Real Madrid untuk kedua kalinya membuang kesempatan menjauh dari kejaran Barcelona. Sederet keputusan kontroversial wasit membuat Madrid seperti dirampok di markas mereka sendiri
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
MADRID, KOMPAS – Sederet kontroversi menyertai hasil imbang 1-1 Real Madrid saat menjamu Girona di Stadion Santiago Bernabeu, Minggu (30/10/2022) malam WIB. Pelatih Madrid, Carlo Ancelotti, mengeluhkan buruknya kepemimpinan wasit, terutama saat mengambil keputusan krusial. Itu membuat Madrid bak dirampok ketika bermain di rumah sendiri.
Ancelotti sangat kecewa lantaran timnya hanya bisa bermain imbang 1-1 menghadapi Girona yang merupakan tim papan bawah Liga Spanyol. Meski berhasil kembali ke puncak klasemen, hasil imbang ini tidak memuaskan Ancelotti karena membuat Madrid hanya berjarak satu poin dari rival terdekat mereka, Barcelona pada peringkat kedua.
Di atas kertas, Madrid diprediksi tidak akan kesulitan menaklukkan Girona. Apalagi Girona sedang dalam tren buruk setelah belum pernah meraih kemenangan dalam enam laga sebelumnya. Madrid sangat membutuhkan kemenangan untuk memperlebar jarak dengan Barca yang di laga sebelumnya mampu menang tipis 1-0 atas Valencia.
Sadar sedang bertarung di markas tim yang belum terkalahkan di Liga Spanyol, para pemain Girona bermain pasif dengan cenderung lebih banyak menunggu di area pertahanan sendiri. Kondisi itu membuat para pemain Madrid kesulitan menemukan ruang dan kesempatan untuk mencetak gol.
Namun, Vinicius Junior pada akhirnya membuat pendukung Madrid bergemuruh melalui golnya pada menit ke-70. Kebahagiaan para pendukung Madrid hanya bertahan selama 10 menit setelah pemain pengganti Girona, Cristhian Stuani, mencetak gol penyeimbang melalui titik penalti. Wasit Mario Melero memberikan hadiah penalti kepada Girona setelah Marco Asensio didakwa menyentuh bola dengan tangannya.
Menurut catatan Opta, lesakan gol Stuani membuat dirinya menjadi pemain terbanyak yang mencetak gol dalam pertandingan tandang menghadapi Madrid di Liga Spanyol sejak musim 2017-2018. Stuani mengoleksi empat gol saat berhadapan dengan Madrid di Santiago Bernabeu.
Gol Stuani itu kemudian menyulut amarah dari Ancelotti yang menilai tidak ada pelanggaran yang dilakukan Asensio. “Situasi pertama jelas itu bukan penalti karena mengenai dadanya (Asensio). Dia tidak menyentuh bola dengan tangannya, mereka mengada-ada,” kata Ancelotti dalam konferensi pers seusai pertandingan, dikutip dari Marca.
Terancam sanksi
Komentar keras Ancelotti berpotensi membuat dirinya terkena sanksi. Ancaman serupa juga datang kepada Asensio yang menyindir keputusan wasit melalui akun media sosialnya. Menanggapi protes dari Asensio dan Ancelotti, Melero bersikukuh keputusannya memberikan hadiah penalti kepada Girona sudah tepat. “Menurut aturan, ketika tangan berada di atas bahu itu selalu berarti handball. Bahkan jika bola mengenai dada,” kata Melero.
Menurut aturan, ketika tangan berada di atas bahu itu selalu berarti handball. Bahkan jika bola mengenai dada.
Puncak kontroversi wasit hadir saat Rodrygo membuat Madrid kembali unggul di menit ke-89. Namun, gol itu dianulir karena Melero melihat Rodrygo mengambil bola secara kasar dari tangan kiper Girona, Paulo Gazzaniga.
Pelatih Girona, Michel, berpendapat, timnya beruntung karena gol Rodrygo tidak disahkan wasit. Menurutnya, tidak ada pelanggaran yang dilakukan Rodrygo. Namun, keputusan wasit tetap harus dihormati.
“Saya pikir dilihat dari sisi sepak bola, gol Rodrygo tetaplah gol. Namun, aturan mengatakan itu pelanggaran. Kita harus mematuhi itu. Bagi saya, itu tetaplah sepak bola,” kata Michel, dinukil dari Football Espana.
Di saat tengah berusaha untuk kembali unggul, Madrid harus kehilangan gelandang Toni Kroos di pengujung laga akibat akumulasi kartu kuning. Menariknya, ini menjadi kartu merah pertama sepanjang karier Kroos. Kalah jumlah pemain membuat Madrid semakin kesulitan untuk kembali unggul. Hingga laga usai, Madrid harus puas dengan hasil imbang 1-1. (REUTERS)