Arsenal dan Napoli Tak Bercela
Arsenal dan Napoli berpeluang mengakhiri kemarau panjang meraih gelar liga. Mereka tampil tanpa noda di paruh pertama musim ini sehingga menutup 2022 dengan menguasai puncak klasemen.
WOLVERHAMPTON, MINGGU — Arsenal tidak sekadar mengukuhkan diri sebagai penguasa Liga Inggris di akhir tahun ini, tetapi ”Si Meriam” telah menghadirkan standar baru dalam persaingan di kompetisi terbaik di dunia itu. Hal serupa juga diciptakan Napoli di Liga Italia berkat rekor tak terkalahkan setelah menjalani 15 pertandingan di musim 2022-2023.
Pada laga terakhir sebelum jeda Piala Dunia 2022 menghadapi Wolverhampton Wanderers di Stadion Molineux, Minggu (13/11/2022) dini hari WIB, Arsenal membawa pulang kemenangan 2-0 berkat borongan gol dari gelandang serang sekaligus kapten Martin Odegaard. Hasil itu membuat Arsenal telah mengoleksi 37 poin dari 14 laga.
Baca juga: Momentum Arsenal Menjaga Singgasana Jelang Piala Dunia
Skuad Si Meriam memperlebar jarak dari Manchester City yang menelan kekalahan pertama di kandang dari Brentford, Sabtu. Arsenal bisa bersantai sejenak dengan keunggulan lima poin sehingga sembilan pemain yang bergabung di enam tim nasional bisa fokus membela negara mereka di Qatar 2022.
Meraup 37 poin seusai menjalani 14 pertandingan adalah koleksi poin terbesar Arsenal dalam sejarah klub selama berkiprah di Liga Inggris. Mereka menyamai perolehan poin milik Manchester United dan Chelsea yang mengoleksi jumlah poin serupa di periode laga yang sama ketika menjadi juara masing-masing di musim 1993-1994 dan 2005-2006.
Manajer Arsenal Mikel Arteta mengatakan, dirinya dan semua pemain Si Meriam tengah menikmati momen yang baik serta atmosfer di internal klub yang sangat positif saat ini. Di masa jeda Piala Dunia, kata Arteta, itu akan digunakan seluruh elemen tim untuk mempersiapkan diri lebih baik menghadapi persaingan yang lebih ketat di Tahun Baru.
Ketika sebuah tim berada di momen seperti kami saat ini tentu ingin melanjutkan tren penampilan ini. Tidak mustahil bagi kami mempertahankan posisi di klasemen, tetapi sekarang saatnya menggunakan waktu jeda sebaik mungkin untuk membenahi kekurangan.
”Ketika sebuah tim berada di momen seperti kami saat ini tentu ingin melanjutkan tren penampilan ini. Tidak mustahil bagi kami mempertahankan posisi di klasemen, tetapi sekarang saatnya menggunakan waktu jeda sebaik mungkin untuk membenahi kekurangan,” ujar Arteta, yang membawa Arsenal kembali di puncak klasemen pada akhir tahun sejak Desember 2007, dilansir laman klub.
Baca juga: Panggung Pembuktian Kedisiplinan Arteta
Lebih lanjut, juru taktik asal Spanyol itu mengakui, tidak ada pihak yang membayangkan Arsenal bisa berada di puncak klasemen pada akhir 2022 ketika musim ini dimulai. Meski punya ambisi besar untuk berada di papan atas, Arteta menuturkan, timnya tidak memikirkan anggapan orang lain dan hanya fokus menampilkan permainan demi hasil positif.
Tak bercela
Arsenal musim ini adalah tim yang tidak bercela di Liga Inggris. Mereka menelan kekalahan dari Manchester United dan ditahan Southampton, tetapi ketika berada dalam kondisi terbaik tidak ada tim yang mampu mengimbangi Si Meriam.
Itu ditampilkan dengan torehan tiga kemenangan dari empat duel menghadapi tim berpredikat enam besar atau big six Liga Inggris. Arsenal bisa mengalahkan Tottenham Hotspur, Liverpool, dan Chelsea. Satu-satunya tim papan atas Inggris yang belum mereka hadapi adalah sang pesaing utama, Manchester City.
Arsenal telah membuktikan lebih baik dari City di paruh pertama musim ini melalui catatan selalu mencetak gol di 14 pertandingan liga. City yang mengukuhkan diri sebagai tim terproduktif di Inggris dengan 40 gol sempat gagal mencetak gol ketika ditumbangkan Liverpool 0-1 pada 16 Oktober lalu.
Baca juga: Ledakan Arsenal yang Semakin Lemah
Selain produktivitas yang konsisten, Arsenal juga tampil kokoh di lini pertahanan. Bersama Newcastle United, mereka adalah tim dengan jumlah kebobolan paling sedikit, yaitu 11 gol.
Itu artinya lini belakang Arsenal telah tampil jauh lebih baik dibandingkan musim lalu. Musim 2021-2022, Arsenal mencatatkan rerata 1,26 kemasukan per laga, sedangkan di musim ini hanya 0,78 per laga. Catatan itu akan menjadi bekal Arsenal mengakhiri paceklik trofi liga sejak musim 2003-2004.
”Jika Leicester (City) bisa juara Liga Inggris, kenapa Arsenal tidak bisa? Sekarang, Arsenal berada di posisi yang bisa menumbuhkan kepercayaan diri mereka. Dengan menambah pemain di Januari dan menjaga pemain utama fit di paruh kedua musim, maka segalanya bisa terjadi meski City tetap lebih difavoritkan,” ujar pengamat Liga Inggris kepada Sky Sports, Jamie Redknapp.
Manajer City Pep Guardiola pun yakin peluang timnya menjadi juara belum menipis. ”Kami memang sedikit tertinggal, tetapi di putaran kedua musim ini akan menentukan posisi kami di akhir musim,” katanya.
Dominasi Napoli
Di Italia, Napoli kian sulit dijangkau oleh para pesaing. Kemenangan atas Udinese, 3-2, Sabtu malam WIB, di Stadion Diego Armando Maradona, membawa ”I Partenopei” sebagai tim pertama yang mencapai torehan 40 poin di Liga Italia musim ini.
Setelah merampungkan 15 laga, Napoli telah mengumpulkan 41 poin. Mereka meraup 13 kemenangan dan hanya dua kali bermain imbang.
Baca juga: Karpet Merah ”Scudetto” untuk Napoli
Napoli menjadi tim kedua yang bisa mencatatkan 13 kemenangan dari 15 gim pertama dalam satu musim Liga Italia. Satu-satunya tim yang bisa melakukan itu sebelumnya adalah Juventus yang menghasilkan rekor itu pada musim 1949-1950, 2005-2006, 2013-2014, dan 2018-2019. Pada empat musim itu, Juve meraih scudetto.
Sementara itu, dua pesaing terdekat Napoli, Lazio dan AC Milan, yang sama-sama memiliki 30 poin, baru berlaga pada Senin dini hari WIB. Meski didukung oleh rekor kemenangan dan jarak poin yang lebar dari pesaing, Pelatih Napoli Luciano Spalletti tidak ingin anak asuhannya lengah setelah memasuki Tahun Baru.
”Masih ada enam pesaing (juara). Dalam perebutan gelar, hanya butuh beberapa insiden dan beberapa menit (kesalahan) yang bisa mengkreasikan masalah. Maka, kami harus tidak boleh lengah dengan hasil di paruh pertama musim ini,” ujar Spalletti dikutip La Gazzetta Dello Sport.