Juara bertahan Perancis akan menghadapi jalan terjal dalam penyisihan Grup D Piala Dunia 2022. ”Les Bleus” akan menghadapi salah satu lawan berat, Denmark, yang punya semangat kebangsaan tinggi.
Oleh
YUNIADHI AGUNG
·5 menit baca
Absennya Kante dan Pogba bakal menjadi pukulan bagi Perancis.
Denmark membawa spirit membara. Pengalaman kolapsnya Christian Eriksen di Piala Eropa 2020 akibat henti jantung telah menciptakan lingkaran persaudaraan yang erat.
Tim asal Afrika, seperti Tunisia, kerap menjadi rintangan bagi tim- tim lainnya. Tuntutan itu kian tinggi mengingat absennya tim-tim besar Afrika, seperti Nigeria, Mesir, dan Pantai Gading.
Menyandang status juara bertahan, Perancis menuju Piala Dunia Qatar 2022 dengan kondisi kurang baik. Padahal, setiap lawan di fase awal, yaitu penyisihan Grup D, menjadi titian menuju kejayaan. Jika salah melangkah, Perancis akan remuk, antara lain terkena ”ledakan” semangat kebangsaan Denmark.
Meskipun dijagokan lolos ke fase gugur, Perancis tidak bisa bersantai. Mereka tergabung dengan Denmark, tim yang punya tradisi kuat di Piala Dunia. Adapun dua tim lainnya di Grup D, Australia dan Tunisia, tidak mau menjadi penggembira. Dengan taktik yang tepat dan sedikit keberuntungan, kedua tim kuda hitam itu bisa mencuri satu tempat ke babak 16 besar.
Perancis kehilangan dua gelandang berpengalaman, N’Golo Kante dan Paul Pogba. Kante masih menjalani pemulihan setelah kakinya dioperasi pada Oktober lalu akibat cedera hamstring. Sementara Pogba telah menepi sejak awal musim dan belum sekalipun bermain untuk Juventus selepas pindah dari Manchester United.
Meskipun telah melalui fase terapi untuk penyembuhan cedera lututnya, Pogba kembali mengalami cedera otot saat latihan. Ia pun harus melupakan impiannya tampil di Qatar. Selain kehilangan Kante dan Pogba, Pelatih Perancis Didier Deschamps juga masih menunggu perkembangan fisik bek tengah Raphael Varane yang juga cedera. Bek MU itu menepi satu bulan dan kini sedang berjuang sembuh dari cedera. Jika pun dibawa ke Qatar, ia kemungkinan baru bisa tampil di laga kedua penyisihan grup.
Absennya Kante dan Pogba bakal menjadi pukulan bagi Perancis. Kedua pemain itu selama ini menjadi mesin, kreator, serta garda terdepan tim itu dalam membendung serangan lawan. Meskipun demikian, Perancis masih cukup kuat tanpa kedua pilarnya itu.
Absennya Kante dan Pogba menjadi kesempatan dua gelandang lain, Eduardo Camavinga dan Aurelien Tchouameni, untuk unjuk gigi. Adapun di posisi gelandang serang, ”Les Bleus” punya Antoine Griezmann dan Christopher Nkunku.
Umpan-umpan mereka sangat dinantikan barisan penyerang ”mewah”, yaitu peraih Ballon d’Or 2022, Karim Benzema; dan Kylian Mbappe. Adapun striker veteran, Olivier Giroud, dapat menjadi sumber gol alternatif. Ia tak jarang mencetak gol ketika dibutuhkan.
Di lini belakang, William Saliba (21) bisa menjadi pilihan utama posisi bek tengah sambil menunggu pulihnya Varane. Saliba diplot menjadi pendamping Jules Kounde. Adapun kapten Hugo Lloris belum tergantikan di posisi penjaga gawang.
Denmark siap meledakkan emosi mereka di Qatar. Seusai operasi jantung yang sukses, Eriksen mendapat kesempatan kedua untuk kembali bermain.
Meskipun tertatih-tatih pada sejumlah laga terakhir sebelum ke Qatar, Deschamps tidak cemas. Ia yakin timnya dapat menunjukkan performa terbaik saat Piala Dunia 2022 bergulir. ”Kami punya pemain berpengalaman dan akan membuat kami baik-baik saja. Tidak perlu resah,” ujarnya kepada TF1.
Peristiwa horor
Adapun tim ”Dinamit”, Denmark, membawa spirit membara di Grup D. Pengalaman di Piala Eropa 2020, yaitu ketika bintang mereka, Christian Eriksen, kolaps akibat henti jantung, telah menciptakan lingkaran persaudaraan yang erat. Setiap pemain Denmark merasa harus mengerahkan kemampuan terbaiknya demi Eriksen.
Setahun lebih setelah peristiwa horor itu berlalu, Denmark siap meledakkan emosi mereka di Qatar. Seusai operasi jantung yang sukses, Eriksen mendapat kesempatan kedua untuk kembali bermain setelah direkrut Brentford di Liga Inggris. Ia telah kembali ke permainan terbaiknya setelah pindah ke Manchester United dan menjadi kepercayaan manajer Erik ten Hag. Kembalinya Eriksen bakal menambah semangat pasukan Kasper Hjulmand yang punya kolektivitas tinggi.
Adapun Simon Kjaer, bek sekaligus kapten tim, sekali lagi masih bisa diandalkan sebagai katalisator di skuad Denmark. Ia telah menunjukkan kepemimpinan kelas dunia saat memimpin timnya di Piala Eropa 2020. Saat Eriksen kolaps pada laga versus Finlandia, Kjaer bisa menenangkan rekan-rekan setimnya maupun keluarga Eriksen yang panik. Kjaer adalah dirigen sekaligus pemantik api di sumbu dinamit Denmark.
”Kami telah bersatu sebagai bangsa maupun tim. Kami menciptakan apa yang kami impikan selama ini, yaitu sebuah timnas yang sangat dibanggakan oleh bangsa,” kata Kasper Schmeichel, kiper Denmark.
Denmark patut percaya diri menatap Piala Dunia 2022 karena mereka telah memenangkan sembilan dari sepuluh pertandingan di babak kualifikasi. Pertemuan Denmark dengan Perancis pada laga kedua fase penyisihan Grup D, 27 November 2022, menjadi kunci untuk lolos sebagai juara grup. Lini pertahanan Denmark akan menjalani ujian berat dari gempuran penyerang Perancis yang cepat dan energik.
Sementara Australia dan Tunisia akan menikmati status tim non-unggulan. Tuntutan kedua tim ini mungkin tidak seberat Perancis yang punya tanggung jawab besar menjaga reputasi tim besar sekaligus mempertahankan trofi Piala Dunia. Australia dan Tunisia juga tak seperti Denmark yang punya ekspektasi untuk meraih trofi sepak bola bergengsi setelah menjadi juara Piala Eropa 1992.
Australia dan Tunisia akan berupaya tampil lepas dengan mengandalkan para pemain yang berkompetisi di liga-liga Eropa. Pelatih ”The Socceroos” Graham Arnold berharap para pemainnya menikmati laga dan memaksimalkan peluang sekecil apa pun untuk menang.
Adapun Tunisia ingin menjadi tim yang bisa memberikan kejutan di Qatar. Tim asal Afrika, seperti Tunisia, kerap menjadi rintangan bagi tim- tim lainnya yang berlaga di Piala Dunia. Tuntutan itu kian tinggi mengingat absennya tim-tim besar Afrika, seperti Nigeria, Mesir, dan Pantai Gading.
Maka itu, Piala Dunia Qatar menjadi kesempatan emas Tunisia untuk menunjukkan sinarnya. Tim asuhan Jalel Kadri ini akan mengincar kemenangan saat melawan Australia dan berharap para pemainnya bisa memberikan penampilan terbaik ketika menghadapi raksasa Perancis dan Denmark.