TGIPF Bertekad Segera Temukan Kesimpulan dan Rekomendasi
Tim Gabungan Independen Pencari Fakta terus bekerja mengumpulkan fakta lapangan terkait tragedi sepak bola di Kanjuruhan sebelum menarik kesimpulan dan memberikan rekomendasi.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali menuturkan Tim Gabungan Independen Pencari Fakta terkait tragedi sepak bola di Stadion Kanjuruhan, Malang, Provinsi Jawa Timur, saat ini masih terus bekerja. Sebagai satu kesatuan, ada pembagian tugas dalam tim tersebut.
Ada yang datang ke Stadion Kanjuruhan dan ada pula yang mendatangi tempat lain. Kesemuanya menghimpun fakta-fakta lapangan yang nanti pada akhirnya disimpulkan dan akan menjadi rekomendasi dari Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF).
”Kalau tanya hasilnya apa, tentu belum bisa saya sampaikan karena tim masih bekerja. Tetapi, kita punya tekad untuk secepat-cepatnya menghasilkan. Ini kalau TGIPF,” kata Zainudin Amali saat memberikan keterangan kepada media di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (11/10/2022).
Kalau tanya hasilnya apa, tentu belum bisa saya sampaikan karena tim masih bekerja. Tetapi, kita punya tekad untuk secepat-cepatnya menghasilkan. Ini kalau TGIPF.
Sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo, Zainudin menuturkan, dalam kaitan sebagai Menpora dirinya sudah berkomunikasi dengan klub, PSSI, dan suporter. ”Bahkan, dalam waktu dekat ini saya sedang menjadwalkan akan bersama Menteri PUPR ke Kanjuruhan lagi dan beberapa tempat, terutama stadion-stadion yang banyak penontonnya. (Stadion-stadion) itu yang akan kita prioritaskan untuk diaudit oleh Menteri PUPR,” ujarnya.
Sembari berjalan, komunikasi pun dilakukan untuk memberikan kepastian bagi klub-klub mengenai waktu liga akan kembali bergulir. ”Mereka menunggu itu sebab, kan, klub juga mengeluarkan biaya setiap harinya, menggaji pemain, pelatih, dan sebagainya. Tentu harus kita berikan kepastian,” ujarnya.
Di sisi lain, Zainudin menuturkan, pihak Kepolisian RI juga sedang merampungkan aturan, nantinya akan menjadi Peraturan Kapolri, yang dihimpun dari berbagai sumber aturan. ”Baik itu dari statuta FIFA, dari aturan internal PSSI, maupun aturan-aturan lainnya sehingga kita akan jelas SOP-nya (prosedur operasional standar),” ujarnya.
Pada kesempatan tersebut Zainudin merinci beberapa hal dalam surat FIFA. Hal dimaksud, antara lain, terkait upaya memastikan stadion tempat pertandingan sebagai tempat yang aman dan nyaman. Berikutnya, kejelasan SOP, terutama berkaitan dengan pengamanan.
Selain itu juga menyangkut waktu pertandingan. ”Di samping itu juga ada pelibatan stakeholder lain. Kalau bahasa FIFA, social engagement. Kita harus ngomong banyak dengan klub. Kita harus ngomong dengan suporter sehingga semua yang kita rumuskan adalah keputusan kita bersama-sama,” kata Zainudin.
Surat dari FIFA, menurut Zainudin, juga meminta Indonesia merujuk atau melihat perbandingan-perbandingan dari pelaksanaan liga di negara-negara lain yang sudah mapan. “Dan, mana yang bisa diadopsi, itu sebagai cara kita untuk menyelenggarakan liga. Di samping itu monitoring terhadap apa yang sudah kita putuskan,” ujarnya.
Datang ke Indonesia
Secara terpisah, Menteri BUMN Erick Thohir menuturkan Presiden FIFA rencananya datang ke Indonesia pada 18 Oktober 2022. Presiden Jokowi akan bertemu Presiden FIFA untuk membahas transformasi sepak bola Indonesia.
”Statemen atau surat yang diberikan FIFA ke Pak Presiden itu (menyebutkan bahwa) FIFA bersama, pemerintah, AFC, dan PSSI di dalam tim transformasi itu. Saya rasa ini hal yang sangat positif. Tinggal kita tunggu saja hasil rapat Presiden FIFA dan Bapak Presiden (Jokowi),” ujarnya.
Terkait transformasi, Erick menuturkan bahwa hal ini dilakukan bersama dengan seluruh pemangku kepentingan sepak bola di Indonesia, termasuk suporter. Suporter menjadi bagian transformasi.
”Transformasi keberhasilan Inggris dalam persepakbolaan nasionalnya yaitu ketika suporter menjadi bagian transformasinya. Tentu konteks-konteks suporter banyak, ada detail-detailnya. Salah satunya bagaimana membentuk database bersama, membentuk perdamaian bersama, dan lain-lain,” ujar Erick.
Saya rasa di surat itu jelas, FIFA tidak memprioritaskan untuk menyanksi, tapi transformasi sepakbola harus terjadi.
FIFA akan mengkaji total dan berkantor di Indonesia untuk menjaga transformasi sepak bola di negeri ini. Seberapa lama FIFA berkantor di Indonesia tergantung kesadaran dan kemauan. ”Ya, mungkin 3-6 bulan, bisa setahun, tergantung kesadaran dan kemauan kita. Saya rasa di surat itu jelas, FIFA tidak memprioritaskan untuk menyanksi, tapi transformasi sepakbola harus terjadi,” kata Erick.