Belum Terima Dokumen Resmi, PSSI Enggan Beri Tanggapan
TGIPF telah menyampaikan hasil temuan atas tragedi Kanjuruhan kepada Presiden RI. Sampai saat ini, PSSI sebagai salah satu pihak yang diminta untuk bertanggung jawab belum menerima dokumen resmi tersebut.
Oleh
Agustinus Yoga Primantoro
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia atau PSSI masih enggan memberikan tanggapan terkait rekomendasi Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) tragedi Kanjuruhan. Sampai Minggu (16/10/2022), PSSI belum menerima dokumen resmi temuan TGIPF yang telah diberikan pada Presiden Joko Widodo.
Ketua Tim Investigasi Tragedi Kanjuruhan PSSI Ahmad Riyadh, juga masih belum mau memberi tanggapan terhadap rekomendasi TGIPF pada PSSI. Pasalnya, sampai saat ini PSSI masih belum menerima dokumen resmi laporan tersebut.
Tak hanya Riyadh, Sekretaris Jenderal PSSI Yunus Nusi dan Wakil Sekretaris Jenderal PSSI Maaike Ira pun tak memberi jawaban saat dihubungi Kompas, Minggu. Rencananya, PSSI baru akan memberi tanggapan setelah menggelar rapat bersama FIFA pada Selasa (18/10/2022).
Maaf, kita menunggu (hasil) pertemuan dengan FIFA, Selasa. Tunggu informasi selanjutnya.
"Maaf, kita menunggu (hasil) pertemuan dengan FIFA, Selasa. Tunggu informasi selanjutnya," kata Riyadh.
Anton Sanjoyo selaku anggota TGIPF membenarkan perihal belum diterimanya dokumen TGIPF oleh PSSI. Berkas resmi itu baru akan dikirim ke berbagai pihak terkait setelah memperoleh izin protokol dari Presiden selaku pemberi tugas dan juga Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD selaku Ketua TGIPF. Izin protokol tersebut baru akan dikomunikasikan pada Senin (17/10/2022).
"Menurut Deputi Bidang Koordinasi Hukum dan HAM Kemenko Polhukam Sugeng Purnomo, melalui pesan singkat pada Minggu pukul 16.17 WIB, bahan (dokumen resmi laporan TGIPF) sudah dicetak. Besok akan dimintakan persetujuan Menteri Polhukam (Mahfud MD) untuk pengirimannya (ke PSSI)," lanjut Anton.
Sebelumnya, TGIPF telah memberikan laporan temuannya dan sejumlah rekomendasi ke Presiden Joko Widodo, di Istana Negara, Jumat (14/10/2022). Dalam rekomendasi itu, Ketua Umum PSSI beserta jajarannya diminta mundur dan mengadakan Kongres Luar Biasa (KLB)sebagai bentuk pertanggungjawaban atas tragedi kemanusiaan di Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022).
Sebelumnya, PSSI telah sependapat terhadap rekomendasi TGIPF untuk memperbaiki sepak bola Indonesia bersama dengan federasi sepak bola internasional (FIFA) dan Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC), (Kompas.id, Jumat (14/8/2022). Terkait dokumen laporan dan rekomendasi TGIPF yang telah dirilis ke sejumlah media, Riyadh meragukan keaslian dokumen tersebut karena tidak ada kop surat dan tanda tangan resminya.
"Kalau dokumen pdf kan sudah dirilis ke media yang khusus bab kesimpulan dan rekomendasi, halaman 123-135," sambung Anton.
Komite Etik
Tommy Welly selaku pengamat sepak bola mengatakan, rekomendasi dari TGIPF menunjukkan betapa minimnya peran Komite Etik PSSI. Sejak kejadian di Kanjuruhan, Komite Etik PSSI tidak pernah muncul dan bersuara.
Dalam norma sepak bola, Komite Etik yang dipilih oleh Kongres harus berperan sebagai badan yudikatif yang menegakkan hukum sepak bola. Adapun secara struktural badan yudikatif PSSI terdiri atas Komisi Disiplin, Komisi Banding, dan Komisi Etik yang bertanggung jawab pada Kongres.
"Sampai kemudian, suara tentang tanggung jawab moral dan etik dibunyikan oleh TGIPF," kata Tommy.
Tommy menambahkan, rekomendasi TGIPF tentang tanggung jawab PSSI dalam tragedi Kanjuruhan sudah tepat. Namun, sebaiknya tidak hanya meminta Ketua Umum beserta Komite Eksekutif PSSI untuk mundur melainkan juga Sekretaris Jenderal yang secara struktural sebelumnya termasuk dalam Komite Eksekutif.
"Terkait KLB, harus diperjelas lagi siapa yang nantinya akan melaksanakannya sesuai dengan ketentuan mekanisme statuta. Dalam ketentuan mekanisme statuta, KLB bisa diselenggarakan berdasarkan permintaan Komite Eksekutif, voter, anggota, ataupun FIFA," tutur Tommy atau akrab disapa dengan Bung Towel.
Menurut Tommy, publik menantikan sikap PSSI pasca diumumkannya hasil temuan TGIPF. Sebab, tragedi di Kanjuruhan bukan hanya menyangkut sejarah sepakbola Indonesia melainkan juga sepak bola Dunia. Respons PSSI akan menentukan langkah sepak bola Indonesia mendatang termasuk di dalamnya para stakeholder.
"Yang ditunggu-tunggu adalah respon PSSI terhadap hasil kesimpulan dan rekomendasi TGIPF," lanjut Tommy.
Pantauan Kompas sejak pukul 11.00 hingga pukul 17.00 di Arena GBK, Jakarta, Minggu, terlihat sejumlah orang memasuki kantor PSSI. Namun, di antara orang-orang yang memasuki kantor PSSI, tak terlihat satu pun petinggi PSSI.