Denmark dan Tunisia berbagi hasil seri 0-0 di laga penyisihan Grup D Piala Dunia Qatar 2022 sehingga masih berpeluang lolos ke fase gugur meski selanjutnya harus menghadapi Perancis dan Australia.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·3 menit baca
Denmark menuai hasil kurang memuaskan setelah ditahan imbang oleh Tunisia, 0-0, pada laga perdana penyisihan Grup D.
Hasil imbang di laga perdana penyisihan grup menjadi yang pertama kali dialami Denmark.
Berdasarkan prestasi di turnamen mayor, Denmark dan Tunisia dalam posisi seimbang.
JAKARTA, KOMPAS – Denmark gagal memanfaatkan status lebih diunggulkan setelah bermain imbang tanpa gol atau 0-0 dengan Tunisia di laga pembuka Grup D Piala Dunia Qatar di Stadion Education City, Doha, Selasa (22/11/2022) pukul 20.00 WIB.
Hasil itu menempatkan Tunisia teratas di klasemen sementara Grup D karena faktor disiplin. Tunisia yang berjuluk "Elang Kartago" dalam laga cuma terkena satu kartu kuning. Denmark yang dijuluki Dinamit terkena dua kartu kuning sehingga sementara di urutan kedua klasemen. Perubahan posisi di klasemen menunggu hasil laga Grup D lainnya yakni antara juara bertahan Perancis (kampiun Rusia 2018) dan Australia yang akan berlangsung di Stadion Al Janoub, Rabu (23/11/2022) pukul 02.00 WIB.
Dalam laga, Tunisia mendapat peluang emas di babak pertama. Tembakan keras Mohamed Drager hampir masuk. Selain itu, kiper Kasper Schmeichel berhasil menepis tendangan Issam Jebali. Di sisi Denmark, peluang emas terjadi saat Andreas Christensen dan Andreas Cornelius mencoba menjebol gawang Tunisia. Selain itu, tembakan silang Jesper Lindstrom di babak kedua juga tidak berbuah gol.
Para pemain Tunisia sempat tegang seolah menahan nafas ketika wasit Cesar Arturo Ramos Palazuelos berlari ke layar VAR untuk pemeriksaan penalti yang diajukan oleh Denmark. Tunisia sudah besiap dengan ekspektasi terburuk karena Montassar Talbi mungkin telah menyentuh bola di kotak penalti. Namun, penalti tidak diberikan oleh wasit karena bola yang hendak dihentikan Talbi menyentuh dada terlebih dahulu sehingga tidak dianggap handsball.
Bagi Denmark hasil imbang itu menjadi sedikit penurunan dalam catatan menghadapi Tunisia. Pertemuan sebelumnya terjadi di laga persahabatan, 26 Mei 2002, dengan hasil kemenangan 2-1 untuk Denmark. Sementara ini, Denmark sekali menang dan sekali imbang kontra Tunisia.
Bukan hasil terbaik tetapi adil.
“Bukan hasil terbaik tetapi adil,” ujar gelandang Christian Eriksen seusai laga. Kembali ke Piala Dunia menjadi pengalaman penting bagi pemain Manchester United ini. Publik pernah dikejutkan karena peristiwa henti jantung yang dideritanya di Piala Eropa 2020. Sembilan bulan Eriksen menepi dan secara bertahap kembali mendapat kepercayaan di tim nasional.
Di sisi Tunisia, hasil imbang dengan Denmark belum menjamin kemajuan prestasi di Piala Dunia. Tunisia belum pernah berhasil melewati fase penyisihan di lima edisi sebelumnya (Argentina 1978, Perancis 1998, Korea Jepang 2002, Jerman 2006, dan Rusia 2018). Di laga perdana penyisihan dengan hasil imbang pernah dialami Tunisia ketika bermain 2-2 dengan Arab Saudi di Jerman 2006. Pada 1978 Tunisia menang 3-1 atas Meksiko. Di edisi 1998, 2002, dan 2018, Tunisia kalah.
Bagaimana dengan Denmark? Hasil imbang di laga perdana penyisihan grup menjadi yang pertama kali dialaminya. Di lima edisi piala dunia yang diikuti, Denmark memetik empat kemenangan dan satu kekalahan di laga pembuka penyisihan. Kekalahan terjadi di Afrika Selatan 2010 saat dihancurkan Belanda dengan dua gol tanpa balas. Capaian terbaik Denmark terjadi di Perancis 1998 yakni kalah 2-3 dari Brasil di perempat final.
Dilihat dari prestasi mayor, kedua tim seimbang. Denmark adalah juara Piala Eropa Swedia 1992. Tunisia kampiun Piala Afrika 2004 di tanah sendiri. Denmark juga juara Piala Konfederasi FIFA 1995 di Arab Saudi setelah mengalahkan Argentina, kampiun Copa America 1993. Saat berjaya di Eropa, Denmark mengalahkan Jerman dengan dua gol tanpa balas. Di konfederasi, Denmark juga berjaya dengan dua gol tanpa balas atas Argentina.
Namun, lain dahulu, lain sekarang. Sejarah indah di era Laudrup bersaudara (Brian dan Michael) itu belum lagi bisa diulang oleh Denmark sampai tiga dasawarsa kemudian. Tunisia juga mengalami hal serupa. Mereka belum lagi mencapai kebanggaan hampir dua dekade berikutnya. (AP/AFP)