Juara bertahan Real Madrid kesulitan meladeni permainan agresif Celtic yang absen lima tahun di Liga Champions Eropa. “Los Blancos” pada akhirnya tahu bagaimana cara keluar dari tekanan, kemudian memenangi laga.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
GLASGOW, RABU – Real Madrid begitu menderita sepanjang separuh laga menghadapi Celtic pada pertandingan pertama babak penyisihan Grup F Liga Champions Eropa di Stadion Celtic Park, Glasgow, Skotlandia, Rabu (7/9/2022) dini hari WIB. Namun, juara Eropa itu paham bagaimana cara mengendalikan situasi sehingga mampu mencuri poin penuh berkat kemenangan 3-0. Hanya saja kemenangan itu harus dibayar mahal dengan cederanya penyerang andalan Karim Benzema.
Madrid tanpa disangka-sangka kesulitan meladeni permainan agresif Celtic yang sudah absen tampil di Liga Champions selama lima musim. Selama babak pertama, sang juara Eropa tampil di bawah tekanan para pemain Celtic. Meski Celtic tahu bagaimana caranya memulai pertandingan, mentalitas juara dan pengalaman Madrid membuat mereka mengerti bagaimana harus mengakhiri laga.
Sejak pertandingan dimulai, Celtic tampil menyerang dengan garis pertahanan tinggi. “The Hoops” mendikte para pemain Madrid yang terpaksa bermain bertahan. Peluang terbaik Celtic hadir di menit ke-20 saat sepakan kaki kiri kapten Callum McGregor dari luar kotak penalti mengenai tiang gawang Thibaut Courtois. Namun, bola sepakan McGregor masih memantul keluar.
Anda harus menderita ketika bermain di sini. Kami tidak terkejut dengan cara Celtic memulai pertandingan. Kami tahu mereka bisa memulai (pertandingan) dengan sangat cepat. Harus diakui kami beruntung karena tembakan mereka membentur tiang.
“Anda harus menderita ketika bermain di sini. Kami tidak terkejut dengan cara Celtic memulai pertandingan. Kami tahu mereka bisa memulai (pertandingan) dengan sangat cepat. Harus diakui kami beruntung karena tembakan mereka membentur tiang,” ujar pelatih Madrid, Carlo Ancelotti, dikutip dari BBC Sport.
Upaya McGregor yang membentur tiang itu sangat krusial dan berpotensi mengubah jalannya pertandingan bila menjadi gol. Madrid bertahan begitu solid dan rapat. Jika saja sepakan McGregor berbuah gol, hal itu mau tidak mau akan membuat Madrid tampil lebih terbuka. Dengan begitu, akan lebih banyak lagi peluang tercipta untuk Celtic.
“Gol pertama selalu menjadi hal yang krusial. Saya kira kami bermain sangat bagus di babak pertama,” kata pelatih Celtic, Ange Postecoglou.
Di sisi lain, Madrid bukannya tanpa peluang. “Los Blancos” sesekali memberikan perlawanan, salah satunya melalui upaya tembakan Federico Valverde di menit ke-28. Akan tetapi sepakannya masih melebar di sisi kiri gawang Celtic.
Sayap lincah Madrid, Vinicius Junior, juga tidak ketinggalan menebar ancaman. Namun, sepakan Vinicius saat tinggal berhadapan satu lawan satu dengan kiper Joe Hart masih dapat dimentahkan. Hingga babak pertama usai, kedua tim gagal mencetak gol. Skor 0-0 bertahan hingga jeda.
Di babak kedua, arah angin berbalik. Madrid mampu mencuri gol lebih dulu melalui sontekan Vinicius di menit ke-56. Gol tersebut dibangung Madrid dari area pertahanan mereka sendiri. Penguasaan bola Madrid tidak mampu dihentikan para bek Celtic. Valverde yang berlari di sisi kanan mengirim umpan terukur kepada Vinicius.
Itu adalah gol keempat Vinicius untuk Madrid di seluruh kompetisi musim ini. Gol keempat ini ia cetak dalam empat laga berturut-turut. Menurut catatan Opta, ini adalah kali pertama Vinicius mampu mencetak gol dalam empat laga secara beruntun sejak memainkan 176 pertandingan untuk Madrid di semua kompetisi.
Madrid menggandakan keunggulan di menit ke-60 melalui sepakan Luka Modric dari dalam kotak penalti. Pemain timnas Kroasia itu meliuk-liuk melewati hadangan dua bek Celtic sebelum melepaskan tendangan keras yang tak mampu dihentikan Hart.
Kembalinya Hazard
Babak kedua benar-benar telah menjadi milik Madrid seutuhnya. Tidak cukup membuat Celtic balik menderita, Madrid kembali memperlebar jarak berkat gol Eden Hazard di menit ke-76. Menerima sodoran bola dari Dani Carvajal, Hazard tanpa kesulitan menyontek bola. Gol Hazard seakan menandai kembalinya striker Belgia itu ke pentas Liga Champions. Terakhir kali Hazard mencetak gol di Liga Champions pada November 2020.
Gol Hazard tercipta bukan karena upayanya seorang. Gol ini lahir berkat kecemerlangan para pemain Madrid yang segera mengubah arah serangan ketika satu area lapangan dipenuhi para pemain Celtic. Di saat serangan dari sisi kiri buntu, para pemain Madrid dengan segera mengubah serangan ke sisi berlawanan yang tidak banyak dijaga pemain Celtic.
Gol Hazard menjadi penutup pesta Madrid di kandang Celtic. Hingga laga usai, Madrid sukses mempertahankan keunggulan 3-0. Hasil ini menjadi modal bagus bagi Madrid yang berniat mempertahankan gelar juara.
Namun, kemenangan Madrid harus dibayar mahal dengan cederanya penyerang andalan mereka, Karim Benzema. Penyerang Perancis itu hanya bermain selama 30 menit sebelum digantikan Hazard. Benzema terjatuh sambil memegangi lututnya. Ancelotti menyebut Benzema tidak mengalami cedera yang serius. Tapi dia merasa perlu untuk mengecek lebih lanjut.
“Saat ini sepertinya Benzema tidak memiliki masalah yang buruk. Tampaknya lebih menyakitkan, tapi besok kami akan menguji lututnya lagi,” kata Ancelotti.
Sementara itu, McGregor mengakui kekalahan timnya dengan menyebut Madrid sangat superior di dalam melancarkan serangan balik. Kendati kalah, ia merasa cukup puas dengan permainan yang ditampilkan Celtic setelah absen cukup panjang di pentas Liga Champions. (REUTERS)