Fabio Quartararo berharap performa motornya meningkat jauh lebih baik untuk bersaing dalam balapan kering di Motegi. Namun, pebalap Yamaha itu berpotensi menang jika balapan MotoGP berlangsung dalam kondisi basah.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
MOTEGI, JUMAT – Fabio Quartararo optimistis mampu kompetitif meskipun balapan MotoGP seri Jepang diperkirakan berlangsung dalam kondisi trek basah. Peluang itu sangat terbuka karena sesi kualifikasi pada Sabtu (24/9/2022) juga diperkirakan akan berlangsung dalam kondisi basah. Cuaca yang tidak menentu ini bisa menjadi pengubah persaingan podium karena pesaing terdekat Quartararo, yaitu Francesco Bagnaia, mengakui tak cukup kompetitif dalam kondisi trek basah.
Quartararo mengakhiri sesi latihan bebas, Jumat (23/9/2022), di posisi ketiga. Ia terpaut 0,049 detik dari pebalap tercepat, Jack Miller, serta 0,021 detik dari Bagnaia di posisi kedua dalam laltihan bebas yang hanya digelar sekali itu. Sedangkan Aleix Espargaro berada di posisi keempat, terpaut hanya 0,019 detik dari Quartararo.
Kondisi itu membuat Quartararo merasa perlu melakukan perbaikan performa lebih baik supaya bisa lebih kompetitif dalam mencetak waktu tercepat satu putaran. "Tidak terlalu jelek, tetapi saya berharap sedikit lebih baik, lebih cepat. Tetapi, apapun itu, saya merasa cukup bagus. Saya pikir kami perlu melakukan peningkatan masif karena kami masih terlalu jauh dari yang lainnya. Jadi, akan jadi tantangan yang sangat sulit," ungkap Quartararo yang mencetak pace paling bagus dalam FP1 yang berlangsung 75 menit itu.
Quartararo mencetak pace yang konsisten, yaitu 1 menit 45 detik kecil, menggunakan ban depan kompon keras dan ban belakang kompon lunak. Dia jauh mengungguli dua pebalap Ducati, Miller dan Bagnaia, serta pebalap Aprilia, Espargaro. Namun, Quartararo menginginkan waktu satu putaran yang lebih baik lagi untuk mendapatkan posisi start yang bagus saat kualifikasi.
Namun, peta persaingan bisa berubah jika hujan mengguyur Motegi pada sesi kualifikasi pada Sabtu. Prakiraan cuaca menunjukan peluang besar turunnya hujan pada Sabtu dan Minggu. Hal itu bisa mengubah permainan. Quartararo berharap balapan tetap dalam kondisi trek kering, namun dia juga merasa optimistis bisa kompetitif saat trek basah.
"Saya merasa kami harus menjalani itu. Maksud saya, kami cepat dalam kondisi kering. Saya harap, saat basah, kami bisa secepat di Mandalika dan Portimao dalam FP3. Jadi, saya merasa kami bisa bersaing untuk sesuatu yang sangat bagus. Itu akan menjadi tantangan yang sangat bagus. Namun, untuk kualifikasi, itu akan sangat sulit," tegas Quartararo yang tidak merasakan sakit di bagian dada akibat terjatuh di Aragon pekan lalu.
Sedangkan kondisi trek hujan dinilai oleh Bagnaia akan menjadi tantangan yang sulit. Akan tetapi, dia akan berusaha meraih hasil maksimal untuk menjaga peluang juara tetap terbuka. Pebalap berjuluk Pecco itu kini berada di posisi kedua klasemen, hanya terpaut 10 poin dari Quartararo di puncak klasemen.
Sepertinya besok akan hujan. Tidak akan mudah masuk ke dalam 10 besar. Tetapi, kita lihat saja. (Francesco Bagnaia)
"Saya bukan yang tercepat (saat trek basah), itu pasti. Tetapi, jika ingin menunjukkan bahwa kami bisa bersaing untuk memenangi kejuaraan, maka saya perlu melakukan itu. Jadi, saya ingin kompetitif dan berusaha start dengan bagus serta berpikir positif dalam kondisi basah. Menurut saya, paket motor kami sangat bagus dalam kondisi trek basah. Kami akan berusaha di depan," tegas Pecco dikutip laman resmi MotoGP.
Ban depan terangkat
Dalam kondisi trek kering, Pecco sangat optimistis bisa kompetitif karena dia sudah menemukan kunci pengendalian Ducati Desmosedici GP di Motegi. Dia menilai setelan motor yang diperlukan di Motegi selalu menyebabkan ban depan terangkat (wheelie) saat akselerasi keras.
Namun, dengan ride height device, kendala wheelie bisa berkurang banyak. Itulah yang membedakan GP19 yang dia pakai saat terakhir kali balapan di Motegi dengan GP22 hibrida yang dia pacu saat ini. Selain itu, Pecco juga bisa melakukan pengereman lebih keras saat memasuki tikungan.
"Saya senang karena kami cepat dalam bagian terakhir sesi latihan. Di awal sesi, saya sedikit kesulitan. Setelah tiga tahun, di mana (dulu) kami tidak terlalu kompetitif, kami harus bekerja keras (di awal sesi). Dalam kesempatan ketiga (keluar trek) dengan ban yang sudah terpakai, saya bisa kompetitif dan konsisten. Saya senang dengan itu. Kemudian, time attack juga berlangsung bagus karena feeling saya bagus. Saya juga mencoba ban depan kompon keras dan hasilnya bagus," ungkap Pecco.
Namun, diakui dia, kualifikasi tidak akan mudah. "Sepertinya besok akan hujan. Tidak akan mudah masuk ke dalam 10 besar. Tetapi, kita lihat saja," ungkap pebalap asal Italia itu kemudian.
Potensi turunnya hujan pada Sabtu dan Minggu juga dinilai oleh Espargaro akan menjadi pengubah permainan. Namun, pebalap Aprilia itu optimistis bisa tetap kompetitif. Espargaro kini di posisi ketiga klasemen pebalap, hanya tertinggal 17 poin dari Quartararo.
"Pada 2019, kalau tidak salah, kami di sini dalam kondisi hujan di sepanjang akhir pekan. Saya cukup bagus dengan Aprilia, selalu berada di dalam posisi lima besar dengan start keempat. Tetapi, itu sudah lama sekali. Jika besok hujan, saya akan berusaha sebaik mungkin. Tetapi, semoga hari balapan akan kering. Jika besok hujan, akan sangat penting untuk mencetak waktu putaran yang bagus saat kualifikasi," pungkas Espargaro.