Wajah-wajah baru pemain asing akan menghiasi IBL musim depan. Banyak pemain berkualitas yang punya pengalaman mumpuni dan ada juga yang punya tinggi menjulang.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Mayoritas pemain asing yang terpilih dalam IBL Draft 2022 merupakan wajah baru di bola basket Indonesia. Selain itu, mereka juga datang dari latar belakang beragam. Variasi pemain yang dipicu adaptasi peraturan liga itu, dipercaya bisa meningkatkan level kompetisi musim depan.
Sebanyak 15 klub telah memilih 30 pemain asing untuk musim baru di IBL Draft, pada Selasa (11/10/2022). Sebanyak 23 pebasket belum pernah tampil di IBL. Mereka adalah wajah baru, antara lain Lucas Nogueira (Satria Muda Pertamina Jakarta) dan Maxie Esho (Elang Pacific Caesar Surabaya).
Menariknya, pendatang baru itu menjamin kualitas terbaik. Nogueira, center setinggi 2,13 meter, bermain empat musim di Liga Bola Basket Amerika Serikat (NBA) untuk Toronto Raptors (2014-2018). Esho mengantar CLS Knights Surabaya menjuarai Liga Bola Basket ASEAN (ABL) pada 2018-2019.
Direktur Utama IBL Junas Miradiarsyah mengatakan, pemain yang semakin beragam dan berkualitas disebabkan oleh adaptasi peraturan. Pemain seperti Esho dan Nogueira masuk daftar pilihan dalam draft karena terakomodasi dari sisi gaji.
“Scouting-nya tidak ada yang berubah. Namun, pilihannya bertambah karena peraturan berubah. Banyak yang musim lalu tidak masuk daftar, jadi bisa. Pastinya peta persaingan semakin menarik karena tim-tim punya strategi sendiri dengan pilihan yang beragam itu,” ucap Junas.
Untuk musim depan, IBL menaikkan maksimal batas gaji satu pemain asing dari 3.000 dollar AS menjadi 4.000 dollar AS (Rp 61,4 juta) per bulan. Setiap klub maksimal mengeluarkan 5.000 dollar AS (Rp 76,8 juta) untuk dua pemain asing, dari sebelumnya 4.000 dollar AS.
Selain itu, IBL juga memperbolehkan salah satu pemain asing dari setiap klub punya tinggi lebih dari dua meter. Sebelumnya, tinggi badan pemain asing dibatasi agar pebasket lokal bisa lebih kompetitif. “Supaya pemain kita bisa lebih terbiasa menghadapi lawan tinggi di tim nasional,” kata Junas.
Para klub IBL pun berburu center tinggi pada draft. Misalnya, Satya Wacana Salatiga mendapatkan pemain setinggi 2,18 meter asal AS, Trayvon Reed. Tangerang Hawks Basketball memilih Anthony Allen Jr yang punya tinggi 2,15 meter.
Pilihannya bertambah karena peraturan berubah. Banyak yang musim lalu tidak masuk daftar, jadi bisa.
Pelatih Hawks Antonius Joko menilai, butuh center tinggi untuk mengisi kekosongan pemain lokal di posisi itu. Juga, agar bisa mengantisipasi tim-tim lain yang turut mengambil pemain raksasa.
“Kami butuh pemain untuk bertahan. Dia pemain besar yang bisa bantu rebound, blok. Juga bisa lari turun dan naik cukup cepat. Kelincahannya bagus. Dan yang terpenting dia baru selesai turnamen di AS, jadi masih bagus kondisinya,” jelas Joko yang dipercaya menggantikan pelatih Efri Meldi.
Adapun IBL masih membatasi hanya satu pemain asing di lapangan. Satunya lagi menjadi cadangan. Mereka akan bergantian mendampingi empat pemain lokal. Aturan itu dinilai efektif karena bisa melibatkan peran lebih besar dari pemain lokal, tetapi tetap menghibur dengan pemain asing yang bergantian tampil.
Klub IBL mengantisipasi peraturan itu dengan strategi masing-masing. Contohnya juara bertahan Satria Muda. Mereka mengambil dua center sekaligus di draft. Selain Nogueria, mereka mempertahankan center musim lalu Elijah Foster.
Berbeda lagi dengan Bima Perkasa Jogjakarta. Mereka memilih guard Cameron Coleman dan forward Tavarion Nix yang sama-sama berasal dari AS. Tidak ada yang lebih tinggi dari 2 meter di antara keduanya. Bima Perkasa yang sekarang dilatih Meldi, tampak ingin bermain cepat musim depan.
“Ya ini istilahnya tantangan baru (untuk klub dan pelatih). Akan lebih seru dan penuh tantangan. Tim pelatih harus lebih pintar juga mencari gaya main yang lebih variatif. Terutama pemain lokal kita harus siap menjaga pemain di atas 2 meter,” kata Joko, sang mantan pemain Aspac Jakarta.
Sementara itu, negara asal para pemain asing juga lebih beragam. Tidak lagi hanya berasal dari AS. Ada dua pemain dari Australia, Duom Dawam (Rans PIK Basketball) dan Emmanuel Malou (Amartha Hangtuah Jakarta). Keduanya akan menjadi pemain Australia pertama di IBL.
Terlepas dari banyaknya pilihan, ada beberapa klub yang bermain aman. Mereka memilih kembali pemain asing dari musim lalu. Seperti Shavar Newkirk yang dipilih kembali NSH Mountain Gold Timika dan Akeem Scott yang bergabung lagi dengan Rans PIK.