Mutu turnamen golf Indonesian Masters terus meningkat. Usai menjadi acara unggulan Tur Asia pada 2017, Indonesian Masters 2022 akan masuk dalam rangkaian seri internasional yang membuat total hadiahnya jauh meningkat.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·6 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Usai menjadi acara unggulan Tur Asia pada 2017 yang menggantikan Kejuaraan Golf Thailand, turnamen golf profesional paling akbar di Indonesia, Indonesian Masters 2022 masuk dalam rangkaian seri internasional yang diluncurkan awal tahun ini melalui kerjasama Tur Asia dan LIV Golf selaku operator tur golf profesional yang dibiayai dana investasi publik Arab Saudi. Total hadiahnya pun naik dua kali lipat, dari 750 ribu dollar Amerika Serikat (Rp 11,3 miliar) menjadi 1,5 juta dollar Amerika Serikat (Rp 22,7 miliar) atau terbesar sepanjang sejarah kejuaraan golf di Tanah Air.
”Ini adalah berkah untuk semakin mengembangkan golf Indonesia, termasuk dalam pembinaan. Sebab, tujuan utama LIV Golf adalah mengembangkan golf ke seluruh dunia di luar Amerika Serikat (AS) di mana PGA Tour (operator tur golf utama yang dimainkan oleh pegolf putra di AS dan Amerika Utara) tetap menjadi yang terbesar,” ujar Pendiri Indonesian Masters Jimmy Masrin dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (29/9/2022).
Jimmy bersyukur karena Indonesian Master bisa kembali diselenggarakan setelah absen dua tahun akibat pandemi Covid-19. Tahun ini, edisi ke-10 Indonesian Masters itu akan dilaksanakan di Royale Jakarta Golf Club, Jakarta Timur, 1-4 Desember mendatang. Ajang itu bakal menjadi penutup rangkaian seri internasional musim ini, yakni pasca penyelenggaraan di Thailand pada 6 Maret, Inggris (5 Juni), Singapura (14 Agustus), Korea Selatan (21 Agustus), Maroko (6 November), dan Mesir (13 November).
Sebelum ini, Indonesian Masters sudah menjadi salah satu turnamen golf bergengsi level internasional. Sejak pertama diselenggarakan pada 2011, sederet pegolf elite dunia hadir dan menjuarai gelaran tersebut, seperti pegolf Inggris Lee Westwood yang kini menempati peringkat ke-101 dunia yang juara pada 2011, 2012, dan 2015, pegolf Austria Bernd Wiesberger (peringkat ke-144 dunia) juara 2013, pegolf India Anirban Lahiri (peringkat ke-92 dunia) juara 2014, dan pegolf Inggris Justin Rose (peringkat ke-62 dunia) juara 2017.
Dua pegolf terbaik Thailand pun pernah menjejakkan prestasinya di Indonesian Masters, yakni Poom Saksansin (peringkat ke-971 dunia) juara pada 2016 dan 2018, serta Jazz Janawattananond (peringkat ke-273 dunia) juara 2019 atau penyelenggaraan terakhir sebelum terjadi pandemi. Dengan masuk seri internasional dan hadiah yang lebih besar di tahun ini, Indonesian Masters diyakini akan jauh lebih prestisius di mata pegolf top dunia.
Sekarang, Indonesian Masters masuk seri internasional yang ada standar minimal hadiahnya, yakni antara 1,5 juta dollar AS sampai 2,5 juta dollar AS. Itu akan menjadi daya tarik besar untuk para pegolf elite dunia, kita tidak perlu susah-susah mengundang mereka.
”Sekarang, Indonesian Masters masuk seri internasional yang ada standar minimal hadiahnya, yakni antara 1,5 juta dollar AS sampai 2,5 juta dollar AS. Itu akan menjadi daya tarik besar untuk para pegolf elite dunia, kita tidak perlu susah-susah mengundang mereka,” kata Jimmy.
Secara tidak langsung, Jimmy mengatakan, mutu Indonesian Masters yang jauh meningkat diharapkan turut berdampak positif untuk pembinaan golf Indonesia. Indonesian Masters akan menjadi wadah untuk pegolf terbaik Tanah Air bersaing dengan para pegolf top dunia.
”Indonesian Masters akan diikuti oleh 144 pegolf yang tidak kurang dari 200 negara. Kemungkinan, ada 12 pegolf Indonesia yang ikut berpartisipasi. Mereka adalah para pegolf terbaik berdasarkan peringkat nasional,” terangnya.
Menurut Jimmy, semakin banyak turnamen berkualitas di Indonesia akan semakin berguna untuk perkembangan golf Indonesia. Setidaknya, dalam 10 tahun terakhir, ada empat acara yang rutin digelar di Tanah Air, seperti Tur Indonesia, Asian Development Tour (ADT), yang puncaknya ada di Indonesia Terbuka, dan Indonesian Masters. Sejauh ini, semua kegiatan itu telah terlihat dampaknya.
Paling tidak, sudah ada pegolf Indonesia yang menjuarai ADT atau tur golf profesional di Asia yang satu kelas di bawah Tur Asia. Pegolf George Gandranata adalah orang Indonesia pertama yang menjuarai ADP dalam turnamen di Langkawi, Malaysia, Maret 2016. Prestasi itu diikuti oleh Naraajie Emerald Ramadhan Putra yang menjuarai ADP dalam turnamen di Tangerang, Banten, Juni 2022. Puncaknya, Rory Hie menjadi orang Indonesia pertama yang menjuarai Tur Asia dalam turnamen di Gurgaon, India, September 2019.
Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak pula pegolf Indonesia yang lolos ke babak dua hari terakhir di Indonesia Terbuka maupun Indonesian Masters. ”Itu semua perkembangan yang luar biasa. Tetapi, tentunya kita berharap ada pegolf Indonesia yang bisa menang (juara) di Indonesia Terbuka dan Indonesian Masters suatu hari nanti,” ungkap Jimmy.
Alat promosi
Tergabungnya Indonesian Masters dalam seri internasional, lanjut Jimmy, akan turut membantu promosi golf maupun wisata Indonesia. Adapun seri internasional memilih Indonesian Masters karena dianggap sebagai turnamen yang telah punya nama besar dan stabil sehingga mereka tidak perlu lagi memulai dari nol, seperti di Vietnam. Mereka tinggal memperbesar taraf Indonesian Masters, terutama dalam hadiah.
Di dalam naungan seri internasional, Indonesian Masters akan mendapatkan keuntungan lebih dikenal di seluruh dunia. Sebab, seri internasional memiliki jangkauan siaran yang lebih luas, yakni ditayangkan secara langsung kepada ratusan juta pemirsa di seluruh dunia.
Hal itu sesuai dengan program pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) yang sedang menggalakkan olahraga sebagai alat promosi wisata atau sport tourism. Dalam siaran video di tengah konferensi pers, Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno menyampaikan, sport tourism adalah cara paling ideal untuk pemulihan ekonomi usai pandemi.
”Nantinya, di sela siaran langsung Indonesian Masters, ada kerja sama untuk menayangkan program wonderful Indonesia yang berisi destinasi wisata unggulan Indonesia. Kami juga akan menyiapkan stan-stan khusus penonton. Jumlah penonton ditargetkan lebih dari 20.000 orang seperti yang pernah terjadi di Indonesian Masters beberapa edisi sebelum ini. Penonton itu sebagian adalah orang asing, antara lain pegolf yang membawa keluarga dan tim pendukungnya. Penonton golf merupakan turis yang mau mengeluarkan banyak uang dibanding turis backpacker. Di Thailand, penonton golf menjadi bagian industri olahraga yang menghasilkan miliaran rupiah,” jelas Jimmy.
Sebagai perwakilan wajah Indonesia, Presiden Direktur Royale Jakarta Golf Club Hendro Sutandi menuturkan, pihaknya berupaya menyiapkan arena dengan optimal agar Indonesian Masters berjalan sukses dan lancar. Mereka menyiapkan lapangan di sisi barat dan selatan untuk ajang tersebut.
”Kami senang lapangan kami dipakai sebagai tempat penyelenggaraan Indonesian Masters sejak 2011. Ini tantangan untuk kami menyiapkan rumput dan lingkungan yang berstandar internasional. Kami ingin turut membantu menyukseskan program sport tourism yang dicanangkan pemerintah. Apalagi sebelum pandemi, turis golf salah satu yang banyak memberikan devisa secara langsung untuk negara,” tutur Hendro.
Chief Operating Officer (COO) Tur Asia David Rollo mengatakan, berada dalam naungan seri internasional akan membuat mutu Indonesian Masters jauh lebih meningkat. Bukan hanya soal hadiah, melainkan pula mengenai sistem penyiaran. Bisa dipastikan, Indonesian Masters bakal ditonton lebih banyak pemirsa di seluruh dunia. ”Melihat program pemerintah Indonesia melalui sport tourism, kerja sama antara seri internasional dan Indonesian Masters menjadi salah satu langkah penting untuk menyukseskan program pemerintah tersebut,” ucapnya.