Max Verstappen mengunci gelar juara dunia Formula 1 dalam balapan seri Jepang di Sirkuit Suzuka, Minggu (9/10/2022). Gelar keduanya itu diraih Verstappen setelah Charles Leclerc mendapat hukuman penalti lima detik.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
SUZUKA, MINGGU – Max Verstappen mendapat kejutan besar di Suzuka, Jepang, menyusul keputusan steward menjatuhkan sanksi lima detik kepada Charles Leclerc sehingga pebalap Ferrari itu turun dari posisi kedua ke podium ketiga. Sanksi itu memastikan Verstappen meraih gelar juara dunia Formula 1 musim 2022 karena perolehan poinnya tidak akan terkejar lagi dengan empat seri tersisa. Gelar itu menjadi yang kedua bagi Verstappen setelah musim 2021 yang kontroversial.
Verstappen sangat dominan dalam balapan seri Jepang yang sempat dihentikan karena kondisi cuaca buruk. Sebelum balapan masuk dalam status bendera merah, ia memimpin balapan mengungguli Leclerc. Verstappen lebih dominan setelah balapan dimulai kembali dengan jumlah lap dikurangi. Ia finis 27,066 detik di depan rekan setimnya di Red Bull Racing, Sergio Perez, serta 31,763 detik di depan Leclerc.
Saat wawancara dengan Johnny Herbert di parc ferme, Verstappen belum menjadi juara dunia karena Leclerc finis di posisi kedua. Selisih poin mereka saat itu masih 110. Padahal, untuk menjadi juara dunia, Verstappen perlu meninggalkan Suzuka dengan selisih poin minimal 112.
Namun, seusai wawancara, Verstappen dinyatakan menjadi juara dunia karena Leclerc dijatuhi sanksi lima detik setelah mengambil keuntungan dari persaingan dengan Perez di chicane terakhir dengan keluar trek dan kembali balapan untuk meraih posisi finis kedua. Sanksi tambahan waktu lima detik itu menggusur Leclerc ke posisi ketiga, adapun Perez naik ke podium kedua.
Kondisi itu memengaruhi posisi klasemen pebalap. Verstappen tetap di puncak dengan 366 poin, adapun Perez naik ke posisi kedua dengan 253 poin. Lalu, Lecrerc turun ke posisi ketiga dengan 252 poin. Perolehan poin itu membuat Verstappen unggul 113 poin dari pebalap terdekat, sehingga dipastikan menjadi juara Formula 1 musim 2022.
Perolehan poin Verstappen sudah tidak akan terkejar oleh pebalap lainnya. Dengan sisa empat seri, di mana ada empat balapan utama, satu balapan sprint, dan bonus lap tercepat, poin maksimal yang bisa diraih pebalap tercepat adalah 112 poin. "Apa yang bisa saya katakan? Luar biasa! Sangat istimewa melakukan itu di sini. Di depan orang-orang Honda dan para pendukung Jepang," ungkap Verstappen.
Verstappen sangat dominan musim ini berkat kematangan teknik serta kedewasaannya dalam mengelola emosi. Dia mampu bangkit dari masa-masa sulit di awal musim ini.
Dia mengunci gelar kedua juara Formula 1 dengan kemenangan ke-12 musim ini. Dia hanya terpaut satu kemenangan dari rekor kemenangan semusim terbanyak, 13, yang dipegang oleh Sebastian Vettel dan Michael Schumacher. Verstappen memiliki peluang memecahkan rekor itu mengingat masih ada empat seri tersisa pada musim ini, yaitu di Amerika Serikat, Meksiko, Brasil, dan Abu Dhabi.
"Ini sungguh gila, perasaan campur aduk. Sungguh tahun yang bagus, luar biasa. Saya sangat berterima kasih kepada semua orang yang telah bekerja keras, terutama di pabrik yang menjadikan mobil lebih cepat. Pekerjaan yang kami lakukan bersama dengan Honda, dua kali meraih gelar juara bersama mereka sungguh sangat emosional, khususnya di sini. Saya sangat bangga kami bisa melakukan itu di sini," ungkap Verstappen.
Dia menilai, gelar keduanya itu indah. Akan tetapi, gelar pertama selalu paling berkesan bagi dirinya. Saat itu, ia bersaing sengit dengan Lewis Hamilton (tim Mercedes). "Gelar pertama sedikit lebih emosional, yang kedua lebih indah dengan musim yang kami miliki. Finis satu dua, memimpin konstruktor. Ini tahun yang istimewa dan perlu mengingatkan diri sendiri bahwa tahun seperti ini tidak sering diperoleh," lanjut pebalap asal Belanda itu.
Gelar juara ini juga tidak diduga oleh para petinggi Red Bull Racing. "Kami pikir kami kurang satu poin, kami tidak berpikir diberikan poin penuh (karena balapan sempat ditunda)," ungkap Kepala Tim Red Bull Christian Horner kepada Sky Sports.
Tampil dominan
Horner menilai, Verstappen sangat dominan musim ini berkat kematangan teknik serta kedewasaannya dalam mengelola emosi. Dia mampu bangkit dari masa-masa sulit di awal musim ini, yaitu ketika mobil RB18 sering rusak hingga dia gagal finis. Verstappen kemudian bangkit dan meraih kemenangan ke-12 di Suzuka yang mengantarnya meraih gelar juara dunia keduanya.
Musim ini, Red Bull meraih 14 kemenangan, dua dipersembahkan oleh Sergio Perez. Jumlah kemenangan itu menjadi rekor bagi tim asal Austria itu. "Jujur, dia (Verstappen), tim, telah menaikan performa ke level yang lain," ujar Horner.
Penasehat Red Bull Racing, Helmut Marko, yang membawa Verstappen ke Formula 1 bersama Toro Rosso pada 2014, mengakui pebalap berusia 25 tahun itu kini sangat matang. "Kejutan besar, kami baru mengetahui itu ketika dalam wawancara. Tetapi, ini kejutan yang menyenangkan. Dia kini menjadi pebalap yang jauh lebih matang," ujar Marko.