido sambil tertawa.
Meski mayoritas para penonton di sana adalah laki-laki, tampak pula beberapa perempuan. Mereka ikut menyemarakkan nobar Inggris dan Iran. Eti Sunarti (30), penonton perempuan yang takjub akan kepiawaian Saka, girang akan kemenangan Inggris. Ia masih berencana untuk menonton laga-laga berikutnya.
Antusiasme para penonton terlihat, apalagi memang mayoritas berasal dari komunitas-komunitas pendukung tim Tiga Singa.
Setidaknya, ada tiga komunitas yang menyaksikan laga perdana penyisihan Grup B ini. Mereka adalah United Indonesia Jakarta, Chelsea Indonesia Supporters Club, dan MCSCI. Sekitar 70 orang penonton berasal dari komunitas, belum termasuk dengan para pengunjung di luar kelompok itu.
Beberapa pedagang dan petugas keamanan turut menyaksikan nobar Inggris lawan Iran. Sembari menanti konsumen, mereka tampak serius mengikuti jalannya pertandingan.
Kemenangan Inggris atas Iran di Stadion Internasional Khalifa, Doha, Qatar tak lepas dari campur tangan para pemain muda, Bellingham dan Saka. Kedua nama yang kerap disebut para suporter bola itu menyumbang tiga gol sekaligus membuktikan kemampuan dalam permainan perdananya di Piala Dunia.
Melebihi harapan
Acara nobar itu diselenggarakan manajemen Gading Festival Sedayu City yang bekerja sama dengan Supersoccer. Sebagai turnamen terbesar empat tahunan, potensi Piala Dunia untuk menjaring penonton pun besar. Maka, acara nobar itu dikemas sedemikian rupa, bahkan menyertakan gim untuk menarik partisipasi penonton. Acara itu bahkan dibuka dengan permainan perkusi.
“Acara dibuka dengan perkusi karena sepak bola identik dengan sesuatu yang ramai,” kata Kepala Departemen Komunikasi Pemasaran Sedayu City Patricia Veronica.
Ia senang acara itu cukup ramai, pengunjung banyak yang datang. Ramainya pengunjung melampaui ekspektasinya. Ia sempat khawatir nobar itu sepi penonton karena pertandingan berlangsung pada hari Senin, bukan akhir pekan.
Ia memperkirakan, sekitar 200 orang turut berpartisipasi untuk meramaikan nobar Inggris lawan Iran. Jumlah tersebut hampir memenuhi setengah dari kapasitas zona A, tempat nobar berlangsung yang mampu menampung hingga 500 pengunjung. Antusiasme para penonton terlihat, apalagi memang mayoritas berasal dari komunitas-komunitas pendukung tim Tiga Singa.