Dunia tenis profesional akan kehilangan salah satu sosok terbaiknya, Roger Federer. Petenis yang penuh pesona di lapangan dan luar lapangan itu akan pensiun setelah ajang Piala Laver pada 23-25 September.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
Setelah Serena Williams, tenis profesional akan kehilangan nama besar lain. Roger Federer mengumumkan akan mengakhiri 24 tahun kariernya di tenis profesional setelah mengikuti turnamen beregu putra, Piala Laver, di London, Inggris, 23-25 September.
Federer mengumumkan itu melalui surat yang dia unggah dalam akun media sosialnya, Kamis (15/9/2022). Sosok yang sering disebut sebagai petenis terbaik sepanjang sejarah (greatest of all time/GOAT) itu akan meninggalkan tenis, dunia yang dijalaninya sejak 1998 silam, karena kondisi fisiknya saat ini tidak lagi memungkinkan untuk bisa bersaing.
Langkah serupa ditempuh Serena dengan alasan ingin fokus pada keluarga dan bisnis. Dia mengundurkan diri sebagai petenis setelah kalah pada babak ketiga Grand Slam Amerika Serikat Terbuka, 3 September. Maka, tenis kehilangan dua petenis terbaiknya pada tahun ini.
Cederanya Federer terjadi sejak 2020, yaitu pada lutut kanan. Federer pun melakukan dua kali operasi untuk mengatasi masalahnya. Sejak saat itu, dia hanya mengikuti enam turnamen. Setelah tampil pada perempat final Wimbledon 2021, yaitu kalah dari Hubert Hurkacz, sempat muncul kemungkinan bahwa petenis berusia 41 tahun itu tampil pada Wimbledon tahun ini.
Namun, penantian penggemar Federer tidak terwujud. Akhirnya, muncul spekulasi bahwa ayah dari empat anak itu akan segera pensiun. Kehadiran tiga petenis yang menjadi pesaing besarnya, yaitu Rafael Nadal, Novak Djokovic, dan Andy Murray (mereka pernah dikenal dengan julukan ”Big Four”) pada Piala Laver melahirkan wacana, yaitu di jagat maya, bahwa turnamen yang diinisiasi Federer itu akan menjadi ajang terakhirnya. Namun, ada pula kemungkinan lain bahwa Federer akan tampil pada turnamen di negaranya sendiri, ATP 500 Basel, Swiss, 24-30 Oktober.
Sementara dalam perayaan 100 tahun Lapangan Utama All England Club, yang digunakan untuk turnamen Wimbledon, Juli lalu, Federer menyatakan keinginannya untuk tampil sekali lagi dalam turnamen tenis tertua di dunia itu. Wimbledon menjadi Grand Slam pertama yang memberinya gelar juara, yaitu pada 2004. Di lapangan rumput All England Club pula Federer meraih gelar Grand Slam terbanyak, yaitu delapan, dari total 20 gelar juara miliknya.
Mantan petenis AS, James Blake, bahkan mengatakan, tidak ada dan tak akan ada petenis lain yang menyamai Federer.
Namun, Federer akhirnya mengumumkan rencana akhir kariernya, Kamis, yang langsung direspons di dunia maya. ”Seperti yang kalian tahu, tiga tahun terakhir menjadi masa penuh tantangan bagi saya, dalam konteks cedera dan harus menjalani operasi. Saya berusaha keras kembali ke kompetisi dengan kondisi fisik prima. Tetapi, di sisi lain, saya tahu kapasitas dan limit tubuh saya. Itu jadi pesan yang jelas untuk saya. Saya 41 tahun, sudah tampil lebih dari 1.500 pertandingan selama 24 tahun. Saya pun harus sadar bahwa ini waktunya untuk mengakhiri karier,” kata Federer.
”Piala Laver di London akan menjadi turnamen ATP terakhir saya. Saya akan terus bermain tenis pada masa depan, tetapi tentunya tidak di Grand Slam atau turnamen ATP,” ujar Federer kemudian.
Talenta spesial
Dalam surat itu pula, Federer menyatakan bahwa dia sangat beruntung memiliki talenta spesial di tenis. Talentanya itu menghasilkan 103 gelar juara dan menjadikannya petenis nomor satu dunia dengan total 310 pekan sejak dia menjejakkan kakinya dalam turnamen profesional di ATP Gstaad 1998. Dari semua prestasi yang diraihnya, Federer mengumpulkan hadiah total hampir Rp 2 triliun.
Tak hanya menjadi petenis yang selalu memperlihatkan penampilan indah dan bisa dinikmati penonton sehingga disebut ”maestro”, Federer juga telah menjadi ikon global. Pesonanya, karakter yang rendah hati, serta berbagai macam kegiatan sosial yang berpengaruh pada dunia di luar olahraga membuatnya dicintai di mana pun dia berada.
Maka, seperti dikatakan Martina Navratilova, pengumuman yang disampaikan Federer menjadi kabar yang sangat menyedihkan. Mantan petenis AS, James Blake, bahkan mengatakan, tidak ada dan tak akan ada petenis lain yang menyamai Federer. (AFP)