Kehilangan Payton dan Porter meninggalkan lubang besar di tubuh Warriors. Lubang itu tertutup berkat kembalinya sang veteran, Iguodala, yang sempat berencana pensiun.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
Sebulan jelang musim baru dimulai, juara bertahan NBA, Golden State Warriors, bisa sedikit tersenyum. Pemain veteran Andre Iguodala (38) mengurungkan rencana pensiun, lalu memutuskan kembali bermain untuk musim ke-19.
”Saya telah pensiun pada sebagian besar musim panas. Tetapi, saudara-saudara saya (pemain Warriors), mereka seperti menarik saya kembali. Staf pelatih juga datang dengan rencana yang menjanjikan. Jadi, saya sangat menantikan itu,” ucap Iguodala dalam siniarnya, Point Forward, Sabtu (24/9/2022).
Kabar itu bagai embusan angin segar bagi Warriors mengingat tim asuhan pelatih Steve Kerr itu kehilangan banyak pemain pelapis veteran seusai merengkuh gelar juara. Di antaranya guard Gary Payton II (29) dan forward Otto Porter Jr (29) yang mendapat waktu bermain cukup banyak.
Payton, anak pebasket legendaris era ’90-an, Gary Payton, adalah pemain bertahan tertangguh dalam tim. Dia bertugas menjaga pemain terbaik lawan. Porter, dengan tinggi menjulang 2,03 meter dan piawai dalam lemparan jauh, memungkinkan tim bermain dengan sistem ”bola kecil” atau tanpa center murni.
Kedua pemain yang habis kontrak kemudian bergabung dengan klub lain. Warriors tidak bisa memberikan besaran kontrak sesuai keinginan mereka karena terhalang peraturan batas gaji atau salary cap.
Bagi tim juara bertahan, kehilangan pemain veteran bukanlah hal ideal. Los Angeles telah membuktikannya. Setelah LeBron James dan rekan-rekan menjuarai NBA pada 2019-2020, barisan pemain pelapis tim dirombak. Hasilnya, mereka tidak mampu melangkah jauh dalam dua musim terakhir.
Karena itu, kembalinya Iguodala akan sangat berarti untuk menjaga stabilitas dalam skuad Stephen Curry dan rekan-rekan. Pertanyaan terbesarnya, seberapa berdampak keberadaan pemain tertua kedua di liga itu pada musim depan?
Jika dibandingkan dengan Payton dan Porter, peran Iguodala di lapangan kalah jauh. Mendekati usia kepala empat, dia lebih sering berkutat dengan cedera ketimbang turun bermain. Iguodala tidak lagi sama seperti saat yang meraih Most Valuable Player Final 2015, ketika mampu menghentikan eksplosivitas LeBron James.
Bisa dilihat musim lalu. Iguodala hanya mencatat 31 penampilan pada musim reguler dengan menyumbang 4 poin dan 3,2 rebound. Di playoff, dia hanya tampil tujuh kali dengan rerata bermain 8,7 menit. Statistik itu memperlihatkan, Warriors tidak terlalu membutuhkan presensinya di lapangan.
Figur pemimpin
Namun, Iguodala sangat dibutuhkan di belakang layar. Dia berperan seperti asisten pelatih sekaligus kapten tim di bangku cadangan Warriors. Peraih empat gelar juara NBA itu menularkan mentalitas juara terhadap pemain muda dan menjaga ambisi para bintang.
”Kami membutuhkannya di lapangan dan di ruang ganti. Saya selalu merasa jiwa kepemimpinan adalah salah satu kunci untuk menciptakan tim hebat. Beruntung, dia membuat keputusan itu pada menit-menit terakhir setelah sempat merencanakan pensiun,” kata Kerr, yang pernah bekerja sama dengan sosok berkarakter juara, seperti Michael Jordan.
Saya memberi tahu kamu, Steph, ini adalah yang terakhir kalinya.
Pengaruh besar itu tecermin dalam final musim lalu. Meskipun hanya tampil total lima menit dalam seri final, Iguodala dibicarakan oleh banyak pemain dalam konferensi pers. Mulai dari veteran Andrew Wiggins dan Payton hingga debutan seperti Jonathan Kuminga sangat berterima kasih kepadanya karena telah menjadi mentor.
Salah satu momen kepemimpinan itu diperlihatkan dalam gim penentu final musim lalu, gim enam. Iguodala menegur Payton karena terlalu bersemangat hingga berujung pelanggaran beruntun. Sang senior meminta rekannya untuk tenang. Payton hanya mengangguk-angguk, seperti mendengarkan instruksi seorang pelatih.
Iguodala, pemain yang tujuh kali tampil di Final NBA, pun sudah mengetahui tugasnya musim depan. Setelah mengumumkan akan kembali, dia langsung menyampaikan pesan kepada dua debutan musim lalu, Kuminga dan Moses Moody.
Pesan itu berisi, dia akan menendang bokong keduanya jika tidak serius berlatih. ”Kami akan bersenang-senang musim ini. Pengalaman ini akan sangat seru,” tambah Iguodala, yang hanya lebih muda dari pemain Miami Heat, Udonis Haslem (42).
Dengan pengaruh besar itu, wajar saja jika Warriors selalu membutuhkannya. Curry dan rekan-rekan tidak pernah masuk final ataupun menjadi juara NBA tanpa Iguodala dalam tim. Ketika Iguodala pindah ke Heat selama dua musim, 2019-2020 dan 2020-2021, Warriors gagal lolos playoff.
Salah satu alasan utama kembalinya Iguodala adalah seorang Curry. Dia pernah berkata ingin selalu juara di Warriors untuk menjaga legasi kehebatan Curry, penembak terhebat dalam sejarah NBA. Iguodala masih ingin menambah satu cincin juara lagi ke portofolio sang sahabat pada musim depan.
Iguodala pun menutup pengumuman kembali ke tim dengan pesan kepada Curry. ”Saya memberi tahu kamu, Steph, ini adalah yang terakhir kalinya,” pungkasnya. (AP)