Kedewasaan menjadi kunci Real Madrid menaklukkan Barcelona dan merebut puncak klasemen liga. Berkat itu, Madrid yang tidak dominan secara statistik laga mampu memberikan mimpi buruk kedua Barca pada pekan ini
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
MADRID, SENIN – Kemenangan 3-1 atas Barcelona kian meneguhkan kedigdayaan Real Madrid musim ini. Los Blancos menjadi satu dari empat tim di liga top Eropa yang belum terkalahkan sejauh ini. Kedewasaan dan kematangan dalam bermain menjadi kunci bagi Madrid untuk menggaungkan resistansinya.
Dari segi statistik pertandingan yang berlangsung di Stadion Santiago Bernabeu itu, Madrid memang tidak lebih baik dibandingkan Barcelona. Penguasaan bola Madrid hanya menyentuh angka 43,8 persen. Kalah dibandingkan penguasaan bola Barca yang mencapai 56,2 persen.
Madrid pun mencatatkan jumlah tembakan yang lebih sedikit, yaitu delapan berbanding 18 milik Barca. Angka expected goal Madrid juga tertinggal dari Barca. Madrid tercatat hanya memiliki nilai expected goal 1,14, kalah dari Barca yang memiliki nilai 2,16. Namun, kenyataannya di lapangan, Madrid menjadikan statistik itu benar-benar sebagai perhitungan di atas kertas.
Tiga gol dari kaki Karim Benzema, Federico Valverde, dan Rodrygo Goes sudah cukup membuat Barca melepaskan singgasana Liga Spanyol. Barca hanya mampu membalas melalui gol Ferran Torres di babak kedua.
“Mereka mengalahkan kami dalam hal kedewasaan, dalam hal mengetahui bagaimana cara bersaing. Kami berkompetisi lebih buruk dari lawan kami, itu sebabnya kami kalah dalam pertandingan. Mereka adalah tim yang lebih matang dari kami saat ini” kata pelatih Barca, Xavi Hernandez, dalam konferensi pers seusai pertandingan, Senin (17/10/2022) dini hari WIB.
Kekalahan dari Madrid menghadirkan mimpi buruk kedua bagi Barca yang pada pertengahan pekan lalu ditahan imbang Inter Milan 3-3 di liga Champions Eropa. Hasil imbang itu semakin menipiskan peluang Barca lolos dari fase grup.
Walau tidak lebih dominan secara data statistik, Madrid sesungguhnya memegang kendali permainan. Tim besutan pelatih Carlo Ancelotti tersebut tahu bagaimana caranya menundukkan Barca. Madrid tampil lebih efektif dan terstruktur, serta tahu momentum melepaskan umpan-umpan kunci yang membahayakan.
Ketika diserang, Los Blancos memperagakan bentuk pertahanan yang sangat rapat di tengah. Pemain belakang dan tengah Madrid hanya menyisakan sedikit ruang di sisi sayap yang beberapa kali mampu dieksploitasi oleh Ousmane Dembele dan Raphinha.
Di area tengah, Eder Militao menjadi palang pintu kokoh di lini belakang dengan menghentikan pergerakan predator Barca, Robert Lewandowski. Pencetak gol terbanyak Liga Spanyol dengan sembilan gol sejauh ini hanya mencatatkan enam tembakan dengan akurasi sebesar 40 persen.
Hingga akhir laga, Lewandowski gagal mencetak gol untuk menyelamatkan Barca. Padahal, Lewandowski mampu tampil gemilang dengan mencetak dua gol saat memaksakan hasil imbang dengan Inter.
Menurut Ancelotti, salah satu kunci meredam Barca adalah menghentikan pergerkan Lewandowski. “Di babak pertama kami lebih baik, lebih klinis, dan lebih efektif. Mereka cenderung menekan tinggi dan kami memiliki kepercayaan diri untuk bermain dari belakang. Secara defensif kami melakukannya dengan baik. Tim berkomitmen untuk tidak meninggalkan ruang (bagi Lewandowski),” tutur Ancelotti.
Berkat hasil positif atas Barca, Madrid memperpanjang catatan impresif musim ini dengan belum sekalipun tersentuh kekalahan di semua kompetisi. Selain Madrid, ada sejumlah klub di liga-liga top Eropa yang juga belum tersentuh kekalahan, yaitu Paris Saint-Germain, Napoli, dan Atalanta.
Mereka cenderung menekan tinggi dan kami memiliki kepercayaan diri untuk bermain dari belakang. Secara defensif kami melakukannya dengan baik.
Pertahanan rapuh
Di sisi lain, kekalahan dari Madrid kian memperlihatkan rapuhnya pertahanan Barca. Blaugrana seakan tidak belajar dari kesalahan saat ditahan imbang Inter. Kala itu, para pemain belakang Barca melakukan kesalahan-kesalahan individu yang mampu dimaksimalkan pemain Inter untuk unggul. Dalam dua laga, Barca kini sudah kebobolan enam gol.
Kesalahan besar Barca adalah menyisakan begitu banyak ruang antara lini tengah dan belakang. Kedewasaan Madrid membuat mereka mampu tampil tenang dalam menghadapi pressing tinggi Barca. Dalam banyak momen, pemain tengah Madrid, yang dikomandoi Luka Modric dan Toni Kroos, hanya perlu melakukan satu operan untuk membuat penyerang begitu dekat dengan area sepertiga akhir pertahanan Barca.
“Kami tidak bermain buruk, tetapi babak pertama kami tergelincir di area di mana mereka kuat dalam transisi. Kami seharusnya melakukan pelanggaran untuk menghindari gol pertama dan gol kedua,” kata bek Barca, Jules Kounde.
Kesalahan ini tidak bisa kembali diulangi Barca yang sudah dinanti Villarreal, Athletic Bilbao, Bayern Muenchen, dan Valencia hingga akhir bulan. Pemain bertahan Barca perlu menjaga fokus agar tidak kembali tergelincir.
Satu kesalahan kecil akan memperburuk kondisi Barca. Dengan tipisnya kans melaju ke babak gugur Liga Champions, Barca pantang melakukan kesalahan yang bisa membuat Madrid semakin menjauh.
“Kami harus mengubah dinamika tim ini. Musim ini sangat panjang, terkadang Anda terpuruk, tetapi kami harus kuat, tetap percaya dan bekerja. Saya tidak tahu cara lain untuk meraih kesuksesan,” kata Xavi. (AFP)