William Saliba dan Virgil van Dijk akan menjadi kunci utama pertarungan Arsenal lawan Liverpool. Dua pemain bergaya main identik itu sedang berada dalam tren yang berbanding terbalik.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
LONDON, SABTU — Duel Arsenal lawan Liverpool akan mempertemukan dua sosok Virgil van Dijk di lapangan. Arsenal seolah memiliki titisan bek veteran Liverpool itu dalam diri bintang muda, William Saliba. Perang di perimeter pertahanan itu, antara Van Dijk dan bayangannya, akan menjadi penentu laga.
Saliba (21), setelah dua musim dipinjamkan ke Liga Perancis, sukses menjadi bek muda paling bersinar di Inggris pada awal musim ini. Ketangguhannya membawa Arsenal berada di puncak klasemen menjelang pekan ke-9. Manajer Mikel Arteta bisa tenang memainkan gaya pertahanan tinggi berkatnya.
Dengan tinggi 1,92 meter, punggawa tim nasional Perancis itu punya kecepatan sprint di atas rerata bek tengah. Dia amat tenang mengantisipasi serangan berkat pengalaman bermain reguler di Liga Perancis. Wajar jika belum ada yang mampu melewatinya dengan dribel selama 720 menit bermain.
Saliba pun mulai dijuluki ”Van Dijk versi muda”. Bek legendaris Liverpool, Jamie Caragher, turut mengakui kemiripan itu. ”Saliba adalah bek modern seperti Van Dijk. Dia cukup mumpuni untuk mengantisipasi penyerang cepat, bisa bertarung di udara, dan tenang dalam penguasaan bola,” ucap Carragher, seperti dikutip The Mirror.
Dua gladiator pertahanan yang berjarak usia 10 tahun itu akan saling berhadapan di Stadion Emirates, London, Inggris, pada Minggu (9/10/2022) WIB. Selain akan memperlihatkan siapa yang lebih tangguh, duel mereka juga akan menjadi kunci kemenangan untuk Arsenal dan Liverpool.
Bagi tuan rumah Arsenal, Liverpool adalah ketakutan terbesar mereka di liga. Arteta belum menemukan resep untuk meredam gaya eksplosif gegenpressing ala manajer lawan Juergen Klopp. Dalam lima pertemuan terakhir di liga, mereka kemasukan 13 gol.
Pertahanan menjadi awal petaka ”Si Meriam” karena tidak mampu membangun serangan dengan tenang, juga panik saat menghadapi serangan cepat lawan. Karena itu, peran Saliba akan sangat besar dalam laga itu. Dia mesti memastikan mental rekan-rekannya tidak jatuh akibat tertinggal lebih dulu.
Arteta sangat yakin Saliba mampu menjalankan tugas itu, menghadapi lini serang Liverpool yang diperkuat Mohamed Salah dan rekan-rekan. ”Dia telah menunjukkan karakter kepemimpinan di lapangan. Dia sangat alami sebagai pemimpin. Meskipun tidak banyak berbicara, dia selalu tampil percaya diri,” katanya.
Di sisi lain, Klopp berharap banyak terhadap Van Dijk. Performa sang jenderal di lini belakang Liverpool itu agak sedikit menurun musim ini. Penempatan posisinya sering salah, juga terlambat untuk menekel lawan. Terbukti, Liverpool sudah kemasukan 9 gol dari 7 laga. Adapun musim lalu ”Si Merah” hanya kemasukan rerata 0,68 gol per laga.
Masalah lebih besar lagi, Liverpool selalu kemasukan lebih dulu dalam 5 pertandingan. Hasilnya, mereka hanya mampu memenangi satu laga dari lima laga itu. Petaka di lini belakang itulah yang membuat runner-up musim lalu berada di peringkat ke-9 saat ini.
Kata Klopp, lini belakang menjadi sangat penting karena akan menghadapi talenta muda Arsenal yang energik. ”Saya punya rasa hormat besar untuk mereka. Mereka punya sangat banyak bakat. Dari (Gabriel) Martinelli, (Martin) Odegaard, juga (Bukayo) Saka. Oof…,” jelasnya.
Dia telah menunjukkan karakter kepemimpinan di lapangan. Dia sangat alami sebagai pemimpin. Meskipun tidak banyak berbicara, dia selalu tampil percaya diri.
Sang manajer juga mengantisipasi penyerang tunggal Arsenal, Gabriel Jesus, yang sedang dalam tren positif. Jesus, yang sudah menyumbang 5 gol dan 3 asis di liga, akan bertemu Si Merah untuk pertama kali dalam balutan seragam Arsenal. Ketika berseragam Manchester City, Jesus sudah mencetak 5 gol ke gawang Liverpool.
Peran Van Dijk akan sangat krusial untuk menutup lubang dari bek kanan yang diisi Trent Alexander-Arnold. Seperti diketahui, Alexander-Arnold bukanlah tipe pemain bertahan. Dia juga kewalahan terakhir kali menghadapi Martinelli di semifinal Piala Liga musim lalu.
Formasi kejutan
Tim tamu sudah menyiapkan kejutan. Menurut Klopp, formasinya mungkin akan berbeda dari laga sebelumnya. Terakhir kali, mereka memainkan formasi 4-4-2 ketika menang atas Rangers, 2-0, di Liga Champions Eropa, tengah pekan lalu. Adapun manajer asal Jerman itu lebih akrab dengan formasi 4-3-3.
”Sangat penting untuk tidak bisa diprediksi lagi. Kami tidak hanya bisa bermain dengan 4-3-3. Kami juga bisa memainkan 4-4-2, 4-5-1, dan 4-2-3-1. Bukan untuk terlihat rumit, tetapi untuk memilih mana yang cocok untuk lawan selanjutnya,” tutur Klopp.
Arsenal hampir pasti akan turun kembali dengan formasi favorit Arteta, 4-2-3-1. Formasi itu digunakan Arteta sepanjang musim ini. Namun, gaya main mereka masih menjadi tanda tanya. Jika bermain dengan membangun serangan dari bawah seperti biasa, mereka sangat berpotensi dihukum Liverpool.
Bagi Arteta, laga ini lebih dari sekadar perebutan tiga poin. ”Kami harus memperlihatkan kepada tim lawan, kami sudah naik level pada musim ini. Dan yang terpenting, kami sudah siap bersaing dengan mereka,” pungkasnya. (AP/REUTERS)