Messi dan Ronaldo, Siapakah yang Berpeluang Memenangi Piala Dunia 2022?
Piala Dunia 2002 di Qatar akan menjadi pertaruhan terakhir bagi Messi dan Ronaldo untuk mengangkat trofi tertinggi sepak bola.

Pemain timnas Portugal, Cristiano Ronaldo, berebut bola dengan kiper Macedonia Utara, Stole Dimitrievski, pada laga pertama final penyisihan Piala Dunia di Stadion Dragao, Porto, Portugal, Rabu (30/3/2022) dini hari WIB. Portugal menang dengan skor 2-0.
Selama hampir dua dekade, nama Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo telah menjadi fenomena sekaligus rivalitas terbesar dalam dunia sepak bola. Sayangnya, kedua megabintang tersebut belum pernah memenangi Piala Dunia bersama negaranya. Di atas kertas, tim nasional kedua megabintang sepak bola itu berpeluang cukup besar untuk mencapai laga final.
Selama hampir 20 tahun, sepak terjang Messi dan Ronaldo tidak perlu diragukan lagi. Berbagai penghargaan individu dan rekor sepak bola telah mereka torehkan bersama klubnya. Lantas bagaimana perjalanan mereka bersama timnas masing-masing di Piala Dunia?
Cristiano Ronaldo memulai debutnya bersama timnas senior Portugal pada 2003. Dua tahun kemudian Lionel Messi menjalani laga pertamanya berseragam timnas senior Argentina. Sejak itulah, baik tim Portugal maupun Argentina selalu disangkutpautkan dengan rivalitas antara Messi dan Ronaldo.
Menengok perjalanannya saat di timnas, keduanya mengalami kepahitan yang sama saat bermain untuk timnas di usia muda. Diawali oleh Ronaldo memiliki pengalaman lebih panjang dengan berlaga di Piala Eropa 2004 bersama Portugal. Tangis kekecewaan ditunjukkan Ronaldo karena kalah 0-1 di laga final melawan Yunani yang mencetak gol lewat sundulan kepala Angelos Charisteas pada menit ke-57.
Nasib kurang beruntung juga dialami Messi. Bahkan, di laga pertamanya berseragam tim nasional. Messi hanya bermain selama dua menit dalam pertandingan persahabatan melawan Hongaria pada 2015. Masuk menggantikan Lisandro Lopez pada menit ke-63, ia langsung diberi kartu merah setelah menyikut pemain tengah Hongaria yang menjaganya. Kartu merah itu juga menjadi satu-satunya yang ia terima selama berkarier sepak bola.

Baca juga: Fatamorgana Lionel Messi
Pada Piala Dunia Jerman 2006, kedua bintang sepak bola itu berkompetisi di panggung yang sama. Hanya saja, sepak terjang Messi belum terlihat sepanjang kompetisi dan hanya mencetak 1 gol dan 1 asis. Ia lebih sering duduk di bangku cadangan, bahkan ketika di perempat final saat Argentina tunduk 3-5 melawan Jerman lewat babak adu penalti.
Berbeda dengan Ronaldo, ia sudah menjadi andalan Portugal untuk mengisi lini sayap serang selama Piala Dunia 2006. Meski hanya mencetak satu gol sepanjang kompetisi, ia hanya dibangkucadangkan selama dua kali dan hampir selalu bermain penuh selama pertandingan. Ronaldo menjadi salah satu pemain muda yang mendapat sorotan besar media karena berhasil mengantar Portugal keluar sebagai pemenang ketiga.
Di Piala Dunia Afrika Selatan 2010, keduanya kembali menelan kekecewaan. Portugal terdepak di babak 16 besar setelah kalah 0-1 dari Spanyol, sedangkan Argentina kalah di perempat final setelah kalah telak 0-4 dari Jerman. Selama dua kali Piala Dunia, timnas Jerman menjadi momok bagi timnas Argentina.
Kala itu, penampilan Messi dikritik pendukung dan media massa karena hanya mencetak satu gol. Padahal, beban Messi saat itu sangat berat karena rekan satu tim mengandalkan dirinya untuk mengatur penyerang dalam tiap pertandingan. Berbeda dengan Ronaldo yang tampil lebih cemerlang tanpa memiliki beban seperti Messi. Dengan nomor punggung 7 (sebelumnya digunakan Luis Figo), ia selalu bermain penuh tiap pertandingan dan menggunakan ban kapten.
Situasi berbalik saat Piala Dunia 2014 di Brasil. Argentina berhasil mencapai final meski akhirnya kalah 0-1 dari Jerman di babak perpanjangan waktu. Messi dinobatkan pemain terbaik walaupun ia tidak mencetak gol sepanjang babak knock-out. Prestasi Argentina hingga mencapai babak final saat itu sekaligus menunjukkan kehebatan tim Argentina lebih unggul dari Portugal. Ronaldo beserta tim negaranya tidak lolos babak penyisihan grup karena kalah selisih gol dari Amerika Serikat.

Baca juga: Portugal Mengiringi Ambisi Ronaldo
Saat Piala Dunia Rusia 2018, media massa mengarahkan sorotan besar kepada keduanya yang telah menghadirkan rivalitas terbesar antarpemain selama beberapa tahun terakhir. Ronaldo datang berbekal kemenangan Piala Eropa 2016 bersama Portugal. Sementara itu, Messi hingga dua kali berturut-turut mengantar Argentina ke final Piala Amerika Selatan meski akhirnya kalah.
Messi dan Ronaldo dipercaya menjadi kapten bagi setiap tim dan memainkan peran penting sepanjang laga. Sayang, ekspektasi pendukung dan media massa akhirnya patah. Kedua negara harus finis di babak 16 besar.
Prediksi posisi
Sebelum membahas prediksi, tengok sejenak capaian kedua megabintang itu sepanjang membela timnas masing-masing. Kontribusi Ronaldo kepada timnas senior Portugal lebih unggul dibandingkan Messi kepada Argentina.
Hal ini wajar karena Messi memulai debut di timnas senior dua tahun lebih lambat dari Ronaldo yang juga sudah melakoni laga di Piala Eropa tahun 2004. Selain itu, jumlah kompetisi antarnegara di Amerika Selatan juga tidak sebanyak di Eropa.
Dari catatan pertandingan, Ronaldo telah memainkan 191 laga bersama timnas Portugal dengan mencetak 117 gol, 43 asis, dan total bertanding selama 15.198 menit. Sementara itu, Messi telah menjalani 164 laga bersama timnas Argentina dengan torehan 164 gol, 90 asis, dan total 13.504 menit di lapangan.

Baca juga: Portugal Meredam Sejarah
Selama bermain bersama timnas, keduanya sering mengisi posisi gelandang sayap (right winger atau left winger) dan penyerang kedua (second striker). Perbedaannya, Ronaldo juga sering dipasang sebagai penyerang tengah (central forward) dan Messi mengisi posisi gelandang serang (attacking midfielder).
Melihat perkiraan susunan pemain dan strategi yang akan diusung oleh masing-masing tim, tampaknya posisi penyerang akan lebih dominan diisi oleh kedua bintang lapangan itu.
Portugal yang belakangan memasang formasi 4-2-3-1 akan menempatkan Ronaldo sebagai penyerang tunggal yang ditugaskan sebagai poacher yang hanya bertugas sebagi pencetak gol. Namun, dari karakter bermainnya di Manchester United musim ini, Ronaldo dapat menjelma menjadi complete forward yang dapat turun ke lini tengah untuk menyambung bola antarlini saat menyerang.
Dalam pertandingan, skema penyerangan Portugal akan bertopang pada tiga gelandang yang akan mondar-mandir ke lini tengah dan depan. Ada Bruno Fernandes, Bernardo Silva, dan Diogo Jota yang biasanya mengisi posisi ini dan menyuplai bola-bola untuk dituntaskan Ronaldo ke gawang lawan. Pilihan lainnya, Joao Felix bisa menjadi penyerang kedua yang menjadi rekan Ronaldo di lini depan bila Portugal ingin tampil agresif.
Masalahnya, Portugal memiliki kendala ketiadaan pemain pelapis yang tak sebaik pemain utamanya. Hal ini terutama ditujukan bagi pemain gelandang yang sering terkuras stamina saat pertandingan dan akhirnya memengaruhi performa tim keseluruhan. Jika pemain gelandang mulai kedodoran, pemain depan biasanya justru turun ke lini tengah dan intensitas serangan berkurang sehingga hanya mengandalkan serangan balik.
Argentina diprediksi akan tampil lebih atraktif dan menyerang jika dilihat perkiraan susunan pemain dan strateginya. Dengan strategi 4-2-3-1, Messi cenderung akan dimainkan sebagai penyerang kedua dengan Lautaro Martinez sebagai poacher yang dikenal tajam. Dengan melihat kiprah Messi di PSG, strategi Argentina dapat diubah menjadi 4-1-3-2 dengan menduetkan Messi dan Lautaro Martinez sebagai duo ujung tombak.

Baca juga: Messi-Ronaldo Sejajarkan Diri dengan Pele
Rekan setim Messi di Argentina cukup solid dibandingkan Ronaldo di Portugal. Kerja sama tim dalam menyerang dan bertahan menjadi modal Argentina untuk mengimbangi kualitas pemain utama dan pelapisnya. Kiper Emiliano Martínez menjadi andalan dengan melihat performanya saat Piala Copa America 2020/2021 yang jauh lebih baik daripada di klubnya Aston Villa.
Hanya saja, pemain kunci seperti Angel Di Maria dan Paulo Dybala saat ini masih mengalami cedera. Masalah lain untuk Argentina adalah lini belakang yang sering kali luput mengantisipasi umpan terobosan lawan dan bola-bola panjang dari lini ketiga lawan. Jika ingin memaksimalkan peran Messi, pemain lainnya harus memberikan ruang gerak dan memiliki variasi serangan lain dengan misalnya bermain melebar yang jarang dilakukan di pertandingan-pertandingan terakhir.
Argentina vs Portugal
Tentu saja, pada akhirnya Messi dan Ronaldo harus mengandalkan kerja sama tim agar dapat mengangkat trofi Piala Dunia kali ini. Berkaca dari pengalaman kedua negara, Messi dan Ronaldo tidak dapat menjadi satu-satunya andalan dalam pertandingan. Di luar lapangan, kedua megabintang tersebut pastinya sudah memikul beban mental dari sorotan media massa dan pendukung.
Memang di atas kertas, baik Argentina maupun Portugal diprediksikan akan lolos dari babak penyisihan grup. Hanya saja, Portugal perlu mewaspadai Ghana yang bisa menghadirkan kejutan di grup. Sementara itu, Argentina menghadapi ancaman dua rival besar, yakni Meksiko dan Polandia, yang tidak bisa diremehkan.
Apabila melihat bagan pertandingan dengan skema tim-tim unggulan di tiap grup (Belanda, Inggris, Argentina, Perancis, Jerman, Belgia, Brasil, dan Portugal) menempati urutan pertama klasemen, ada kemungkinan Argentina dan Portugal dapat bertemu. Bahkan, Argentina dapat bertemu Portugal di laga final apabila berhasil mengalahkan rival berat mulai di babak 16 besar hingga semifinal.
Setidaknya, Argentina harus mengalahkan Denmark, Belanda, dan Brasil, atau Jerman untuk mencapai final. Sementara Portugal harus mengalahkan Swiss, Spanyol, atau Belgia, kemudian Inggris atau Perancis. Tidak ada lawan mudah mulai dari babak 16 besar bagi keduanya.
Argentina dan Portugal juga akan berada di bagan laga 16 besar yang berbeda jika keduanya menempati posisi kedua di masing-masing klasemen grup. Sebaliknya, jika salah satu berada di urutan kedua dan lainnya berada di urutan pertama grup, paling jauh mereka akan bertemu di babak semifinal.

Baca juga: Lionel Messi, ”Raja” Gol Baru di Amerika Selatan
Di atas semua skema pertandingan tersebut, kans Portugal lebih kecil di babak knock-out ketika berhadapan dengan tim-tim besar. Penampilan Portugal masih kurang konsisten belakangan ini. Selama 2022, Portugal menjalani delapan pertandingan dengan hasil 5 menang, 1 seri, dan 2 kali kalah.
Skuad Argentina datang lebih meyakinkan di Piala Dunia kali ini. Dari delapan laga selama 2022, Argentina tidak pernah kalah dan hanya satu kali seri. Keluar sebagai juara dunia negara antarbenua (CONMEBOL-UEFA Cup of Champions), Argentina diunggulkan untuk menjadi salah satu kandidat juara Piala Dunia 2022.
Akhirnya, rivalitas terbesar sekaligus terakhir antara Messi dan Ronaldo di Piala Dunia masih bergantung pada permainan tim masing-masing. Sangat memungkinkan Argentina akan melangkah lebih jauh daripada Portugal di Piala Dunia 2022. Namun, akankah para pemain Argentina mampu membantu Messi mengangkat trofi Piala Dunia untuk pertama dan terakhir kalinya? Mari kita simak nanti. (LITBANG KOMPAS)