Tim bulu tangkis Indonesia gagal mempertahankan Piala Suhandinata, lambang supremasi kejuaraan dunia yunior beregu campuran. Indonesia menempati peringkat ketiga setelah disingkirkan Taiwan di semifinal.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
SANTANDER, JUMAT-Pemain-pemain muda Indonesia yang berusia 16-18 tahun bermain dengan gigih dalam lima pertandingan saat berhadapan dengan Taiwan dalam semifinal Kejuaraan Dunia Yunior Beregu Campuran. Namun, kegigihan itu belum cukup untuk membuat lambang supremasi kejuaraan, Piala Suhandinata, menetap di Tanah Air.
Indonesia menjadi tim terbaik yunior untuk pertama kalinya pada 2019 saat kejuaraan digelar di Kazan, Rusia. Diperkuat pemain-pemain yang saat ini bersaing di arena senior, seperti Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin, Putri Kusuma Wardani, dan Bobby Setiabudi, mereka menjadi juara dengan mengalahkan China di final.
Dua tahun tanpa digelarnya kejuaraan karena pandemi Covid-19, termasuk banyaknya turnamen yunior yang dibatalkan, membuat persaingan berubah. Dengan mengalahkan Indonesia 3-2 pada semifinal tahun ini di Santander, Spanyol, Jumat (21/10/2022) waktu setempat atau Jumat malam hingga Sabtu dinihari waktu Indonesia, Taiwan lolos ke final. Padahal, Taiwan hanya berada di urutan ke-10, dua tahun lalu.
Lawan Taiwan di final adalah Korea Selatan yang mengalahkan Jepang 3-0. Di Kazan, Korea Selatan menempati peringkat ketujuh.
Berbeda dengan semifinal Korea Selatan melawan Jepang, persaingan Indonesia dan Taiwan berlangsung sangat ketat, meski ranking dunia pemain-pemain Taiwan lebih rendah dari Indonesia. Empat dari lima pertandingan berlangsung dalam tiga gim.
Dalam lima nomor yang dimainkan dan dimulai dengan ganda campuran, Indonesia tertinggal 0-2 terlebih dahulu. Zaidan Arrafi Nabawi/Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu dan Muhammad Reza Al Fajri (tunggal putra) kalah dalam poin yang begitu ketat. Saidan/Felisha dikalahkan Ting Yeng Chen/Yang Chu Yun 21-15, 11-21, 19-21, sementara Reza kalah dari Kuo Kuah Lin 21-18 ,12-21, 18-21.
Indonesia membuka kesempatan melaju ke final dengan kemenangan pada partai ketiga dan keempat melalui tunggal putri berusia 16 tahun, Mutiara Ayu Puspitasari, dan ganda putra, Muhammad Putra Erwiansyah/Muhammad Rayhan Nur Fadillah. Mereka bermain baik ketika lawan tinggal membutuhkan satu kemenangan untuk lolos ke final. Mutiara mengalahkan Ruo Hsuan Ko 15-21, 21-15, 21-13, sementara Putra/Rayhan menang atas Huang Jui-Hsuan/Tsai Fu Cheng dua gim langsung 21-14, 21-13.
"Pastinya tegang saat masuk lapangan karena kami harus menang. Kami mencoba percaya diri dengan kemampuan dan Alhamdulilah bisa menang,” ujar Putra.
Nasib Indonesia dan Taiwan akhirnya ditentukan melalui partai terakhir. Indonesia sebenarnya memiliki harapan besar untuk menang karena ganda putri, Rachel Allessya Rose/Meilysa Trias Puspitasari, memiliki pengalaman tampil dalam turnamen BWF World Tour. Namun, mereka kalah dari Nicole Gonzales Chan/Yang Chu Yun 21-13, 16-21, 13-21.
Pada gim pertama, sebetulnya Rachel/Trias sudah bermain dengan benar dalam pola maupun mental. Ketika lawan mengubah pola pada gim kedua, mereka tidak siap mengantisipasi hingga terus berada di bawah tekanan sampai gim ketiga. Lawan pun semakin percaya diri.
"Pada gim pertama, sebetulnya Rachel/Trias sudah bermain dengan benar dalam pola maupun mental. Ketika lawan mengubah pola pada gim kedua, mereka tidak siap mengantisipasi hingga terus berada di bawah tekanan sampai gim ketiga. Lawan pun semakin percaya diri,” ujar pelatih ganda putri Enroe Suryanto.
Dari turnamen Denmark Terbuka BWF World Tour Super 750, Indonesia hanya menyisakan dua ganda putra pada semifinal yang akan berlangsung di JYSKE Bank Arena, Odense, Sabtu (22/10/2022). Mereka adalah Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon yang akan melawan juara dunia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik (Malaysia) dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto. Untuk bisa tampil di final, Fajar/Rian harus mengalahkan pasangan Malaysia lain, Ong Yew Sin/Teo Ee Yi.
Kevin/Marcus mendapat tempat pada semifinal setelah menang dalam persaingan melawan “adik” mereka di pelatnas utama, Leo/Daniel. Kevin/Marcus memperlihatkan kemampuan mereka unggul dalam momen kritis. Mereka menang 15-21, 22-20, 22-20 setelah tertinggal 17-19 pada gim kedua dan 16-18 pada gim kedua.
“Kami bersyukur bisa memenangi pertandingan. Laga berjalan ketat karena selalu terjadi kejar mengejar angka. Namun, kami lebih beruntung karena lawan melakukan banyak kesalahan menjelang akhir pertandingan,” komentar Marcus.
Adapun Kevin mengatakan, dalam laga ketat, mereka harus bermain dengan tenang. “Kami tidak boleh panik dan harus terus mencoba,” katanya.
Pada perempat final lain, Fajar/Rian menyingkirkan Lu Ching Yao/Yang Po Han (Taiwan) 21-12, 21-15. Sebelum kalah dari Fajar/Rian, Lu/Yang menundukkan ganda Indonesia lain, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, pada babak kedua.
Dua wakil lain, Jonatan Christie dan Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti, kalah dalam laga tiga gim/ Apriyani/Fadia kalah dari ganda Jepang, Nami Matsuyama/Chiharu Shida, 21-17, 14-21, 12-21, sementara Jonatan gagal memanfaatkan kesempatan saat melawan Lee Zii Jia (Malaysia). Jonatan kalah 16-21, 21-18, 18-21.
Sementara, kejutan terjadi ketika unggulan teratas tunggal putra, Viktor Axelsen (Denmark), disingkirkan rekan latihannya, Loh Kean Yew (Singapura). Axelsen, yang telah menjuarai enam turnamen tahun ini, termasuk empat beruntun sebelum tampil di Denmark, kalah dengan skor 17-21, 10-21.(iya)
Hasil Semifinal Indonesia – Taiwan
Ganda Campuran:
Zaidan Arrafi Nabawi/Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu vs Ting Yen-Chen/Yang Chu Yun
21-15, 11-21, 19-21
Tunggal Putra:
Muhammad Reza Al Fajri vs Kuo Kuan Lin
21-18, 12-21, 18-21
Tunggal Putri:
Mutiara Ayu Puspitasari vs Ruo Hsuan Ko
15-21, 21-15, 21-13
Ganda Putra:
Muh Putra Erwiansyah/Muhammad Rayhan Nur Fadillah vs Huang Jui-Hsuan/Tsai Fu Cheng
21-14, 21-13
Ganda Putri:
Rachel Allessya Rose/Meilysa Trias Puspitasari vs Nicole Gonzales Chan/ Yang Chu Yun