Pebulu Tangkis Yunior Unjuk Gigi di Turnamen Internasional
Pembangunan Jaya Raya kembali mengadakan kejuaraan bulu tangkis bertajuk Yonex Sunrise Junior International Challenge 2022. Terdapat peserta yang merasa gugup karena pertama kali bermain di turnamen internasional.
Oleh
Agustinus Yoga Primantoro
·5 menit baca
TANGERANG SELATAN, KOMPAS - Setelah tertunda selama dua tahun akibat pandemi Covid-19, Kejuaraan Internasional Bulu Tangkis Yunior Indonesia 2022 kembali dihelat, 1-6 November, di Gedung Olahraga PB Jaya Raya, Kota Tangerang Selatan, Banten. Melalui kejuaraan tersebut, bibit-bibit muda "Merah-Putih" akhirnya berkesempatan menambah poin internasional sekaligus menjadi ajang mereka mempromosikan diri masuk pemusatan latihan nasional atau pelatnas.
Selain memperebutkan total hadiah 20.000 dollar AS atau setara Rp 312 juta rupiah, 905 peserta yang berasal dari Malaysia, Thailand, Taipei, India, Austria, Singapura, dan Indonesia juga berlomba untuk memperoleh poin. Dilansir dari regulasi sistem perolehan poin Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF), Junior International Challenge memiliki sejumlah poin yang terdiri dari beberapa tingkatan. Tingkatan itu yakni, babak 128 besar 110 poin, 64 besar 230 poin, 32 besar 585 poin, 16 besar 960 poin, perempat final 1.375 poin, semifinal 1.750 poin, peringkat kedua 2.125 poin, dan juara 2.500 poin.
Ini adalah kesempatan bagi para atlet yunior untuk mendapatkan poin tambahan. Selain itu, Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) juga bisa mulai memetakan kemampuan para pebulu tangkis yunior di Indonesia.
"Ini adalah kesempatan bagi para atlet yunior untuk mendapatkan poin tambahan. Selain itu, Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) juga bisa mulai memetakan kemampuan para pebulu tangkis yunior di Indonesia," kata Rosiana Tendean, selaku panitia pelaksana, Selasa (1/11/2022).
Rosiana menambahkan, kejuaraan ini penting bagi para atlet yunior Indonesia karena sudah dua tahun tidak ada kejuaraan internasional. Namun, tahun ini Indonesia hanya berkesempatan mengadakan kejuaraan bulu tangkis di taraf International Challenge karena ajang Grand Prix hanya berlangsung satu kali setahun dan telah diadakan di India.
"Padahal, sebelumnya, Grand Prix diadakan di Asia dua kali dan di Eropa dua kali. Itu dulu fair tapi sekarang jadi hanya satu kali. Rencananya, kejuaraan yunior setaraf Grand Prix akan diadakan di tahun depan," lanjut pebulu tangkis legendaris Indonesia yang pernah menjadi Juara Piala Dunia tiga kali berturut-turut, 1990-1992, di nomor ganda campuran bersama Rudy Gunawan.
Selain itu, meski sebagian besar atlet yunior Indonesia berfokus pada Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis Yunior 2022 di Spanyol, menurut Rosiana, kejuaraan yang kembali digelar pada tahun ini disambut dengan antusias oleh para peserta. Tercatat, ada sekitar 105 klub bulu tangkis asal Indonesia yang mendaftarkan diri pada kejuaraan tersebut.
Dalam keterangan resminya, PBSI yang diwakili oleh Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi Pengurus Besar PBSI Rionny Mainaky mengatakan, kejuaraan yunior level Internasional Challenge itu dapat menjadi tolok ukur kemampuan atlet yunior Indonesia di kancah internasional. Selain itu, melalui kejuaraan tersebut, PBSI juga mengharapkan muncul bibit-bibit potensial yang bisa direkrut ke pelatnas.
“Semoga muncul bibit-bibit pemain berkualitas dari kejuaraan ini. Saya sampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya, kepada PB Jaya Raya yang telah menggelar kejuaraan ini,” kata Rionny, Kamis (28/10/2022).
Sementara itu, ratusan peserta yang berasal dari tujuh negara akan bertanding berdasarkan tiga kelompok umur, yakni pemula (U-15), remaja (U-17), dan taruna (U-19). Pada tiga kelompok umur tersebut, masing-masing terbagi lagi dalam nomor tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, ganda putri, serta ganda campuran.
Adapun, nomor ganda campuran hanya dipertandingkan pada kelompok umur remaja dan taruna.Pada hari pertama kejuaraan, terdapat 250 partai yang terbagi atas sejumlah nomor. Nomor tersebut antara lain, ganda campuran kelompok umur remaja, tunggal putra dan ganda putra pada ketiga masing-masing kelompok umur.
Pengalaman pertama
Pada nomor ganda campuran kelompok umur remaja, pasangan pebulu tangkis Indonesia Kenzie Yoe/Rasi Joase Niakhe Minajad lolos ke babak 32 besar setelah menang atas pasangan Singapura Nge Joo Jin/Zheng Hong Li dengan rubber set 21-18, 18-21, 21-18, pada putaran babak 64 besar. Setelah menang di set pertama, pasangan dari klub PB Djarum itu terbawa permainan lawan sehingga memaksa pertandingan berlanjut ke set ketiga.
"Rasanya masih agak tegang. Tadi di set kedua kurang stabil karena lawan cukup baik bermain bola-bola jauh," kata Kenzie.
Berbeda dengan Kenzie yang sebelumnya pernah mengikuti kejuaraan internasional, pertandingan ini merupakan kali pertama bagi Rasi menghadapi pebulu tangkis mancanegara. Rasa senang sekaligus gugup terlihat jelas dari raut wajah Rasi ketika ditemui di bangku penonton seusai bertanding.
"Dari pertandingan hari ini, aku belajar untuk mengurangi rasa tegang dan mengatur servis supaya lebih baik lagi. Harapannya, besok bisa tampil lebih bagus dari hari ini karena tadi rasanya masih kurang," ucap Rasi.
Sementara itu, pebulu tangkis Indonesia Benedictus Kevin Simanjuntak berhasil masuk babak 64 besar setelah mengalahkan pebulu tangkis Taipei Ching Yang Hsu dalam dua set 20-10, 20-9, pada babak 128 besar tunggal putra kelompok umur pemula.
Kemenangan itu sekaligus menjadi pengalaman pertama bagi Kevin berkiprah di ajang internasional. Pada awal pertandingan, Kevin tampak ragu. Beberapa kali ia gagal melakukan netting dan menambah poin lawan. Tak berselang lama Kevin kembali menemukan kepercayaan dirinya sehingga ia pun memastikan set pertama dan kedua menjadi miliknya.
"Awalnya, aku masih takut-takut mainnya, jadi enggak dapet feelingnya dan kurang fokus. Ini juga pertama kali aku bermain lawan orang dari luar negeri," tutur perwakilan dari Sarwendah Badminton Club itu seusai pertandingan.
Kevin yang sudah bermain badminton sejak duduk di bangku kelas empat SD itu memiliki impian suatu saat bisa menjadi juara olimpiade dan juara dunia mewakili Indonesia di berbagai kejuaraan internasional. Pebulu tangkis yunior asal Medan, Sumatera Utara itu juga menceritakan, kemenangannya hari ini berkat dukungan doa dari orangtuanya dari rumah.
Pencapaian Kevin hari ini tidak lepas dari sosok pelatihnya, yakni Aurum Oktavia Winata. Pebulu tangkis Indonesia yang pernah menduduki peringkat 110 kategori tunggal putri BWF itu tiada henti memberi dukungan pada Kevin dari pinggir lapangan.
"Saya melakukan pendekatan ke dia dengan menggunakan bahasa yang memberi support. Misalnya, saat Kevin sekali atau dua kali melakukan kesalahan, saya tidak langsung menghakimi tapi memotivasi agar dia berani mencoba lagi," kata Aurum.