Dalam komunikasi dengan PSSI, FIFA belum pernah membahas potensi sanksi yang akan dikenakan kepada Indonesia terkait Tragedi Kanjuruhan. TGIPF bentukan Pemerintah RI berencana segera meminta keterangan PSSI.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia menepis kekhawatiran publik mengenai potensi FIFA menjatuhkan sanksi menyusul tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, yang menyebabkan jatuhnya 131 korban jiwa. Sebaliknya, perwakilan FIFA dan Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) berencana datang ke Tanah Air, pekan depan, untuk mendengarkan secara langsung terkait peristiwa itu dan memberikan dukungan kepada PSSI.
Sejak informasi jatuhnya korban jiwa seusai laga derbi Jawa Timur antara Arema kontra Persebaya Surabaya tersiar ke seluruh sudut bumi, Minggu (2/10/2022), PSSI secara intens melakukan komunikasi dengan FIFA, AFC, dan Federasi Sepak Bola Asia Tenggara (AFF) untuk memberikan laporan secara utuh dan komprehensif terkait peristiwa kelam itu.
Wakil Sekretaris Jenderal PSSI Maaike Ira Puspita mengatakan, PSSI setiap hari memberikan laporan kepada FIFA dan AFC seiring situasi dinamis terkait Tragedi Kanjuruhan. Dalam komunikasi itu, kata Ira, dunia internasional, termasuk mayoritas federasi sepak bola negara-negara lain, memberikan dukungan penuh kepada PSSI. FIFA juga menegaskan hal yang paling diprioritaskan saat ini adalah penanganan korban dan keluarga korban.
”Masalah sanksi belum pernah disebut dan sampai sejauh ini tidak pernah ada kata-kata (dari FIFA), ’Kamu harus bikin ini, nanti kalau tidak, kamu kena sanksi ini’. Tidak ada kata sanksi sedikit pun yang disebut FIFA selama kami berkomunikasi,” ujar Ira di Jakarta, Kamis (6/10/2022).
Selain itu, Ira menyebutkan, FIFA dan AFC juga telah mengapresiasi langkah cepat dan tegas PSSI untuk langsung melakukan investigasi serta memberikan hukuman kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab terhadap tragedi tersebut.
Dalam penanganan tragedi di ranah sepak bola, lanjutnya, FIFA memberikan otonomi kepada federasi setempat untuk melakukan tindakan dan hukuman kepada anggota komunitas sepak bola yang terlibat.
Akibat tragedi seusai laga pekan ke-11 BRI Liga 1 2021-2022 itu, tim investigasi PSSI menjatuhkan larangan kepada Arema memainkan laga kandang di Malang pada sisa musim ini serta sanksi Rp 250 juta. Kemudian, Ketua Panitia Pelaksana Pertandingan Arema Abdul Haris dan security officer Arema, Suko Sutrisno, dijatuhi sanksi tidak boleh beraktivitas di sepak bola seumur hidup.
Adapun imbas instan yang dirasakan dari Tragedi Kanjuruhan itu ialah laga tim nasional U-17 pada kualifikasi Piala Asia U-17 di Stadion Pakansari, Bogor, Jawa Barat, yang berlangsung 3 hingga 9 Oktober 2022, dilakukan tanpa penonton. Keputusan itu keluar setelah PSSI melakukan rapat darurat dengan AFC, Minggu lalu.
PSSI akan dipanggil juga untuk dimintai keterangan dari hasil investigasi mereka sehingga kami tahu mereka melakukan kerja serius atau sekadar reaktif untuk menghindari tekanan publik. (Akmal Marhali)
Meski begitu, Ira optimistis Tragedi Kanjuruhan tidak akan berimbas kepada status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Optimismenya itu didasari pertimbangan bahwa Malang dan Stadion Kanjuruhan bukan termasuk dalam lokasi pertandingan yang diajukan PSSI untuk turnamen tingkat dunia itu.
Terkait laga kandang Indonesia di Piala AFF 2022, akhir tahun ini, tambah Ira, PSSI akan bertemu dengan AFF untuk membahas skema laga kandang tim ”Garuda” di turnamen antarnegara Asia Tenggara itu.
Datang ke Indonesia
Lebih lanjut, Ira mengungkapkan, perwakilan FIFA dan AFC akan datang ke Indonesia, pekan depan. Mereka berencana mengadakan pertemuan dengan PSSI di Jakarta dan mengunjungi Stadion Kanjuruhan di Malang, Jatim. ”Mereka datang sebagai bentuk dukungan dan mendampingi PSSI (menangani dampak tragedi),” katanya.
Selain komunikasi dengan PSSI melalui surat elektronik, Presiden FIFA Gianni Infantino juga telah berbicara langsung dengan perwakilan Pemerintah Indonesia, yaitu Presiden Joko Widodo dan Menteri BUMN Erick Thohir. Pembicaran Presiden Jokowi dengan Infantino dilakukan secara daring, Senin (3/10/2022).
Erick kemudian bertemu langsung dengan Infantino di sela kunjungan kerjanya ke Geneva, Swiss. Dalam komunikasi dengan Infantino, Presiden menyebut, jika ada sanksi, pemerintah menyerahkan sepenuhnya hal itu kepada FIFA.
Terkait Tragedi Kanjuruhan, tim investigasi PSSI sudah menyelesaikan tugas setelah mengumumkan hukuman kepada Arema dan dua individu yang dianggap melakukan kelalaian sehingga menyebabkan jatuhnya korban jiwa di Kanjuruhan.
”Tim PSSI sudah selesai (melakukan investigasi) dengan hasil yang sudah disampaikan Komisi Disiplin, kemarin. Investigasi kami fokus pada area football family,” kata Ahmad Riyadh, Ketua Tim Investigasi Tragedi Kanjuruhan PSSI.
Secara terpisah, anggota Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Pemerintah, Akmal Marhali, mengatakan, pihaknya berusaha mengurai akar masalah Tragedi Kanjuruhan hingga ke akarnya agar sepak bola tidak lagi menelan korban jiwa di kemudian hari.
Dalam satu hingga dua pekan ini, TGIPF berusaha menghimpun data dan fakta sebanyak-banyaknya dari sejumlah pihak, termasuk PSSI, PT Liga Indonesia Baru, hingga menerima masukan dari masyarakat melalui pembukaan hotline.
”PSSI akan dipanggil juga untuk dimintai keterangan dari hasil investigasi mereka sehingga kami tahu mereka melakukan kerja serius atau sekadar reaktif untuk menghindari tekanan publik. Keterangan dari semua pihak penting sebagai data pembanding. Kemudian, kami akan menganalisis dan menyimpulkan temuan yang ada,” kata Akmal.
Ia menambahkan, rekomendasi dari TGIPF salah satunya terkait sinkronisasi aturan FIFA hingga soal pengamanan. ”Jadi, rekomendasi itu tidak hanya bisa digunakan untuk kegiatan sepak bola, tetapi juga seluruh aktivitas olahraga di Indonesia.”