Warriors, Dinasti Terhebat Abad Ini
Kesatuan pemain, pelatih, dan manajemen tim menjadikan Warriors sebagai dinasti juara terhebat sejak era milenium. Setelah masa sulit dua musim terakhir, Curry dan rekan-rekan menyatakan dominasi mereka lagi.

Pemain Golden State Warriors berpose seusai menang dalam final NBA 2022 di TD Garden, Boston, AS, Jumat (17/6/2022) pagi WIB. Total Warriors telah tujuh kali menjadi juara NBA, yaitu pada 1947, 1956, 1975, 2015, 2017, 2018, dan 2022.
BOSTON, JUMAT — Golden State Warriors sukses merengkuh gelar juara keempat kali dalam delapan musim terakhir. Dinasti juara mereka memang identik dengan sang ikon klub, Stephen Curry. Namun, prestasi konsisten itu datang berkat kerja kolektif, seperti slogan mereka Strength in Numbers.
Warriors yang berdiri di atas fondasi tiga pemain, yaitu Curry (34), Draymond Green (32), dan Klay Thompson (32), selalu kompak dan rendah hati. Bagi mereka, kemenangan tim lebih penting daripada ego pribadi. Dinasti mereka pun resisten dari pasang-surut gelombang sedekade terakhir.
Baca juga: Pengalaman Bicara, Golden State Warriors Berpesta Juara di TD Garden
Berkat kesatuan itu pula, tim asuhan pelatih Steve Kerr ini bisa merasakan cincin juara ke-4 di TD Garden, Boston, Jumat (17/6/2022) WIB. Warrios memenangi seri final dalam enam gim atas Boston Celtics, 4-2, setelah menang di gim keenam, 103-90.
Curry, saat waktu tersisa beberapa detik, sudah terduduk di lapangan. Kedua tangannya memegangi belakang kepala. Ketika mendongak, mukanya sudah memerah dengan air mata berlinang. Tangisan kejer itu agak aneh karena dia sudah memenangi tiga gelar pada 2015, 2017, dan 2018.

Pemain Golden State Warriors, Klay Thompson (kanan), memegang piala juara NBA dan Stephen Curry memegang piala Most Valuable Player (MVP) setelah tim mereka memenangi gim keenam final NBA 2022 di TD Garden, Boston, AS, Jumat (17/6/2022). Warriors menang dengan skor 103-90 dan membuat kedudukan menjadi 4-2.
Tidak ada yang berpikir kami akan ada di titik ini. Kami menghantam titik terendah karena problem cedera dua musim terakhir. Tetapi kami ada di sini pada akhirnya. (Gelar) ini terasa berbeda.
”Tidak ada yang berpikir kami akan ada di titik ini. Kami menghantam titik terendah karena problem cedera dua musim terakhir. Tetapi kami ada di sini pada akhirnya. (Gelar) ini terasa berbeda,” ucap Curry yang menyabet gelar Pemain Terbaik Final (Most Valuable Player Final) untuk pertama kali.
Warriors yang tidak lolos playoff dua musim beruntun divonis bukan calon juara. ESPNFiveThirtyEight hanya memberi 0,1 persen terhadap kans juara mereka. Trio mereka dianggap terlalu tua. Juga, ketiganya dibayangi berbagai cedera, seperti Thompson yang menepi dua musim akibat achilles dan lutut.
Lihat juga: Menangi Gim Keenam, Golden State Warriors Raih Trofi NBA 2022
Keraguan bahkan berlajut hingga final. Analisis dari ESPN Basketball Power Index menilai peluang mereka menang atas Celtics hanya 14 persen. Para pemain Celtics dianggap terlalu tinggi dan atletis untuk bisa ditembus Warriors.
Namun, mereka berhasil bangkit dari keterpurukan rekor kemenangan terburuk pada musim 2019-2020, 15 menang-50 kalah, untuk juara musim ini. Termasuk, bangkit dari ketinggalan 1-2 dari Celtics dan memenangi tiga gim beruntun. Semua itu berkat kepercayaan mereka terhadap sesama.

Pebasket Golden State Warriors, Andrew Wiggins (kanan), berusaha menghalangi gerakan pebasket Boston Celtics, Marcus Smart, yang hendak melakukan layup pada final NBA gim keenam di TD Garden, Boston, Massachusetts, Amerika Serikat, Jumat (17/6/2022) pagi WIB. Pertandingan gim keenam ini dimenangi Warriors dengan 103-90.
”Kami telah membangun (dinasti) ini selama 10 atau 11 tahun. Itu berarti banyak ketika Anda berada di panggung seperti ini. Anda tahu cara untuk menang. Ini merupakan hasil kerja sama dari manajemen, pelatih, dan para pemain,” pungkas Curry.
Seperti kata Kerr, hal-hal mustahil terasa memungkinkan ketika ada Curry. Penembak bola basket terbaik yang pernah terlahir di Bumi itu merupakan sistem serangan tim. Sang penarik gravitasi pertahanan lawan itu mencetak rerata 31,2 poin dengan 5,2 kali lemparan tiga angka ke keranjang Celtics.
Baca juga: Mengembalikan Takdir ”Gim 6 Klay”
Meskipun begitu, dinasti mereka bisa saja rusak dari dekade lalu jika sang megabintang punya ego tinggi. Curry justru menetap dan tidak meminta perubahan instan dalam klub saat Warriors dalam keterpurukan. Dia juga tidak masalah ketika Green menjadi pemimpin vokal dalam tim.
Green bingung saat ditanya mengapa hubungan mereka selalu baik-baik saja. ”Karakter kami (bertiga) berbeda. Biasanya bisa memunculkan pertengkaran. Tetapi kami tidak karena saling bergantung satu sama lain. Fokus utama kami adalah kemenangan,” kata sang forward energik.

Pelatih Golden State Warriors, Steve Kerr, memberi instruksi kepada para pemainnya dari tepi lapangan saat menghadapi Boston Celtics. Sebagai pelatih, Keer telah mengantar Warriors menjuarai NBA sebanyak empat kali, yaitu tahun 2015, 2017, 2018, dan 2022.
Memoles permata
Kerr berperan besar menjaga dinasti ini. Dengan koleksi sembilan gelar juara sebagai pemain dan pelatih, dia tahu resep jadi pemenang. Sang pelatih yang pernah bermain bareng dengan Michael Jordan di Chicago Bulls juga paham berkomunikasi dengan megabintang. ”Mereka semua unik, spesial,” ujarnya.
Trio fondasi tim dan pelatih ini membuat Warriors ibarat kolam suci. Ekosistem yang sehat menjadikan semua pemain yang masuk bisa berubah dari batu jadi permata. Kemajuan pesat itu diperlihatkan nyaris seluruh pemain, antara lain forward Andrew Wiggins dan guard Jordan Poole.
Baca juga: Warriors Berjaya dalam Anomali Gim Kelima
Wiggins mendapat rasa hormat di final setelah jadi pemain terpenting kedua. Dia mencetak rerata 18,3 poin dan 8,8 rebound, serta mampu meredam mesin skor lawan Jayson Tatum. Pindah ke Warriors pada 2019, dia menepis keraguan yang menyebut dirinya pilihan pertama draft 2014 yang gagal. Menurut dia, jiwa pemenang dalam tim menular ke semua pemain.
Poole yang diambil Warriors dalam urutan ke-28 draft 2019, menjelma jadi titisan Curry musim ini. Dengan kepiawaian mendribel dan menembak, dia selalu memberi percikan dari bangku cadangan. Kata Poole, dia berkembang pesat karena para senior, khususnya Curry, yang selalu berbagi ilmu.

Penggemar Golden State Warriors menyemangati tim idolanya di San Francisco, saat Final NBA gim keenam antara Warriors dan Boston Celtics di Boston, Jumat (17/6/2022).
Manajemen Warriors juga patut diapresiasi. Presiden bola basket sekaligus manajer umum, Bob Myers, selalu membuat keputusan berdasarkan kebutuhan tim yang didiskusikan dengan pelatih. Myers percaya terhadap proses, meskipun alarm perubahan sering menyala.
Pada 2019, ketika Thompson cedera di final, Myers justru memulai proyek baru dengan mendatangkan pemain muda dari draft. Dia tidak buru-buru menukar jatah draft dengan pemain bintang. Hasilnya, Warriors juara musim ini dengan trio Curry, Green, dan Thompson, serta pebasket muda yang akan jadi penerus mereka, yaitu Poole, Jonathan Kuminga, dan Moses Moody.
Baca juga: Celtics Butuh Sosok Jenderal di TD Garden
Wajar saja jika Warriors menyandang dinasti juara terhebat abad ini. Sejak era milenium, tidak ada tim yang masuk enam final, empat kali jadi juara, dengan fondasi pemain kunci dan pelatih yang sama.
Sampai detik ini, tim asal San Francisco ini tidak pernah kalah dalam seri playoff ketika Curry, Green, dan Thompson bermain dalam seluruh gim. Mereka menjadikan Warriors yang tidak memenangi gelar selama 40 tahun, sejak 1975, jadi tim yang rata-rata menjuarai NBA setiap dua musim sekali. (AP/REUTERS)