Gelombang pelatih asing semakin masif pada IBL musim depan. Tren itu menjadi angin segar untuk industri bola basket Tanah Air.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
Kehadiran sosok pelatih asing telah menjadi fenomena baru di IBL. Satu per satu klub mulai percaya terhadap pelatih asing karena dampak nyata di liga selama beberapa musim terakhir. Tren tersebut akan semakin menjamur pada musim depan.
Jelang turnamen pramusim IBL di Solo, pada 4 – 13 November 2022, sebanyak enam klub sudah dipastikan akan memakai jasa pelatih asing untuk musim depan. Di antaranya terdapat dua pelatih baru, yaitu Drodjie Jovicic (Pelita Jaya Bakrie Jakarta) dan Nedas Pacevicius (West Bandits).
Empat pelatih lain sudah di IBL sejak musim lalu. Mereka adalah David Singleton (Prawira Bandung), Chris Daleo (Rans PIK Basketball), dan Maximiliano Seigorman (Dewa United Surabaya), serta Anthony Garbelotto yang pindah dari NSH Mountain Gold Timika ke Bali United Basketball musim depan.
Menariknya, jumlah enam pelatih asing itu adalah rekor terbanyak dalam sejarah IBL. Jumlah itu masih bisa bertambah sebelum musim dimulai. Masih ada klub yang belum menentukan pelatih, seperti NSH. Indonesia Patriots atau tim nasional muda juga kemungkinan dilatih lagi oleh pelatih Serbia, Milos Pejic.
Grafik keberadaan pelatih asing terus meningkat setiap tahun sejak IBL kembali menjadi regulator kompetisi pada 2016. Hanya ada satu pelatih asing pada tiga musim pertama. Lalu jumlah pelatih asing naik menjadi empat orang pada musim lalu, tidak termasuk Pejic bersama Patriots.
“Saya melihat (tren) itu sangat bagus. Bukannya mendeskreditkan pelatih lokal. Namun, pelatih asing terbukti membawa level kompetisi semakin tinggi. Mereka membawa ilmu baru ke liga ini. Kita lihat saja musim lalu, performa tim dengan pelatih asing bisa meningkat padahal materi pemainnya sama,” kata Direktur Utama IBL Junas Miradiarsyah.
Salah satu pelatih terbaik pada musim lalu adalah Garbelotto. Dia mengubah NSH dari papan bawah pada musim 2020 menjadi lolos playoff pada musim 2021. Tim tanpa pemain nasional itu bahkan menjadi kuda hitam penantang gelar.
Pemain lokal yang tidak terlalu terlihat sebelumnya langsung naik kelas. Guard Hengki Infandi memenangkan gelar Most Improved Player 2021, sementara center Ruslan meraih gelar Defensive Player of The Year 2021.
Pelatih asing terbukti membawa level kompetisi semakin tinggi. Mereka membawa ilmu baru ke liga ini.
Pada playoff, tangan dingin pelatih asing juga terlihat nyata. Daleo yang menggantikan pelatih lokal Koko Heru setelah musim reguler, bersinar di playoff. Dia nyaris saja membawa tim debutan Rans lolos ke semifinal menaklukkan tim raksasa Pelita Jaya. Sayangnya mereka kalah tipis pada gim tiga 86-93.
Dampak kehadiran pelatih asing itu nyata karena pengalaman dan ilmu segudang mereka. Mereka tidak datang hanya bermodal label pelatih dari luar negeri. Para pelatih juga membawa pendekatan bola basket yang berbeda, sesuai dari asal mereka.
Garbelotto merupakan mantan pelatih tim nasional Inggris. Daleo sudah malang-melintang di dunia basket, mulai dari menjadi pelatih pengembangan pemain di Amerika Serikat pada era 1990-an sampai 2000-an hingga terakhir menukangi tim nasional Thailand.
Cambuk lokal
Pelatih Tangerang Hakws Antonius Joko berkata, sangat terbantu dengan kehadiran pelatih asing. Adapun dia pernah menjadi asisten Garbelotto di NSH musim lalu dan juga Giedrius “Ghibbi” Zibenas di Stapac Jakarta pada musim 2019.
“Saya belajar banyak dari mereka. Yang paling terasa berbeda itu dari sisi fundamental dan disiplin. Mereka mau latihan harus 100 persen, habis-habisan. Coach Ghibbi apalagi, dia paling keras. Kalau pemain terlambat satu menit saja disuruh pulang lagi. Saya lihat kita kalahnya karena kurang disiplin,” ucap Joko.
Adapun Ghibbi menjadi pemicu gelombang tren pelatih asing. Pelatih asal Lithuania itu sukses mengantar Stapac juara pada 2019 dengan gaya bola basket ala Eropa. Stapac bermain dengan sistem sederhana nan kolektif, tidak individualis dan banyak atraksi seperti gaya AS. Gaya itu ternyata cocok dengan para pemain lokal yang kurang atletis dan eksplosif.
Kesuksesan itu menginspirasi para klub di liga. Pelatih asing yang hanya berjumlah satu orang setiap musim, naik menjadi tiga orang pada musim 2020. Adapun tren semakin meningkat karena pelatih asing kembali berjaya. Semusim setelah Ghibbi, Pejic mengantar Satria Muda juara.
Gelombang pelatih asing adalah angin segar untuk bola basket Indonesia. Sosok pelatih berpengalaman dari berbagai negara akan mempercepat transfer ilmu permainan modern. Pengembangan lewat pelatih asing itu juga dilakukan oleh salah satu kompetisi paling maju di Asia, yaitu Liga Bola Basket Jepang atau B-League.
Menurut dua kali peraih Coach of The Year IBL, Singleton, pelatih asing sangat dibutuhkan untuk membenahi teknik dasar pemain lokal. Dia sudah menukangi tiga klub di IBL. Dari semua itu, mayoritas pemain lokal selalu bermasalah dalam hal teknik dasar. Adapun pelatih asing membawa fundamental bola basket berstandar internasional.
Di sisi lain, tren baru itu sekaligus menjadi cambuk bagi para pelatih lokal. Sebenarnya mereka sangat mampu bersaing. Mereka mungkin sedikit tertinggal dalam hal strategi, tetapi jauh lebih mengenal kultur pemain dan liga. Buktinya, tiga dari empat klub semifinalis musim lalu dipimpin oleh pelatih lokal.
Hanya saja, pelatih lokal harus terus bertumbuh. Kehadiran pelatih asing bukan ancaman terhadap pekerjaan mereka, tetapi membuat mereka bisa maju lebih cepat. Jika pola pikir itu bisa ditanamkan, bola basket Indonesia akan menuai manfaatnya.