Harapan menggantung di pundak Gareth Southgate untuk membawa Inggris menjadi kampiun di Qatar. Southgate masih bergantung kepada mayoritas pemain andalannya di Piala Eropa 2020.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
Gareth Southgate pantas disebut sebagai pelatih tim nasional Inggris tersukses sejak Sir Alf Ramsey mempersembahkan Piala Dunia 1966. Predikat itu didasari capaian Inggris di bawah Southgate yang bisa menduduki peringkat keempat Piala Dunia 2018 dan menembus final untuk pertama kali di ajang Piala Eropa 2020.
Dengan performa baik di dua turnamen sebelumnya, Southgate amat berharap penampilan Inggris bisa mencapai klimaks di Piala Dunia Qatar 2022. Titik puncak itu tidak lain adalah menjadi kampiun demi menambah bintang di atas logo tim ”Tiga Singa”.
Untuk memenuhi ambisinya itu, Southgate kembali menegaskan hak prerogatif penuhnya dalam menentukan 26 pemain di skuad Inggris yang dibawa ke Qatar. Ia tidak bergeming dengan kritik dari luar dan tetap teguh dengan pemain pilihan yang dianggapnya bisa memberikan permainan terbaik untuk Inggris.
Ketegasan itu ditunjukkan Southgate, salah satunya, dengan tetap memanggil Harry Maguire, bek Manchester United. Maguire sejatinya bukan sosok penting lagi bagi MU di era Manajer Erik Ten Hag.
Dari 22 laga MU musim ini, ia baru bermain sembilan laga atau 511 menit. Maguire adalah pilihan keempat dari pemain bek tengah yang dimiliki ”Si Setan Merah”. Ia kalah bersaing dengan Lisandro Martinez, Raphael Varane, dan Victor Lindelof.
Namun, Southgate tetap menganggap Maguire adalah pemain penting bagi Tiga Singa. Dalam kondisi fit, Maguire adalah duet utama bagi John Stones. Hal itu terlihat dari performa Maguire yang tak tergantikan pada enam laga Inggris di Liga Nasional Eropa, tahun ini.
Dalam enam laga penyisihan Grup melawan Italia, Jerman, dan Hungaria, Maguire bermain penuh dalam lima laga. Ia hanya tampil sebagai pemain pengganti di akhir laga ketika Inggris dilibas Hongaria, 0-4, di Stadion Wembley, 14 Juni 2022.
Bahkan, kenyataan bahwa Maguire sempat menerima siulan dari pendukung Inggris pada dua laga kandang terakhir Inggris di Liga Nasional Eropa 2022-2023 tidak dianggap Southgate sebagai alasan untuk menyingkirkan mantan pemain Leicester itu.
Patrick Vieira, Manajer Crystal Palace, mendukung keputusan Southgate yang tetap memasukkan Maguire. Menurut Vieira, Maguire adalah sosok pemain top yang memiliki karakter kuat.
”Terkadang, pemain bisa bermain baik, kadang tampil buruk, tetapi itu tidak akan mengurangi kualitas dan kepribadian yang dimiliki. Timnas Inggris akan mendapat keuntungan dengan karakter Maguire itu,” kata Vieira, yang mengangkat trofi Piala Dunia 1998 bersama Perancis, seperti dikutip BBC.
Sesuai kebutuhan
Memasuki tahun keenam menangani Inggris dan menjalani turnamen mayor ketiganya, membuat Southgate mengenal baik pemain-pemain Inggris. Dalam skuad Qatar 2022, Southgate hanya melakukan lima pergantian dibandingkan dengan susunan pemain yang dibawanya pada Piala Eropa 2020.
Dua dari lima pemain itu terpaksa diganti karena cedera. Mereka adalah Reece James dan Ben Chilwell. Pemain yang baru sembuh dari cedera, seperti Kyle Walker dan Kalvin Phillips, tetap dibawa Southgate ke Qatar.
Terkadang, pemain bisa bermain baik, kadang tampil buruk, tetapi itu tidak akan mengurangi kualitas dan kepribadian yang dimiliki.
Alhasil, Southgate berpotensi tidak banyak melakukan perubahan pada susunan pemain utama dibandingkan dengan Piala Eropa 2020. Selain Maguire, kerangka utama skuad Inggris tetap akan diisi oleh Declan Rice, Jude Bellingham, Mason Mount, Phil Foden, Raheem Sterling, dan Harry Kane.
Pemain yang benar-benar baru dan memikat hati Southgate adalah James Maddison (Leicester City), Conor Gallagher (Chelsea), dan Callum Wilson (Newcastle United). Kecuali Gallagher, Maddison dan Wilson adalah sosok penting bagi peningkatan performa timnya pada satu bulan terakhir di Liga Inggris.
”Opsi berbeda untuk pertandingan dan di setiap fase turnamen perlu dimiliki. Kami juga ingin melapis pemain yang belum sepenuhnya fit, tetapi kami pikir keseimbangan ada di dalam skuad ini,” kata Southgate seperti dilansir The Guardian.
Keseimbangan jelas menjadi pekerjaan rumah yang dibawa Southgate di Qatar. Hal itu didasari performa buruk Inggris di Liga Nasional Eropa, tahun ini.
Meski rerata mencatatkan 52,2 persen penguasaan bola, mereka hanya bisa mencetak empat gol. Sebaliknya, Tiga Singa kemasukan 10 gol dari enam laga. Alhasil, mereka terdegradasi ke Liga Nasional Eropa B di edisi 2024-2025.
Kemanjuran keputusan Southgate untuk memilih skuad Inggris ini akan diuji oleh tiga kuda hitam di Grup B, yaitu Iran, Amerika Serikat, dan Wales. Tim Tiga Singa memiliki kualitas lebih unggul daripada tiga lawan di babak penyisihan, tetapi mereka tidak boleh kehilangan fokus, apalagi meremehkan tiga lawan itu.