Tak Komentari Desakan Mundur, Ketum PSSI: Fokus pada Transformasi Sepak Bola Indonesia
Kompas pergoki Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan dipanggil Mensesneg Pratikno. Ia tak berkomentar desakan mundur jajarannya sehubungan tragedi sepak bola di Stadion Kanjuruhan. Fokusnya transformasi sepak bola Indonesia.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia atau PSSI Mochamad Iriawan atau akrab dipanggil Iwan Bule menuturkan bahwa hal yang menjadi fokus saat ini adalah transformasi sepak bola di Tanah Air. Sepakbola Indonesia sekarang memang belum sempurna tetapi mengarah ke sana.
Fokus kepada transformasi sepak bola ini disampaikan Iriawan saat ditemui seusai bertemu dengan Menteri Sekretaris Negara Pratikno di Gedung Utama Kementerian Sekretariat Negara, Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (26/10/2022). ”Sudah lama saya tidak ketemu beliau (Mensesneg Pratikno),” kata Iriawan saat ditanya mengenai inti pertemuan siang itu, sesaat selepas dirinya keluar dari gedung dan sebelum masuk ke mobilnya.
Dia menampik ketika ditanya apakah pada pertemuan tersebut juga dibahas soal tragedi sepak bola di Kanjuruhan. ”Oh enggak, enggak (Kanjuruhan). Acara transformasi sepak bola aja,” ujarnya.
Saat ditanya perihal yang disampaikan Mensesneg Pratikno dalam pertemuan tersebut, Iriawan menyebutkan agar meneruskan transformasi sepak bola Indonesia. ”Ya, teruskan transformasi ini sesuai dengan harapan Pak Presiden (Joko Widodo) dan Presiden FIFA. Kemudian, ya, memperbaiki sepak bola ke depannya. Itu aja,” katanya.
Sebelumnya, dari informasi yang ditelusuri Kompas, Iriawan dipanggil Pratikno karena Presiden Jokowi menginginkan Irawan memimpin terus PSSI meskipun ada permintaan mengundurkan diri pasca-Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 135 orang beberapa waktu lalu. Pemanggilan oleh Mensesneg dinilai justru untuk mempertegas bahwa Presiden tetap melanjutkan kepemimpinan Irawan di PSSI.
”Seperti halnya ketika pasca-kasus Ferdy Sambo, dan Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo diinformasikan akan dicopot. Namun, justru Kapolri dipanggil oleh Mensesneg. Dan, esok harinya, Kapolri hadir bersama Presiden Jokowi untuk melepas pawai di depan Istana Merdeka, ungkap pejabat di lingkungan Istana.
Ya, teruskan transformasi ini sesuai dengan harapan Pak Presiden (Joko Widodo) dan Presiden FIFA. Kemudian, ya, memperbaiki sepak bola ke depannya. Itu aja.
Sehubungan dengan pertemuannya dengan Presiden FIFA Gianni Infantino beberapa waktu lalu, Iriawan menuturkan adanya arahan terkait transformasi sepak bola Indonesia. ”FIFA memberikan arahan kita harus mentransformasikan sepak bola Indonesia. Ada beberapa anggota FIFA yang ada di kami (PSSI) untuk (kemudian) kita diskusi bagaimana memperbaiki tata kelola, manajemen, pengamanan, kemudian juga suporter, dan stadion,” katanya.
Iriawan menambahkan, ”Mudah-mudahan dengan (transformasi) ini (sepak bola) kita bisa berubah. (Transformasi sepak bola di Indonesia) Ini menjadi pilot project bagi negara lain. Itu harapannya. Dan FIFA akan datang ke sini, di G20. Kita akan sampaikan laporannya, nanti mungkin beliau bisa menyampaikannya ke Pak Presiden (Jokowi)”.
FiFA mulai berkantor di Indonesia
Pada kesempatan tersebut Iriawan mengatakan bahwa FIFA sudah berkantor di Indonesia. ”Mereka sudah ada di kita, sudah ada di PSSI. Tiap hari. Besok, tanggal 29 (Oktober) seluruh kementerian terkait; Kemenpora, Kemenkes, Kemendagri, KONI, Kepolisian, PSSI, FIFA, AFC, akan berkantor terus (tiap hari), di bawah kantor PSSI yang untuk Piala Dunia,” katanya.
”Kita lihat perkembangan lah. Kita sekarang fokusnya pada transformasi dulu. Kan, sepak bola kita mau kita perbaiki (di) semua sektor. Kita belum sempurna memang, tapi, ya, mengarah ke sana.”
Dia menuturkan kombinasi langkah dilakukan semua pemangku kepentingan dalam konteks besar transformasi sepak bola di Indonesia. ”Jadi, semua kementerian berbuat apa, Kemenpora berbuat apa, Kemenkes berbuat apa, PUPR berbuat apa, kepolisian (dan) PSSI berbuat apa. Jadi, kita combine semuanya,” ujar Iriawan.
Ketika ditanya terkait rekomendasi dari Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF), termasuk mengenai harus adanya tanggung jawab moral PSSI, terkait tragedi sepak bola di Stadion Kanjuruhan, Iriawan menuturkan bahwa Menko Polhukam Mahfud sudah menyampaikannya. PSSI akan melihat perkembangan.
”Pak Mahfud sudah sampaikan. Kita lihat perkembangan lah. Kita sekarang fokusnya pada transformasi dulu. Kan, sepak bola kita mau kita perbaiki (di) semua sektor. Kita belum sempurna memang, tapi, ya, mengarah ke sana,” ujar Iriawan menjelaskan.
Sesaat sebelum masuk ke mobil, ketika ditanya tanggapannya terkait tuntutan atau desakan agar jajaran PSSI mundur, Iriawan menjawab singkat, ”Saya enggak comment (berkomentar)”.
Seperti diberitakan Kompas.id, 15 Oktober 2022, TGIPF Tragedi Kanjuruhan mendesak Ketua Umum PSSI beserta jajaran pengurusnya mundur dan menggelar Kongres Luar Biasa sebagai bentuk pertanggungjawaban atas tragedi kemanusiaan di Kanjuruhan. Sebelumnya, TGIPF telah menyerahkan laporan dan rekomendasi hasil temuannya atas tragedi di Kanjuruhan pada Presiden Jokowi di Istana Negara, Jumat (14/10/2022).
Rekomendasi TGIPF clear and clean (sudah jelas) pada Bab V, poin 5 dan 6 bahwa pengurus PSSI harus mundur dan percepat KLB.
”Rekomendasi TGIPF clear and clean (sudah jelas) pada Bab V, poin 5 dan 6 bahwa pengurus PSSI harus mundur dan percepat KLB,” kata dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta sekaligus peneliti sepak bola, Fajar Junaedi.