Stadion Santiago Bernabeu menjadi panggung penampilan brilian Karim Benzema. Ia kembali mencetak gol setelah sempat kesulitan pada lima laga. Gol ini pun semakin mendekatkan dirinya meraih penghargaan Ballon d’Or
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
MADRID, SENIN – Karim Benzema membuktikan bahwa dirinya layak memenangkan penghargaan Ballon d’Or dengan membantu Real Madrid menundukkan Barcelona 3-1, Minggu (16/10/2022) malam WIB. Meski sempat kesulitan mencetak gol pada lima laga sebelumnya, naluri gol Benzema muncul pada saat yang sempurna, dalam laga sebesar El Clasico.
Setelah pulih dari cedera, Benzema rupanya memerlukan waktu lebih lama untuk kembali ke performa terbaiknya. Pencetak gol terbanyak Liga Spanyol musim lalu dengan 27 gol itu muncul sebagai pemecah kebuntuan Madrid pada menit ke-12 saat menjamu Barca di Stadion Santiago Bernabeu.
Gol berawal dari umpan terobosan Toni Kroos kepada Vinicius Junior yang kemudian berlari kencang melewati bek Barca. Memasuki kotak penalti, Vinicius menembak dari ruang sempit. Tendangannya mampu dimentahkan kiper Marc-Andre ter Stegen. Bola muntah kemudian dimanfaatkan Benzema menjadi gol.
Pada momen yang berlangsung hanya beberapa detik itu, Benzema menunjukkan nalurinya sebagai predator haus gol. Ia mampu bergerak dan menempatkan posisi tanpa terdeteksi para pemain belakang Barca. Dengan penempatan posisi yang presisi, bola muntah seakan datang menghampirinya. Tanpa perlu banyak bergerak, Benzema melepaskan tendangan kaki kiri yang merobek jala gawang Barca.
“Madrid lebih dewasa dan tahu bagaimana bersaing. Mereka tahu apa yang perlu mereka lakukan pada setiap momen. Mereka adalah tim yang lebih matang daripada kami saat ini,” ujar pelatih Barca, Xavi Hernandez, seusai pertandingan.
Aksi Benzema tidak berhenti di gol pertama. Pada menit ke-52, Benzema kembali membuat pendukung Madrid bersorak dengan golnya. Namun, wasit menganulir gol tersebut lantaran Benzema sudah lebih dulu berada dalam posisi offside.
Melalui lima laga tanpa mencetak gol, Benzema memperlihatkan dirinya bisa diandalkan pada saat dan momentum yang tepat. Mencetak gol pembuka di laga sebesar El Clasico akan membuat ribuan mata tertuju padanya. Apalagi Benzema digadang-gadang sebagai calon kuat penerima penghargaan Ballon d’Or yang akan berlangsung sehari setelah El Clasico.
Penyerang Barca, Robert Lewandowski adalah pesaing berat Benzema untuk meraih penghargaan tersebut. Maka dari itu, laga El Clasico tiada ubahnya sebagai panggung terakhir dua predator haus gol itu untuk menunjukkan kepantasaannya menerima penghargaan.
Madrid lebih dewasa dan tahu bagaimana bersaing. Mereka tahu apa yang perlu mereka lakukan pada setiap momen.
Senyum Benzema makin merekah karena Lewandowski ternyata gagal membantu Barca menyelamatkan diri dari kekalahan. Padahal, pada laga sebelumnya, Lewandowski tampil luar biasa dengan mencetak dua gol yang menyelamatkan Barca dari kekalahan saat bermain imbang 3-3 dengan Inter Milan pada Liga Champions Eropa.
Pelatih Madrid, Carlo Ancelotti, pun semakin yakin penyerang andalannya itu bakal memenangkan Ballon d’Or tahun ini. “Bila Benzema memenangkan Ballon d’Or, kami akan menyiapkan pesta untuknya,” kata Ancelotti.
Membuka jalan
Gol Benzema menjadi jalan bagi Madrid untuk melepaskan diri dari tekanan Barca. Sejak awal laga, Barca bernafsu mencetak gol cepat demi memetik kemenangan. Ini sangat diperlukan Barca yang pada pertengahan pekan hampir kehilangan peluang melaju ke fase gugur Liga Champions Eropa karena ditahan imbang Inter.
Xavi menerapkan formasi 4-3-3 favoritnya. Ia memainkan pencetak gol terbanyak Liga Spanyol musim ini, Robert Lewandowski, sebagai ujung tombak. Penyerang timnas Polandia itu diapit Ousmane Dembele di sisi kanan dan Raphinha di kiri.
Sejak pertandingan dimulai, Barca mengambil inisiatif serangan. Namun, upaya-upaya Barca mampu digagalkan pemain Madrid yang menerapkan blok pertahanan rendah. Cara bertahan Madrid pun amat rapat dan tidak menyisakan ruang antarlini.
Barca hanya punya kesempatan menusuk melalui sektor sayap yang dihuni Dembele dan Raphinha. Adapun Lewandowski tidak mampu berbuat banyak lantaran mendapat pengawalan ketat oleh Eder Militao.
“Militao perlu memberikan lebih banyak tekanan melawan striker seperti Lewandowski yang sangat kuat, dan dia melakukannya dengan sangat baik,” ucap Ancelotti.
Madrid kemudian menambah keunggulan melalui Federico Valverde yang dalam laga ini dimainkan sebagai penyerang sayap kanan. Proses gol Valverde di menit ke-35 itu mirip dengan gol Benzema. Para pemain Barca terpaku dengan bola sehingga terlambat menyadari Valverde berdiri tanpa pengawalan di luar kotak penalti.
Barca sempat memperkecil kekalahan melalui gol pemain pengganti Ferran Torres. Namun, Madrid kembali menjauh melalui sepakan penalti Rodrygo Goes di pengujung laga. “Ketika tidak menguasai bola, mereka terlihat seperti sedang berjuang. Namun, kemudian mereka mencetak dua gol tambahan. Kami perlu memperbaiki diri dan lebih klinis,” kata bek Barca, Jules Kounde dikutip dari Diario AS.
Kemenangan atas Barca sangat penting bagi Madrid. Kini, Los Blancos mampu merebut puncak klasemen dari Barca. Tambahan tiga poin dari Barca membuat Madrid memimpin klasemen sementara dengan 25 poin.
Sementara itu Barca turun ke posisi kedua dengan 22 poin. Kekalahan dari Madrid kian menyakitkan bagi Barca karena ini merupakan yang pertama bagi mereka setelah meraih tujuh kemenangan beruntun pada Liga Spanyol. (AFP)