Persaingan di Grup H Piala Dunia Qatar akan diikuti empat tim yang tengah memasuki masa transisi generasi pemain. Portugal menjadi unggulan utama, sedangkan tiga tim lainnya akan berlomba-lomba membuat kejutan.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
Piala Dunia 2022 kemungkinan menjadi turnamen besar terakhir bagi Santos menangani Portugal. Kontraknya habis akhir tahun ini.
Selain Darwin Nunez, Uruguay juga memiliki gelandang haus gol, Federico Valverde, dan gelandang karismatik, Rodrigo Bentancur, untuk menjadi andalan di Qatar.
Dana sebesar 30 juta dollar AS atau sekitar Rp 472,14 miliar akan dikucurkan ke skuad Ghana jika mampu menyamai prestasi mereka di Piala Dunia 2010, yakni menembus perempat final.
Empat tim yang akan bertarung di Grup H Piala Dunia 2022, yaitu Portugal, Uruguay, Korea Selatan, dan Ghana, bakal menjalani proses regenerasi di Qatar. Mereka masih bergantung kepada bintang andalannya yang telah memasuki usia senja demi bersaing memperebutkan dua tiket ke fase gugur. Di sisi lain, sejumlah pemain muda potensial siap mencuri perhatian untuk melepas sedikit ketergantungan tim kepada pemain senior.
Cristiano Ronaldo, misalnya, tetap menjadi tumpuan utama Portugal untuk memburu gol dan menaklukkan lawan. Akan tetapi, kehadiran striker berusia 37 tahun itu bukanlah jaminan bagi ”Selecao das Quinas” bisa sukses bersaing dengan tiga tim lainnya di penyisihan grup.
Tantangan itu terlihat dari stagnannya perjalanan Portugal dalam dua tahun terakhir. Seusai menjuarai Piala Eropa Perancis 2016 dan Liga Nasional Eropa 2018-2019, Portugal gagal mempertahankan trofi di dua turnamen itu serta hanya bisa menembus babak 16 besar di Piala Dunia Rusia 2018.
Untuk itu, Pelatih Portugal Fernando Santos perlu memaksimalkan peran pemain muda, seperti Rafael Leao yang tengah naik daun di AC Milan. Tidak hanya dalam urusan mencetak gol, regenerasi Selecao das Quinas juga diperlukan dalam sisi kepemimpinan skuad.
Bruno Fernandes dan Bernardo Silva bisa melanjutkan estafet ban kapten dari ”CR7”, julukan Ronaldo. Kedua pemain yang bersinar di Liga Inggris itu perlu diberikan peran utama agar bisa menghadirkan warna berbeda, yaitu sepak bola lebih menyerang, di tim Portugal. Di bawah arahan Santos, Portugal selama ini lebih kental dengan pendekatan pragmatis.
Piala Dunia 2022 pun kemungkinan menjadi turnamen besar terakhir bagi Santos menangani Portugal. Kontraknya di tim itu habis akhir tahun ini. Sebagai tanggung jawab moral, ia juga sudah menginisiasi regenerasi di skuad Portugal. Ia ingin memanfaatkan Piala Dunia Qatar untuk memaksimalkan bakat-bakat muda Portugal, seperti Leao, Vitinha, dan Nuno Mendes. Akan tetapi, di sisi lain, Santos enggan mengurangi kebebasan yang telah diberikannya kepada Ronaldo.
Untuk menyemangati ”The Black Stars”, Pemerintah Ghana menyiapkan bonus besar. Dana sebesar 30 juta dollar AS atau sekitar Rp 472,14 miliar siap dikucurkan.
Tak bisa dimungkiri, tuah Ronaldo masih diperlukan Portugal di turnamen besar. Meski begitu, dalam lima laga tanpa CR7 pada periode 2020-2022, Portugal tetap tidak kehilangan sentuhan kemenangan. Mereka meraih empat hasil positif dan hanya sekali kalah.
”Kami akan melakukan apa pun demi menjaga hasrat untuk menjadi juara dunia. Itu adalah ambisi alami setiap (orang) Portugis. Tentu akan jadi hal yang aneh jika kami datang ke Qatar tanpa ambisi menjadi juara,” kata Santos kepada A Bola, Jumat (4/11).
Serupa Portugal, Uruguay pun ingin perlahan melepas ketergantungannya pada dua penyerang veteran, Luis Suarez dan Edinson Cavani. Beruntung, tim berjuluk ”La Celeste” itu telah memiliki calon penyerang kelas dunia lainnya, yaitu Darwin Nunez. Striker 23 tahun itu mengukir rekor sebagai pemain termahal sepanjang sejarah Liverpool dengan nilai transfer 85 juta pounds (Rp 1,5 triliun) pada Juni lalu.
Selain Nunez, Uruguay juga memiliki gelandang haus gol, Federico Valverde, dan gelandang karismatik, Rodrigo Bentancur, untuk menjadi andalan di Qatar. Di lini belakang, Uruguay juga bisa berharap banyak kepada bek muda, Ronald Araujo. Pada dua edisi terakhir Piala Dunia, mereka sangat bergantung pada duo bek, Diego Godin dan Martin Caceres.
”Saya perlu menyiapkan rencana A, B, C, dan D karena memerlukan skenario berbeda di setiap laga. Kami beruntung punya pemain seperti Federico (Valverde) yang bisa tampil bagus di beberapa posisi. Suarez juga bisa memainkan sejumlah peran di lini depan,” kata Pelatih Uruguay Diego Alonso kepada El Observador.
Adapun tim lainnya, Korsel, tengah diselimuti kekhawatiran menyusul cederanya kapten sekaligus striker, Son Heung-min. Pemain Tottenham Hotspur itu baru saja menjalani operasi tulang wajah setelah mengalami benturan di laga Liga Champions Eropa, Rabu (2/11).
Namun, Pelatih Korsel Paulo Bento tetap optimistis Son dapat pulih tepat waktu sebelum timnya memulai perjalanannya di Piala Dunia 2022 dengan menghadapi Uruguay, 24 November. Selain menjadi sumber gol, Son (30) juga diperlukan untuk memandu adik-adiknya di tim ”Taegeuk Warriors”.
Son akan menjadi mentor bagi pemain muda, seperti Lee Kang-in, Kim Min-jae, Hwang Hee-chan, dan Hwang In-beom. Pengalaman Son yang matang bersama Spurs di Inggris bisa menjadi bekal bagi Korsel yang bertekad bisa mengakhiri nasib buruk pada dua edisi Piala Dunia terakhir. Mereka selalu tersingkir di penyisihan grup pada edisi 2014 dan 2018.
Di luar capaian terbaiknya, yaitu menduduki peringkat keempat di Piala Dunia Korsel dan Jepang 2002, Korsel pernah menembus babak 16 besar di Afrika Selatan 2010.
”Setelah empat tahun diasuh pelatih (Bento), pemain kian paham dan padu satu sama lain. Kami telah merasakan kebersamaan. Jadi, kami bisa berjanji untuk tidak mengecewakan pendukung di tiga pertandingan awal,” tutur Hwang In-beom, gelandang Olimpiacos, dilansir laman FIFA.
Regenerasi juga akan muncul di tubuh skuad Ghana. Dua bersaudara, Andre Ayew dan Jordan Ayew, memang belum tergantikan. Akan tetapi, tim ”The Black Stars” sudah punya pemain-pemain muda yang telah ”mengorbit” di klub-klub Eropa, seperti Mohammed Kudus di Ajax Amsterdam, Issahaku Fatawu (Sporting Lisbon), dan Kamaldeen Sulemana (Stade Rennais).
Ghana pun mendapat suntikan kualitas dengan keputusan Inaki Williams, penyerang Athletic Bilbao, yang memilih duta Afrika itu, alih-alih membela tim nasional Spanyol. Kolaborasi Williams bersama Thomas Partey serta bakat-bakat muda yang potensial membuat Ghana tidak bisa dianggap sebelah mata oleh tiga tim lainnya di Grup H.
Bonus melimpah
Untuk menyemangati The Black Stars, Pemerintah Ghana menyiapkan bonus besar. Dana sebesar 30 juta dollar AS atau sekitar Rp 472,14 miliar akan dikucurkan ke skuad The Black Stars jika mampu menyamai prestasi mereka di Piala Dunia 2010, yakni menembus perempat final. Lalu, dana 42 juta dollar AS (Rp 661 miliar) akan diberikan apabila Ghana bisa tampil di semifinal.
”Target kami adalah tampil lebih baik dari Afrika Selatan 2010. Bagi kami, itu target realistis di Qatar,” kata Menteri Pemuda dan Olahraga Ghana Mustapha Ussif seperti dikutip Sport News Africa.
Maka, bisa dikatakan, Grup H bakal menjadi ajang duel taktik dan ”keberanian” keempat tim itu yang tidak segan melakukan regenerasi di turnamen besar, seperti Piala Dunia. Tim yang paling berhasil memadukan tuah pemain senior dan bakat pemain muda akan berpeluang merebut tiket ke fase 16 besar.