Pemerintah bersama FIFA dan PSSI sepakat mewujudkan transformasi sepak bola di Tanah Air menyusul Tragedi Kanjuruhan. Kolaborasi itu akan dikonkretkan melalui gugus tugas.
Oleh
Agustinus Yoga Primantoro, DEFRI WERDIONO, Christina Mutiarani Jeinifer Sinadia
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Evaluasi dan komitmen perbaikan diteguhkan sejumlah pihak untuk mencegah terulangnya Tragedi Kanjuruhan di Malang, Jawa Timur, yang merenggut 132 nyawa. Komitmen itu antara lain terlihat dari pembentukan Gugus Tugas Transformasi Sepak Bola Indonesia yang melibatkan pemerintah dan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia dengan difasilitasi Federasi Asosiasi Sepak Bola Internasional.
”Kami telah sepakat membentuk gugus tugas yang terdiri dari perwakilan khusus dari PSSI dan Pemerintah Indonesia dengan dukungan FIFA dan AFC (Konfederasi Sepak Bola Asia) untuk transformasi sepak bola Indonesia serta peningkatan keamanan publik, seperti yang diinstruksikan Presiden Joko Widodo,” ujar Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan seusai rapat dengan perwakilan sejumlah lembaga pemerintah, FIFA, dan AFC, Kamis (13/10/2022), di Jakarta.
Dalam rapat itu, hadir sejumlah pejabat FIFA, seperti Koordinator Pengembangan Proyek Niko Nhouvannasak dan Kepala Keamanan Serge Dumortier. Kehadiran mereka merupakan tindak lanjut dari pembicaraan Presiden Jokowi dengan Presiden FIFA Gianni Infantino melalui sambungan telepon terkait Tragedi Kanjuruhan, Senin (3/10/2022).
Tranformasi sepak bola itu antara lain mencakup sinkronisasi regulasi FIFA soal pengamanan penonton, perbaikan sarana penunjang di stadion agar sesuai standar FIFA, dan standardisasi layanan medis di seluruh stadion. ”Kami ingin memastikan insiden sama (di Kanjuruhan) tak lagi terulang. Maka, kompetisi bisa kembali berjalan dan perhelatan akbar Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia bisa berjalan aman,” ungkap Nhouvannasak.
Dihubungi terpisah, Ketua Paguyuban Suporter Timnas Indonesia Ignatius Indro mengapresiasi program transformasi yang dijalankan pemerintah bersama PSSI. Menurut Indro, langkah itu sebuah kemajuan besar, terutama jika dibandingkan pada 2015, yaitu ketika PSSI dibekukan FIFA menyusul konflik dengan pemerintah.
”Tragedi Kanjuruhan merupakan kejadian luar biasa. Maka, penanganannya tak bisa diserahkan ke PSSI semata. Apalagi, PSSI selama ini telah dianggap salah satu masalah dari sepak bola,” ujar Indro yang mengharapkan perubahan besar di internal PSSI.
Sementara dari Malang dilaporkan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menemukan tujuh poin kelemahan di Stadion Kanjuruhan, lokasi tewasnya 132 korban seusai laga Arema versus Persebaya, 1 Oktober lalu. Stadion itu akan direnovasi total untuk menangkal musibah serupa.
Menurut rencana, pembangunan ulang itu akan dilakukan selama setahun sejak 2023. Bangunan stadion yang baru akan dilengkapi monumen peringatan Tragedi Kanjuruhan.
Tujuh poin temuan itu disampaikan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam hari terakhir audit pihaknya di Kanjuruhan, kemarin. Dari total tujuh temuan itu, tiga di antaranya diyakini turut berkontribusi pada banyaknya korban jiwa pada tragedi itu.
Ketiga temuan itu adalah kondisi tribune ekonomi yang tidak dilengkapi tangga, pintu masuk/keluar serta anak tangga yang tidak ideal, dan ketiadaan pintu darurat. Ia mencontohkan, ukuran anak tangga yang tak standar membuat banyak orang terjatuh dalam kondisi gelap dan panik.
”Tiga hal itu jadi fakta utama. Yang lainnya, penerangan, kamar kecil, juga tidak standar, tidak layak. Perimeternya, di luar stadion, tidak ada lagi penyangga sehingga penonton dari kendaraan langsung masuk ke pintu (stadion). Tidak seperti stadion lainnya, seperti Gelora Bung Karno dan Manahan,” katanya.
Ia menjelaskan, hasil audit pihaknya itu dilaporkan ke Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan. Kemarin, anggota TGIPF, Akmal Marhali, berkata, pihaknya telah menyelesaikan tugas dan akan melaporkan hasil temuan bersama rekomendasinya ke Presiden pada Jumat (14/10/2022).
Dibangun ulang
Menyusul audit itu, Kementerian PUPR akan mendesain dan membangun ulang Kanjuruhan. Adapun dananya diambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
Menurut rencana, pembangunan ulang itu akan dilakukan selama setahun sejak 2023. Semua tribune penonton akan dilengkapi atap melingkar, seperti Stadion Manahan di Surakarta, Jawa Tengah. Bangunan stadion yang baru akan dilengkapi monumen peringatan Tragedi Kanjuruhan.
Selain infrastruktur, seperti stadion, pemerintah juga akan melakukan pembenahan total terkait pengelolaan suporter. Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali, yang juga ditemui di Malang, berkata, pihaknya sudah bertemu PSSI, pengurus klub, serta empat kelompok suporter yang selama ini kerap bertikai, yakni fans Arema, Persebaya, Persija Jakarta, dan Persib Bandung.
”Semua sepakat ini (Tragedi Kanjuruhan) tidak boleh terulang. Tinggal kita rumuskan seperti apa saja, sesuai Undang-Undang. Suporter, di dalam UU (No 11/2022) tentang Keolahragaan yang baru, telah diatur hak dan kewajibannya. Kita sosialisasikan dan minta komitmen mereka semua bagaimana menonton bisa aman, nyaman,” kata Zainudin.
Ia menambahkan, Polri juga telah merumuskan aturan pengamanan di stadion yang mengadopsi regulasi FIFA. Aturan baru itu akan menjadi pegangan polisi di seluruh wilayah di Indonesia. Sebelumnya, pasukan polisi yang bertugas di Kanjuruhan disorot dan dikritisi banyak pihak, termasuk dari luar negeri, akibat penggunaan gas air mata untuk mengontrol massa. Tindakan aparat itu dianggap memicu kepanikan penonton yang lalu saling berebut keluar stadion melalui pintu-pintu yang sempit.