Mohamed Salah hanya masuk dari bangku cadangan, tetapi mampu membawa pulang bola pertandingan. Hattrick lawan Rangers bisa menjadi titik balik sang “Raja Mesir”.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
GLASGOW, KAMIS – Keputusan manajer Juergen Klopp mencadangkan penyerang andalan Mohamed Salah berbuah manis. Masuk dari bangku cadangan, Salah melampiaskan rasa laparnya lewat hattrick ke gawang Glasgow Rangers. Dia hanya butuh enam menit untuk mengembalikan sosok Salah sebenarnya yang sempat hilang pada musim ini.
Salah yang masuk pada menit ke-68, menyumbang tiga gol untuk mengantar Liverpool menang telak atas tuan rumah Rangers 7-1 di Stadion Ibrox, pada Kamis (13/10/2022) dini hari WIB. Dia mencetak hattrick di antara menit ke-75 dan ke-81.
Penyerang 30 tahun itu sukses menciptakan hattrick tercepat dalam sejarah Liga Champions, hanya enam menit 12 detik. Catatannya melampaui rekor terdahulu milik Batefimbi Gomis, delapan menit, dalam pertandingan Lyon lawan Dinamo Zagreb, pada 2011.
“Istimewa, khususnya untuk Mo (Salah). Sangat penting bagaimana dia beradaptasi dengan posisi itu. Dia harus bermain di posisi berbeda, lebih ke dalam. Kami harus menyesuaikan dia ke dalam formasi itu. Dia adalah pemain luar biasa dan hal itu ditunjukkan hari ini,” kata Klopp.
Klopp mengganti susunan pemain di lini depannya setelah kalah dari Arsenal, pada akhir pekan lalu. Salah dan Diogo Jota dicadangkan. Pemain muda Harvey Elliot dan Fabio Carvalho menggantikan mereka sebagai starter. Liverpool kembali memakai formasi 4-4-2 dengan duet penyerang Darwin Nunez dan Roberto Firmino.
Salah masuk setelah “Si Merah” unggul 3-1. Dia menggantikan Nunez yang turut berkontribusi satu gol. Dengan pergantian itu, Salah pun bermain di posisi penyerang tengah. Dia berduet dengan Jota. Adapun pemain berjuluk “Raja Mesir” itu berposisi asli sayap kanan.
Tantangan itu dijawab tuntas oleh Salah. Meskipun turun sebagai pemain pengganti dan Liverpool sudah unggul, dia justru tampil sangat ngotot. Dia seperti ingin membuktikan diri setelah belum menemukan performa terbaik sejak awal musim.
Hattrick itu sangat penting. Salah baru saja tampil buruk ketika Liverpool ditaklukkan Arsenal. Dia diganti oleh Klopp pada paruh kedua laga tersebut karena tidak berkutik di hadapan bek sayap Takehiro Tomiyasu.
Istimewa, khususnya untuk Mo (Salah). Dia adalah pemain luar biasa dan hal itu ditunjukkan hari ini.
Problem Salah sangat nyata. Dia kesulitan mencetak gol musim ini. Laga lawan Rangers tadi merupakan pertama kalinya dia mencetak lebih dari satu gol dalam sebuah laga. Peraih tiga kali sepatu emas Liga Inggris itu tampak bisa tersenyum lepas lagi.
Tekanan terhadap Salah sangat besar karena performa Liverpool turut anjlok. Mereka hanya menempati peringkat ke-10 pada liga domestik. Adapun penyerang kidal itu menjadi tumpuan utama tim asuhan Klopp setelah kepergian Sadio Mane pada musim panas.
Kembalinya taring Salah menjadi sinyal baik untuk Liverpool jelang duel besar lawan Manchester City, pada Minggu nanti. Mereka akan menantang sang juara bertahan yang sedang dalam penampilan terbaik bersama penyerang Erling Haaland.
Selain modal percaya diri, Salah juga membawa solusi dari Stadion Ibrox. Dia ternyata cocok sebagai ujung tombak dalam formasi 4-4-2. Klopp pun punya pilihan memainkannya sebagai sayap atau penyerang.
Terlepas dari hattrick Salah, pahlawan di pertandingan tadi adalah Firmino. Penyerang asal Brasil itu kembali menjadi penyelamat Liverpool musim ini lewat sumbangan dua gol dan satu asis. Kontribusi tersebut membuat tim tamu bisa membalikkan kondisi tertinggal.
Rangers unggul lebih dulu pada paruh pertama, memanfaatkan kesalahan barisan pertahanan tim tamu. Serangan balik cepat mereka berujung gol Scott Arfield. Tim asuhan pelatih Giovanni van Bronckhorst itu sangat berbahaya saat menyerang, terutama dari sisi sayap lewat umpan silang.
Liverpool memulai laga dengan terpincang-pincang. Mereka kesulitan menembus pertahanan lawan. Bola sering kali terhenti di lini tengah. Gaya bertahan gegenpressing Firmino dan rekan-rekan juga kurang efektif. Pemain Rangers tanpa kesulitan berarti menembus jebakan tim tamu.
Beruntung, Liverpool punya Firmino yang sedang dalam tren positif. Pencetak gol terbanyak sementara “Si Merah” itu langsung menyamakan kedudukan lewat sundulan dari skema tendangan sudut. Gol tersebut mengembalikan moral anak asuh Klopp.
Kunci kebangkitan “Si Merah” terjadi setelah turun minum. Mereka lebih agresif dalam gegenpressing dan lebih tenang dalam penguasaan bola. Terbukti, Rangers yang melakukan percobaan enam kali sebelum turun minum, hanya sekali menembak sekali pun di paruh kedua.
“Hasil yang sangat mengecewakan. Kami bermain bagus pada paruh pertama. Tetapi, kami harus membayar kesalahan berkali-kali. Para pemain tahu kekuatan lawan. Mereka sangat cepat dalam transisi jika kami kehilangan bola. Akurasi umpan menjadi masalah kami,” kata van Bronckhrost.
Liverpool yang hanya menembak tiga kali pada paruh pertama, mampu melesakkan 17 tembakan pada paruh kedua. Adapun enam tembakan di antaranya berujung menjadi gol.
“Bukan hal yang buruk untuk menang 7-1 di sini. Kami sedang dalam periode yang sulit. Tetapi kami akan fokus laga demi laga, seperti malam ini. Kami akan bersiap sebaik mungkin untuk laga Minggu nanti (lawan City),” ucap bek Liverpool Virgil van Dijk. (AP/REUTERS)