Marc Marquez menuju Buriram, Thailand, membawa bekal kepercayaan diri tinggi usai balapan di Motegi, Jepang. Dia mengonfirmasi, tubuhnya tidak merasakan sakit apapun, hanya lelah karena kekuatan ototnya belum 100 persen.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·6 menit baca
MOTEGI, MINGGU – Investasi besar Honda pada Marc Marquez dengan melakukan segala langkah untuk memulihkan cedera humerus kanannya sejak 2020, mulai menunjukan hasil positif pada MotoGP seri Jepang di Sirkuit Twin Ring Motegi, Jepang, Minggu (25/9/2022). Pebalap berusia 29 tahun itu meraih pole position serta finis di posisi keempat, dengan gaya membalap yang mendekati karakternya.
Namun, hasil terpenting dari balapan MotoGP seri Jepang itu adalah Marquez sudah tidak merasakan sakit apapun, hanya kelelahan akibat kekuatan otot yang belum pulih 100 persen. Marquez pun berangkat ke Buriram, Thailand, dengan kepercayaan diri tinggi dan tidak menutup peluang meraih podium.
Pencapaian Marquez yang meraih posisi start terdepan di Motegi memang dipengaruhi oleh cuaca yang membuat sesi kualifikasi berlangsung dalam kondisi trek basah. Kondisi itu membuat fisik Marquez tidak terlalu terbebani karena motor tidak melesat maksimal sehingga saat pengereman pun kurang menekan fisik. Faktor cuaca pula yang menyamarkan kelemahan RC213V yang musim ini sangat labil dan sulit dikendalikan.
Namun, saat balapan, Minggu (25/9/2022), Marquez menunjukan bahwa dirinya bisa berkendara dengan sangat baik dan tidak merasakan sakit pada humerus kanannya. Namun, dia belum bisa agresif karena kondisi ototnya belum kuat. Dia juga mampu menjaga ritme konstan untuk terus menempel para pebalap KTM di posisi kelima.
Juara dunia delapan kali di semua kelas itu pun menutup balapan dengan manuver block pass untuk mendahului pebalap KTM Miguel Oliveira dan finis di posisi keempat. Ini manuver brilian dan sekaligus menunjukan kemampuan Marquez mengelola ban belakang kompon lunak yang seharusnya sudah habis di lap-lap akhir, seperti yang dialami oleh Enea Bastianini.
"Secara umum, kami sangat senang dengan keseluruhan akhir pekan ini. Kami menjalani akhir pekan yang bagus di sini. Kelemahan motor, dengan alasan tertentu, tidak terlalu saya rasakan sejak latihan bebas 1 (free practice/FP1). Alasannya karena tikungan di sini adalah stop and go dan itu bagus," ujar Marquez di mixed zone kepada MotoGP.
Marquez yang start terdepan berusaha memimpin balapan, setidaknya dalam lap pertama. Namun, ada masalah dengan mappingengine control unit (ECU). Dia pun kehilangan posisi di lap pertama, dan baru bisa menjalani balapan dengan baik mulai lap kedua setelah mengubah mapping ECU.
"Dalam balapan saya memang merasakan sesuatu (masalah). Dalam lap pertama saya banyak kehilangan (waktu) karena ada beberapa masalah, tetapi dalam putaran kedua semuanya oke. Saya mulai menjalani balapan saya dan sejak itu saya mulai merasa lebih baik. Saya berada di posisi saya, urutan kelima, dengan ritme yang bagus. Pebalap KTM ada di sana (di depan saya), tetapi saya tidak berusaha melakukan sesuatu yang gila karena saya hanya berusaha menyelesaikan balapan dengan bagus serta mendapat lebih banyak jam berkendara, yang menurut saya akan membantu saya dalam proses pemulihan," jelas Marquez.
Saya hanya berusaha menyelesaikan balapan dengan bagus serta mendapat lebih banyak jam berkendara, yang menurut saya akan membantu saya dalam proses pemulihan.
Pebalap tim Repsol Honda itu memang belum bisa bersaing untuk meraih podium di Motegi yang dipimpin oleh pebalap Ducati Jack Miller yang finis 7,784 detik di depan Marquez. Kondisi fisik Marquez belum kuat untuk memacu RC213V hingga limit untuk mencetak kecepatan yang kompetitif guna meraih podium.
Namun, performa Marquez yang belum 100 persen dan kondisi motor yang belum bebas masalah, menunjukan kekuatan besar yang dia miliki. Finis keempat merupakan dobrakan performa bagi Honda, di mana tiga pebalap lainnya finis jauh di belakang, Pol Espargaro di urutan ke-12, Alex Marquez di posisi ke-13, dan Takaaki Nakagami yang masih cedera finis di posisi ke-20.
"Secara umum, kami sepantasnya senang. Saya senang karena untuk pertama kali setelah begitu lama saya tidak merasakan sakit di lengan. Saya memang merasa lelah, merasa seperti arm pump, tetapi bukan rasa sakit. Jadi itu yang terpenting," tegas Marquez.
Dalam kondisi letih, hingga lengannya terasa lesu, Marquez masih bisa melakukan serangan untuk mendahului Oliveira. Padahal, dengan motor MotoGP saat ini, mendahului bukanlah masalah yang mudah.
"Saat saya berada di belakang para pebalap lain, dengan motor MotoGP saat ini, sangat sulit untuk mendahului. Dengan seluruh perangkat aerodinamika, hole shot, dan semuanya, jika anda ingin mendahului anda perlu melakukan semacam block pass atau manuver mendahului yang agresif. Pada awal balapan saya merasa belum siap dan hanya berada di posisi saya dan mengalir. Namun, saya berkendara dengan bagus," ungkap juara enam kali MotoGP itu.
"Sudah pasti saya lebih senang finis lebih tinggi, tetapi secara realistis ini merupakan hasil bagus. Saya bisa menjaga ritme serta kemudian menyerang di lap-lap akhir. Saya ingin mengucapkan terimakasih kepada Honda dan Tim Repsol Honda yang membantu saya menyatukan akhir pekan yang bagus. Sekarang kami menuju Thailand!" tegas Marquez.
Balapan MotoGP seri Thailand, yang akan berlangsung di Sirkuit Internasional Chang, Buriram, 30 September-2 Oktober, akan menjadi ujian selanjutnya bagi Marquez. Dalam dua balapan di sana, 2018 dan 2019, Marquez selalu finis terdepan. Dalam balapan tiga tahun lalu, Marquez bersaing ketat dengan pemuncak klasemen saat ini, pebalap Yamaha Fabio Quartararo. Jeda empat hari setelah Motegi, mungkin belum akan memberikan peningkatan signifikan dalam kekuatan otot Marquez. Namun tidak tertutup peluang dia bersaing di depan.
"Dalam (pace) satu putaran, saya tidak jauh dari kemampuan membalap seperti yang saya inginkan. Tetapi ketika harus mengendalikan kejadian tak terduga atau momen mendadak, seperti motor bergoyang ketika mengerem atau berubah arah, saya masih mengalami beberapa kendala. Saya masih harus mengatasi itu dan memperbaikinya. Kita tidak boleh melupakan, bahwa ini baru balapan kedua setelah saya kembali," tegas Marquez yang berusaha fokus pada target utama menjadikan musim ini sebagai persiapan MotoGP 2023, bukan memburu kemenangan di setiap balapan.
Target utama itu ditegaskan oleh Kepala Mekanik Marquez Santi Hernandez seusai balapan di Jepang. "Seperti yang Marc katakan, ini menjadi seperti latihan atau tes. Kami berpikir tentang mendapat jam berkendara untuk tubuhnya dan tentang (perbaikan) motor. Kami tidak memikirkan tentang 'balapan berikutnya kami akan menang'," tegas Hernandez kepada BT Sport.
Hernandez menilai, tantangan di Thailand akan sangat besar karena karakternya yang berbeda dengan Motegi, di mana RC213V bisa adaptif. "Kami akan kesulitan di Thailand karena di sama ada tikungan panjang, di mana motor perlu dibelokan yang merupakan kelemahan kami," tegas dia.
"Targetnya adalah mendapat informasi, berusaha memahami apa yang terjadi tahun ini, bersiap untuk tahun depan, dan mendapat jam berkendara untuk Marquez," lanjut Hernandez yang mengaku kagum dengan performa Marquez di Motegi.
Hernandez termasuk salah satu personel Repsol Honda yang menyambut Marquez dengan tepuk tangan saat kembali ke garasi. Dia membangkitkan optimisme Honda, bahwa perbaikan performa RC213V menuju ke arah yang tepat dengan hasil di Motegi.
"Kami sangat senang. Sudah lama sekali dia tidak balapan. Ini balapan yang sulit untuk kondisi fisiknya saat ini, khurusnya di sini karena ada banyak titik pengereman. Di Aragon kami tidak tahu kondisinya (karena berhenti balapan di awal lomba)," tegas Hernandez.
"Kami mengatakan sebelum balapan, bahwa finis di enam besar akan luar biasa. Namun, kemudian dia bertarung dengan Oliveira. Dia Marc yang kita kenal, mendahului di lap terakhir. Sudah lama sekali kita tidak melihat Marc mendahului seperti itu," ungkap Hernandez.