Fabio Quartararo yang memiliki pace sangat kompetitif dalam simulasi balapan, menemui realitas pahit, dirinya kehilangan daya saing hingga gagal meraih poin dalam balapan basah di Thailand.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·3 menit baca
BURIRAM, MINGGU - Fabio Quartararo, pebalap Yamaha, sangat kecewa seusai balapan MotoGP seri Thailand, Minggu (2/10/2022). Ia langsung menuju ke ruangannya tanpa berbicara dengan tim mekaniknya untuk membahas masalah yang dia alami saat balapan itu.
Pihak Yamaha belum menemukan penyebab melempemnya performa Quartararo dalam balapan basah di Sirkuit Internasional Chang, Buriram, itu. Ia hanya bisa finis ke-17. Padahal, dalam balapan serupa di Mandalika, Indonesia, Quartararo mampu kompetitif dan meraih podium kedua.
"Seperti yang Anda bayangkan, ini bukan situasi yang ingin kami hadapi. Kami belum berbicara dengan Fabio setelah balapan karena kemungkinan dia sangat kecewa dan frustasi. Dia langsung menuju ruangannya untuk menenangkan diri," ungkap Direktur Tim Monster Energy Yamaha Massimo Meregalli kepada MotoGP.
"Ini juga sesuatu yang sulit bagi kami untuk menentukan (apa yang terjadi) hingga kami berbicara dengan dia. Kami harus berbicara dengan dia dan memeriksa data untuk melihat apakah sinkron. Jadi, sangat sulit untuk memahami ini," lanjut Meregalli.
Ia menjelaskan, balapan di Thailand berkebalikan dengan seri Indonesia. "Ini mirip dengan di Indonesia di mana kami bisa tampil sangat bagus. Tetap, di sini berkebalikan sepenuhnya. Penyebabnya belum jelas dan perlu waktu bagi kami untuk memahami itu. kami juga perlu waktu untuk bicara dengan dia (Quartararo)," ungkap Meregalli kemudian.
Buruknya performa Quartararo di Buriram diperkirakan karena daya cengkeram aspal yang tidak sebagus Mandalika dalam kondisi basah. Selama ini, saat trek minim grip, motor Yamaha selalu sulit bekerja dengan maksimal.
"Ini hanya apa yang kami pikir. Mungkin tingkat daya cengkeram lebih rendah dibandingkan dengan Indonesia. Itu mungkin berpengaruh karena kami sangat kesulitan. Jika daya cengkeram aspal bagus, performa kami biasanya bagus. Jika (aspal) tidak menggigit, itu menjadi masalah bagi kami," ujar Meregalli.
Kami akan menginvestigasi lebih lanjut untuk menjadi lebih baik ke depan. Kami akan berusaha menjadi lebih kuat di Australia. (Fabio Quartararo)
Quartararo, yang start dari posisi keempat di Thailand, langsung melorot ke posisi ke-17 dalam lap pertama. Dia tidak bisa memperbaiki posisinya hingga balapan berakhir dan tidak meraih poin. Seri Thailand ini dimenangi pebalap KTM, Miguel Oliveira, diikuti dua pebalap tim pabrikan Ducati, Jack Miller dan Francesco Bagnaia.
Titik nol
Hasil balapan itu membuat selisih poin antara Quartararo dan Bagnaia tinggal dua poin, dari sebelumnya 18 poin. Dengan sisa tiga balapan, di Phillip Island, Sepang, dan Valencia, persaingan juara seperti kembali ke titik nol.
"Satu hal bagus dari Fabio adalah, saat dia kecewa, dalam 20 detik dia akan kembali biasa dan fokus untuk balapan berikutnya. Sekarang ada tiga balapan tersisa dan favorit saya adalah Phillip Island. Mungkin di sana dan di Malaysia kami akan bisa lebih baik dibandingkan di Valencia," ungkap Meregalli.
Terkait dengan apa yang terjadi saat balapan, Quartararo pun belum mengetahui mengapa performanya menurun sangat drastis. Tetapi, dia berjanji akan berjuang untuk bangkit di Australia.
"Hujan turun pada saat yang paling buruk bagi kami. Kami tidak memiliki banyak waktu dalam kondisi trek basah sebelum balapan dimulai. Hanya beberapa menit. Putaran pertama balapan sangat berisiko. Saya didorong melebar oleh Jack (Miller) di Tikungan 1 dan sejak saat itu terus memburuk. Saya berusaha menemukan feeling yang bagus, tetapi di Tikungan 4 saya mengalami masalah. Jarak pandang juga sangat jelek," ujar Quartararo di laman resmi Monster Energy Yamaha.
"Saya minta maaf kepada para penggemar di Thailand. Saya berharap bisa lebih baik menjalani balapan di depan mereka. Kami memiliki dugaan mengapa kami kesulitan separah itu. Kami akan menginvestigasi lebih lanjut untuk menjadi lebih baik ke depan. Kami akan berusaha menjadi lebih kuat di Australia," ujar Quartararo.