Denmark gagal memetik kemenangan di laga perdana karena hanya mampu bermain imbang melawan Tunisia. Dukungan puluhan ribu suporter membuat Tunisia serasa bermain di rumah sendiri.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
Dukungan dari ribuan pendukung Tunisia membuat Tunisia seperti bermain di kandang. Tunisia sukses menjinakkan ledakan Denmark dengan hasil imbang 0-0.
Kreativitas gelandang Denmark Christian Eriksen belum mampu mengatasi pertahanan Tunisia.
Hasil imbang kurang menguntungkan Denmark yang nanti akan berhadapan dengan Perancis dan Australia.
AL RAYYAN, SELASA — Denmark gagal mengguncang pada laga pertama Grup D Piala Dunia Qatar 2022 setelah hanya mampu bermain imbang 0-0 menghadapi Tunisia di Stadion Education City, Al Rayyan, Qatar, Selasa (22/11/2022). ”Tim Dinamit” gigi jari karena Tunisia yang tampil di hadapan puluhan ribu pendukung fanatiknya tahu cara menunda ledakan Denmark.
Datang dengan catatan impresif ke Piala Dunia, Denmark pada laga pembuka sedikit mengecewakan. Dukungan dari belasan ribu suporter membuat Tunisia serasa bermain di rumah sendiri. Teriakan dan dukungan yang terdengar sepanjang pertandingan mampu meredam ledakan Denmark.
Hasil ini menjadi antiklimaks bagi Denmark yang digadang-gadang mampu mengatasi Tunisia. Semifinalis Piala Eropa 2020 itu bermain dengan kekuatan penuh dengan kehadiran gelandang Manchester United, Christian Eriksen, di lini tengah. Namun, kreativitas Eriksen belum cukup mampu untuk membongkar rapatnya pertahanan Tunisia.
Denmark lebih diunggulkan karena tampil impresif di babak kualifikasi Piala Dunia. Tim Dinamit mencatatkan penampilan yang nyaris sempurna dengan memenangi sembilan dari 10 laga kualifikasi. Kekalahan satu-satunya mereka terjadi ketika menghadapi Skotlandia. Pertahanan Denmark pun tergolong tangguh karena mampu mencatatkan delapan laga tanpa kebobolan.
Selain itu, menurut catatan Opta yang diterima Kompas, Denmark belum pernah kalah melawan negara-negara Afrika selama enam kali mengikuti Piala Dunia. Hal itu berbanding terbalik dengan Tunisia yang selalu gagal mengalahkan negara-negara Eropa.
Oleh sebab itulah, hasil imbang dinilai kurang menguntungkan Denmark yang di laga selanjutnya sudah dinanti Perancis dan Australia. Mereka seharusnya bisa mencuri kemenangan di laga pertama agar menaikkan moral dan kepercayaan diri pemain jelang melawan juara bertahan Piala Dunia, Perancis, 26 November.
Mendominasi laga
Denmark lebih banyak mengeksploitasi sisi kiri pertahanan Tunisia. Serangan Eriksen dan rekan-rekannya kerap dimulai dari area tersebut dengan mengandalkan Rasmus Kristensen untuk menusuk dengan kecepatannya.
Tim Dinamit mendominasi laga dengan 61 persen penguasaan bola. Mereka juga mencatatkanexpected goal sebesar 1,65. Artinya, Denmark seharusnya bisa mencetak satu atau dua gol di laga ini.
Secara keseluruhan, Tim Dinamit mendominasi laga dengan 61 persen penguasaan bola. Mereka juga mencatatkan expected goal sebesar 1,65. Artinya, Denmark seharusnya bisa mencetak satu atau dua gol di laga ini.
Denmark tampil dengan identitas lama sebagai tim yang selalu mengupayakan penguasaan bola. Sejumlah peluang emas juga mampu diciptakan pemain Denmark. Namun, kegemilangan kiper Tunisia, Aymen Dahmen, mampu mementahkan lima tembakan tepat sasaran Denmark.
Tunisia juga tahu cara meredam Denmark dengan menutup akses Eriksen agar tidak leluasa mengirimkan umpan berbahaya. Eriksen melepaskan lima operan yang berbuah peluang bagi Denmark.
Namun, ketiadaan sosok penyerang tajam di lini depan menjadikan peluang itu terbuang sia-sia. Kasper Dolberg yang didapuk menjadi ujung tombak bersama Andreas Skov Olsen dalam formasi 3-5-2 gagal tampil klinis di depan gawang lawan.
Di sisi lain, Tunisia tampil militan dan disiplin sepanjang laga. Setiap tekel dan sapuan bola yang berhasil dirayakan layaknya seperti mencetak gol. Apalagi, Pelatih Tunisia Jalel Kadri menargetkan Tunisia bisa mencetak sejarah dengan lolos ke fase gugur untuk pertama kalinya di Piala Dunia. Piala Dunia Qatar adalah yang keenam bagi Tunisia. Kadri bahkan bersedia mundur apabila gagal mengantarkan Tunisia lolos fase gugur.
Gelandang Aissa Laidouni menjadi salah satu pemain Tunisia yang tampil tanpa kompromi saat menahan gempuran dari pemain Denmark. Dalam satu kesempatan, Laidouni sukses menggagalkan upaya serangan Denmark dan ia segera meminta para pendukung untuk terus berteriak menyemangati para pemain Tunisia.
”Fans di Qatar luar biasa dan penting untuk menunjukkan kepada mereka bahwa kami bertekad dan kami ingin memberikan segalanya,” kata Laidouni mengenai penampilan heroiknya di laga ini.
Pelatih Denmark Kasper Hjulmand mengatakan, para pemainnya merasa gugup dan tampil lambat di babak pertama. Tekanan dan militansi pemain Tunisia membuat para pemain Denmark tidak pernah nyaman ketika menguasai bola.
”Tidak diragukan lagi, kami bermain di bawah standar,” kata Hjulmand. (REUTERS)