Audisi Umum PB Djarum memasuki tahapan turnamen. Banyak pebulu tangkis belia kecewa karena tersingkir di tahap ini. Namun, kesempatan untuk lolos masih tersisa dari jalur ”super tiket”.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
KUDUS, KOMPAS — Audisi Umum Persatuan Bulu Tangkis (PB) Djarum mulai memasuki fase turnamen, Jumat (21/10/2022). Sebanyak 543 atlet yunior bersaing memerebutkan 12 tiket lolos audisi di Gelanggang Olahraga Djarum, Kudus, Jawa Tengah. Atlet-atlet yang kandas dini tetap berharap bisa lolos ke tahap karantina melalui jalur ”super tiket”.
Audisi Umum PB Djarum berlangsung pada 19-23 Oktober. Audisi yang digelar setiap tahun ini sempat terhenti selama dua tahun akibat pandemi Covid-19. Maka, antusiasme peserta pada tahun ini meningkat dua kali lipat, yaitu 2.386 orang.
Setelah melewati penyaringan tahap pertama dan kedua, para pebulu tangkis yunior U-11 dan U-13 beradu ketangkasan bermain bulu tangkis di babak gugur. Di babak ini, tim pencari bakat PB Djarum mencermati saksama kemampuan teknik, stamina, dan daya juang para peserta.
Untuk kategori putra, atlet yang melaju hingga semifinal mendapatkan tiket lolos ke tahap karantina. Adapun di kategori putri, pebulu tangkis yang terpilih untuk menjalani karantina setidaknya harus bisa mencapai final turnamen. Tiket lolos ke tahap karantina menjadi target utama para peserta. Dari sanalah impian mereka bergabung dengan PB Djarum bisa terwujud. Maka, sejumlah atlet belia menangis tersedu-sedu ketika langsung tersingkir di babak awal.
Asrafil Qodri Aswalani (12), misalnya, tampak terpukul saat melangkah keluar dari lapangan. Pebulu tangkis asal Kota Sorong, Papua Barat, itu gagal melaju ke babak berikutnya setelah kalah dari Muhammad Abi Sawangsah dari Sidoarjo. Bergabung di PB Djarum adalah impian Asrafil sehingga dia rela menempuh perjalanan jauh untuk mengikuti audisi itu.
Hanya dengan cara itu, Asrafil bisa mulai menapaki cita-cita menjadi pebulu tangkis profesional. ”Kecewa karena tersingkir cepat. Padahal, saya sudah latihan berbulan-bulan untuk persiapan ikut audisi ini,” kata Asrafil sambil tertunduk.
Peserta lainnya, Adinda A Kirana (10), juga tampak sangat kecewa karena tersingkir di babak awal turnamen. Padahal, atlet belia asal Palembang, Sumatera Selatan, itu menargetkan bisa melaju hingga final demi tiket lolos ke tahap karantina.
Bakat saja tidak cukup. Butuh kerja keras juga. Selain itu, kami juga melihat jiwa tidak mau kalah itu banyak menentukan. Itu menjadi salah satu faktor yang membantu atlet untuk bisa menuju jenjang berikutnya.
Baik Asrafil maupun Adinda sama-sama belum mengetahui PB Djarum membuka kesempatan lolos lewat jalur super tiket. Menurut Koordinator Tim Pencari Bakat Putri PB Djarum Yuni Kartika, kans lolos ke tahap karantina masih terbuka bagi yang gugur di babak turnamen. Namun, tiket khusus itu hanya tersedia bagi peserta yang memenuhi kriteria para pencari bakat.
Kriteria itu, antara lain, ialah usia, kualitas permainan, dan daya juang. Para pencari bakat yang mayoritas diisi legenda-legenda bulu tangkis Indonesia dari PB Djarum mengamati permainan para peserta audisi itu. Adanya jalur super tiket dimaksudkan agar pebulu tangkis berbakat tetap mendapatkan kesempatan untuk bergabung dengan PB Djarum meskipun kalah pada babak turnamen.
”Kalau hanya turnamen saja, pebulu tangkis yang bagus bisa saja kalah. Super tiket itu dibuka sejak turnamen. Artinya, mereka bisa saja kalah, tetapi tetap masih berpeluang masuk karantina. Bukan menang kalahnya saja yang kami lihat,” kata Yuni.
Mantan pebulu tangkis tunggal putri Indonesia, Susy Susanti, mengatakan, daya juang peserta dalam bertanding amat menentukan apakah mereka layak mendapatkan kesempatan untuk lolos ke tahap karantina. Susy, yang juga tergabung dalam tim pencari bakat, menyampaikan, kriteria terpenting dari pebulu tangkis adalah bagaimana dia bisa menunjukkan daya juang tinggi saat bertanding di lapangan.
”Bakat saja tidak cukup. Butuh kerja keras juga. Selain itu, kami juga melihat jiwa tidak mau kalah itu banyak menentukan. Itu menjadi salah satu faktor yang membantu atlet untuk bisa menuju jenjang berikutnya,” ujar peraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992 itu.
PB Djarum tidak mematok kuota untuk super tiket. Asalkan pebulu tangkis tersebut memenuhi kriteria yang ditetapkan tim pencari bakat, mereka berhak mendapatkan kesempatan untuk masuk tahap karantina.
Perjuangan pebulu tangkis yang masuk tahap karantina tidak berhenti sampai di sana. Tim pelatih dari PB Djarum kembali akan memantau perkembangan pebulu tangkis selama tiga pekan. Mereka akan diuji ketahanannya dalam menerima materi latihan sekaligus penerapan disiplin dari tim pelatih. Di tahap karantina ini, kata Yuni, tidak sedikit pebulu tangkis belia yang tidak betah sehingga berniat untuk mundur.
”Di karantina akan lebih berat karena tesnya banyak. Ada tes kesehatan, intelegensia, dan fisik. Nah, akan lebih kelihatan lagi detail anak ini seperti yang kami lihat atau tidak di turnamen. Kan, bisa saja, ternyata fisiknya lemah, ternyata kekuatan ototnya begini, lalu kekuatan kakinya tidak seberapa. Itu, kan, kalau latihan kelihatan. Makanya, butuh karantina setelah memilih anak-anak ini,” ujar Yuni.