Pekan ke-12 menjadi keuntungan besar untuk Napoli. Dua pesaing terdekatnya tumbang yang membuat mereka semakin kokoh di puncak klasemen dan mimpi meraih ”scudetto” atau juara Serie A ketiga di musim ini terbuka lebar.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
TURIN, SENIN — Kekalahan dua tim papan atas dalam pekan ke-12 Serie A Liga Italia, yakni kekalahan 1-2 AC Milan dari Torino dan 1-3 Lazio dari Salernitana, seolah menjadi karpet merah scudetto atau juara Serie A untuk Napoli. Dua kekalahan itu membuat ”Sang Keledai Kecil”, Napoli, semakin kokoh di puncak klasemen dan mimpi mengulangi kejayaan merengkuh dua scudetto bersama legenda abadi Diego Maradona di era akhir 1980-an terbuka lebar.
Semesta seperti berpihak kepada Napoli di pekan ke-12 Serie A. Betapa tidak, seusai klub berjuluk Gli Azzurri atau ”Si Biru” itu menang telak 4-0 atas tim tamu Sassuolo, Sabtu (29/10/2022) atau sehari sebelum peringatan hari kelahiran Maradona, dua pesaing terdekat mereka di tabel klasemen justru tersungkur kalah. Secara mengejutkan, AC Milan takluk dari tuan rumah Torino dan Lazio tumbang dari tim tamu Salernitana dalam laga yang sama-sama berlangsung pada Senin (31/10/2022).
Hasil itu mengantarkan Napoli nyaman di puncak klasemen dengan 32 poin dari 12 laga. Mereka berjarak lima poin atas Atalanta di urutan kedua yang menang 2-0 atas tuan rumah Empoli, Minggu (30/10/2022). Adapun karena kekalahan itu, AC Milan melorot dari peringkat kedua menjadi ketiga dengan 26 poin dari 12 laga dan Lazio turun dari tempat ketiga menjadi keempat dengan 24 poin dari 12 laga.
Pelatih AC Milan Stefano Pioli kepadaDAZN dikutipFootball-Italia sehabis laga mengatakan, kekalahan kali ini sangat menyakitkan. Selain menjadi kekalahan kedua mereka di Serie A setelah kalah 1-2 dari Napoli pada laga kandang pekan ketujuh, tentunya hasil itu membuat langkah mereka mempertahankan gelar juara menjadi lebih berat.
”Saya tentu kecewa. Ini membuat kami harus bekerja lebih keras pada laga-laga berikutnya. Laga ini sebenarnya sangat penting untuk tetap dekat dengan pemimpin klasemen, Napoli, yang menjalani musim dengan luar biasa. Sekarang, kami mesti melupakan kekalahan ini dan segera fokus untuk mendapatkan hasil lebih baik,” ujar Pioli.
Rekor panjang Napoli
Napoli pun memperpanjang rekor sensasional mereka musim ini. Kemenangan atas Sassuolo itu menjadi kemenangan ke-13 beruntun mereka di semua kompetisi, dengan rincian delapan kemenangan di Serie A dan lima kemenangan di Liga Champions. Itu adalah rekor kemenangan beruntun terpanjang sejarah klub yang berusia 96 tahun tersebut.
Selain itu, Napoli belum pernah kalah di Serie A dan Liga Champions. Hasil terburuk mereka sejauh ini ialah imbang 0-0 dengan tuan rumah Fiorentina pada pekan ketiga Serie A dan imbang 1-1 dengan tim tamu Lecce pada pekan keempat Serie A.
Dengan performa luar biasa itu, Napoli sangat berhak untuk bermimpi mengulangi masa keemasan mereka. Bersama Maradona, Napoli mampu melawan hegemoni klub raksasa dari utara Italia yang bergantian menguasai sepak bola ”Negeri Spageti”. Saat itu, mereka sukses mengangkat trofi juara Serie A musim 1986/1987 dan 1989/1990. Dua gelar itu masih abadi karena belum terulang kembali hingga kini.
Victor Osimhen, penyerang menyumbangkan tiga gol untuk Napoli ke gawang Sassuolo, kepada DAZNmenegaskan, dia ingin terus berkontribusi untuk mempersembahkan kemenangan kepada timnya. Bagi pemain asal Nigeria itu, kepentingan tim di atas segalanya walau dirinya tentu ingin mengoleksi gol sebanyak-banyaknya. ”Saya ingin kami terus menjaga momentum ini (tren kemenangan),” katanya.
Pujian kepada pemain
Ini adalah sekelompok profesional sejati. Mereka adalah para pemain yang menikmati sepak bola dan saat yang sama ingin selalu menang, berlatih keras, dan berdedikasi.
Pelatih Napoli Luciano Spalletti dengan bangga memuji para pemainnya setinggi langit. ”Ini adalah sekelompok profesional sejati. Mereka adalah para pemain yang menikmati sepak bola dan saat yang sama ingin selalu menang, berlatih keras, dan berdedikasi,” tuturnya.
Menurut Spalletti, salah satu kunci sukses timnya sejauh ini ialah tidak ada taktik reguler yang berlaku. Para pemain diminta selalu mencari ruang sendiri sehingga strategi permainan sangat fleksibel. ”Mereka terus-menerus mencari ruang dan menggunakannya untuk mencetak gol. Ini tentang waktu, mengikuti jalur bola, intuisi, dan kejeniusan melihat peluang lebih awal dari siapa pun,” terangnya.
Akan tetapi, Napoli jangan cepat besar kepala. Sebab, semua mata tertuju kepada mereka. Maksudnya, semua pesaing akan lebih waspada untuk menghadapi tim asal selatan Italia tersebut. Bahkan, pada pekan ke-13 Serie A, Minggu (6/11/2022), Napoli menjalani laga berat jumpa tuan rumah Atalanta seusai melawan tuan rumah Liverpool pada pekan terakhir Liga Champions, Rabu (2/11/2022).
Kendati unggul rekor pertemuan, Napoli tidak bisa meremehkan Atalanta yang sering menjadi batu sandungan atau ”kuda hitam” untuk tim-tim pemburu trofi juara Serie A. Dalam lima pertemuan terakhir, Napoli juga lebih banyak kalah dari tim asal Bergamo tersebut. Mereka kalah 2-3 dalam pertemuan pertama musim lalu, kalah 2-4 dalam pertemuan kedua musim 2020/2021, dan kalah 1-3 dalam semifinal kedua Piala Italia 2020/2021.
Dua laga lainnya, Napoli menang 3-1 dalam pertemuan kedua musim lalu dan imbang 0-0 dalam semifinal pertama Piala Italia 2020/2021. Tak heran, Pelatih Atalanta Gian Piero Gasperini tidak takut menjamu Napoli yang sedang berapi-api. ”Tidak ada rasa takut, melainkan kekaguman luar biasa. Mereka tim hebat dengan pemain bertalenta dan penuh antusiasme di sekitar mereka. Ini terlihat sama dengan musim lalu dan mereka akhirnya jatuh,” ungkap Gasperini kepada Sky Sport Italia.