"Sang Naga" Wales Ada di Bawah Kendali Tim "Paman Sam" AS
Amerika Serikat diprediksi bisa mudah meraih tiga poin atas Wales dalam laga pertama Grup B Piala Dunia 2022. Tim AS unggul statistik dan materi pemain atas lawannya asal Inggris Raya tersebut.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·6 menit baca
AL RAYYAN, MINGGU – Amerika Serikat kemungkinan bisa memulai langkah dengan positif saat menghadapi Wales dalam laga pertama Grup B Piala Dunia Qatar 2022 di Stadion Ahmad bin Ali, Al Rayyan, Selasa (22/11/2022) dini hari WIB. Di atas kertas dan secara materi pemain, tim berjuluk "Paman Sam" itu unggul segala-galanya atas "Sang Naga" Wales. Sehingga, meraih tiga poin bukan perkara yang menyulitkan.
”Kami sangat bersemangat, berkonsentrasi penuh untuk pertandingan ini (melawan Wales). Ini pertandingan penting, jadi kami harus mengerahkan semua yang kami punya di lapangan,” ucap bek sayap AS, Sergino Dest, dikutip laman resmi MLS, Minggu (20/11/2022).
Setelah gagal lolos ke Piala Dunia Rusia empat tahun lalu, AS akhirnya kembali ke pesta sepak bola terakbar itu tahun ini. Banyak yang percaya AS bisa berbicara banyak di ajang edisi ke-22 tersebut, setidaknya melampaui capaian sebelumnya, yaitu lolos ke babak 16 besar seperti di Piala Dunia Brasil 2014, Afrika Selatan 2010, AS 1994, dan Italia 1934.
Ekspektasi itu tidak berlebihan kalau melihat komposisi pemain AS. Dengan lebih banyak pemain yang bermain di Eropa, tak sedikit yang menilai skuad saat ini adalah generasi emas "The Yanks", julukan tim AS. Sejumlah pemainnya pun memperkuat klub-klub besar "Benua Biru", seperti Dest di AC Milan (Italia), Weston McKennie di Juventus (Italia), penyerang Christian Pulisic di Chelsea (Inggris), dan kiper Matt Turner di Arsenal (Inggris).
”Ini adalah tim yang sangat muda yang disiapkan untuk Piala Dunia empat tahun mendatang (saat mereka menjadi tuan rumah bersama Kanada dan Meksiko). Tetapi, saya pikir, mereka akan lolos dari penyisihan grup karena mereka memiliki energi yang sangat besar,” ujar Jamie Carragher, legenda Liverpool dan Inggris, yang mengamati peta persaingan Grup B seperti dilansir Sky Sports.
Keberadaan Pelatih Gregg Berhalter juga bisa menjadi modal AS melangkah jauh di Piala Dunia kali ini. Berhalter adalah veteran yang ikut mengantarkan AS menembus perempat final Piala Dunia Korea Selatan-Jepang 2002 sebelum takluk 0-1 dari Jerman yang menjadi finalis ajang tersebut. Perempat final di 2002 merupakan prestasi terbaik "The Stars and Stripes", julukan lain tim AS, setelah semifinal Piala Dunia Uruguay 1930 atau Piala Dunia edisi perdana.
Berstatus calon orang AS pertama yang pernah merasakan atmosfer Piala Dunia sebagai pemain dan pelatih, Berhalter lebih paham apa yang perlu dilakukan untuk membawa AS mengukir sejarah manis di Piala Dunia ini. Paling tidak, dia membuktikan mampu menghasilkan prestasi dengan membawa negaranya juara Piala Emas 2021 dan Liga Nasional CONCACAF 2019-20.
Pada hari terbaik, kami bisa mengalahkan siapa pun di dunia, siapa pun.
Adapun Wales, negara di barat daya Inggris Raya, memiliki sejarah yang jauh lebih inferior. Piala Dunia Qatar adalah ajang kedua mereka setelah Piala Dunia Swedia 1958. Sepak bola Wales baru bangkit saat mampu menembus Piala Eropa dua edisi terakhir, yakni pada Perancis 2016 dan pada 2020.
Sisa generasi emas
Secara komposisi pemain, Wales hanya lebih baik dari Iran di Grup B. Selain masih mengandalkan sisa generasi emas yang menembus semifinal Piala Eropa 2016, seperti penyerang Gareth Bale, gelandang Aaron Ramsey, dan gelandang Joe Allen, belum terlihat ada wajah baru yang akan meneruskan tongkat estafet kebangkitan Wales.
Bek Ethan Ampadu (22) misalnya, sempat digadang-gadang bakal menjadi bintang baru Wales saat direkrut raksasa Inggris, Chelsea, pada 2017. Namun, kini, dia lebih banyak dipinjamkan dan terakhir bermain di klub papan bawah Italia, Spezia. Faktor itu yang bisa menghambat laju Wales di Piala Dunia ini, apalagi Bale, Ramsey, dan Allen, sudah berada di pengujung kariernya.
Oleh karena itu, tak berlebihan kalau AS lebih diunggulkan atas Wales. Data Opta yang diterima Kompas, Piala Dunia Qatar akan menjadi ajang pertemuan perdana AS dan Wales di Piala Dunia. Dari dua pertemuan sebelumnya, AS tak terkalahkan dari Wales, yakni menang 2-0 dalam laga uji coba pada 27 Mei 2003 dan imbang 0-0 dalam uji coba pada 12 November 2020.
Kendati demikian, mantan pemain timnas Wales, Robert Earnshaw, dikutip Football.London, yakin semangat besar Bale dan kawan-kawan bisa menembus segala keterbatasan yang ada. Piala Dunia Qatar kemungkinan menjadi panggung "tarian terakhir" Bale di Piala Dunia, mengingat kini ia telah berusia 33 tahun.
”Dia (Bale) tidak dalam kondisi kesehatan terbaik. Tetapi, dia sedang menatap Piala Dunia dan saya pikir dia akan berjuang untuk siap pergi dan berlaga di sana. Anda bisa melihat kemampuan Bale di MLS. Dengan kaki kirinya, dia masih bisa melakukan keajaiban tertinggi di atas lapangan,” kata Earnshwa.
Walau sempat mengeluh belum terlalu bugar 100 persen sebelum final Piala MLS, Sabtu (5/11), belakangan Bale menyatakan siap sepenuh berlaga di Piala Dunia. ”Saya sepenuhnya bugar, siap untuk bermain. Jika saya perlu bermain tiga kali 90-an menit, saya akan bermain tiga kali 90-an menit tersebut,” ungkap Bale yang belum bermain penuh di level klub dan timnas sejak akhir September, seperti dilansir The Guardian, Senin (14/11).
Kekuatan dan kelemahan
Menurut The Athletics, Selasa (15/11), dengan mengandalkan formasi 4-3-3, AS adalah tim yang bermain dengan transisi tempo tinggi. Kekuatan utamanya ada di lini tengah maupun sayap, dengan sejumlah pemain atletis yang berfisik kuat dan cepat, seperti trio gelandang McKennie, Yunus Musah, dan Brenden Aaronson; serta trio penyerang, Pulisic, Timothy Weah, dan Giovanni Reyna. Mereka mampu menekan balik lawan dengan cepat sejak dari wilayah permainan lawan.
Tentunya, AS bukan tim sempurna. Mereka belum menemukan cara untuk menjaga konsistensi. Salah satu kelemahan utamanya, yakni kekurangan ide atau kreativitas saat menghadapi tim yang bermain dengan garis pertahanan rendah dan lini tengah yang terorganisir dengan disiplin. Hal itu terlihat ketika mereka takluk 0-2 dari Jepang dalam laga uji coba di Jerman, 23 September, dan imbang 0-0 dengan Arab Saudi dalam uji coba di Spanyol, 28 September.
Kalau tak mampu dibenahi, masalah itu akan menjadi kerikil tajam yang mengandaskan mimpi AS di Piala Dunia ini. Lagi pula, dua pesaing mereka di Grup B memiliki kecenderungan bermain seperti Jepang ataupun Arab Saudi, yakni Wales dan Iran. Sementara Inggris berada di level lain yang lebih tinggi.
Maka itu, Berhalter berharap timnya bisa menunjukkan kemampuan terbaiknya di Piala Dunia ini. Pelatih berusia 49 tahun itu percaya betul bahwa timnya mampu mengalahkan semua tim kalau bermain dalam kondisi terbaik. ”Pada hari terbaik, kami bisa mengalahkan siapa pun di dunia, siapa pun,” ungkapnya dikutip ESPN, Minggu.
Sebaliknya, Bale menyampaikan, mereka ingin memberikan warisan kebanggaan untuk generasi muda Wales. ”Saya tumbuh dengan menonton Piala Dunia tanpa memiliki tim yang benar-benar saya dukung (Wales). Kami menonton tim-tim besar bermain di turnamen luar biasa tersebut. Tetapi, sekarang, anak-anak Wales bisa menonton negara mereka di Piala Dunia. Itu pasti akan menginspirasi generasi muda untuk benar-benar mencintai dan menggeluti sepak bola. Saya pikir itu bakal menguntungkan Wales di masa depan,” ujar.