PB FPTI Gelar Piala Dunia Panjat Tebing di SCBD Jakarta
Seri ke-12 Piala Dunia Panjat Tebing di Indonesia akan berlangsung di SCBD Jakarta. Ajang itu diharapkan bisa menambah jam terbang atlet tuan rumah, terutama dalam ketahanan mental untuk persiapan menuju Olimpiade 2024.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Setelah berpindah dari sejumlah opsi, Pengurus Besar Federasi Panjat Tebing Indonesia (PB FPTI) memutuskan Kawasan Pusat Bisnis Sudirman atau SCBD Jakarta menjadi lokasi pelaksanaan seri ke-12 Piala Dunia Panjat Tebing 2022 di Indonesia pada 24-26 September mendatang. Pemilihan SCBD Jakarta sesuai permintaan Federasi Panjat Tebing Dunia atau IFSC yang ingin arena Piala Dunia Panjat Tebing berada di kawasan urban agar ajang itu berlangsung semarak dan lebih dikenal masyarakat.
”Ada dua wall (dinding) yang disiapkan di SCBD yang sifatnya tidak permanen, yakni wall speed dan lead (dua nomor yang diperlombakan dalam seri ke-12 Piala Dunia Panjat Tebing). Pembangunan arena dan sarana pendukungnya sudah 75-80 persen. Semuanya direncanakan beres siap pakai antara 21 atau 22 September,” ujar Sekretaris Umum PB FPTI Florenciano Hendricus Mutter saat dihubungi dari Jakarta, Selasa (6/9/2022).
Hendri mengatakan, lokasi seri ke-12 Piala Dunia Panjat Tebing semula mau dilaksanakan di Bali tetapi batal karena dukungan dari pemerintah daerah kurang. Sempat ingin dipindahkan ke Manado, Sulawesi Utara, tetapi batal juga karena alasan serupa yang minim dukungan. Akhirnya, FPTI memindahkan lokasi ke Kemayoran, Jakarta. Bahkan, mereka sudah melakukan lelang dan pembangunan segera dilaksanakan.
Namun, dalam suatu rapat kerja antara anggota Komisi X DPR dan Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali, salah satu anggota Dewan mengusulkan agar lokasi Piala Dunia dipindahkan ke Kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta. Usulan itu disetujui tetapi pembangunan arena ternyata tidak semudah yang dibayangkan.
Karena GBK adalah kawasan cagar budaya atau heritage, banyak persyaratan yang harus dipenuhi dalam pembangunan tersebut. Hal itu membuat proses pembanguan arena diprediksi belum tuntas sebelum jadwal pelaksanaan Piala Dunia.
Jika pun pembangunan bisa dipercepat, ada agenda konser musik yang berbarengan dengan jadwal Piala Dunia. Suara dari konser musik itu dinilai tidak kondusif untuk para peserta Piala Dunia yang butuh ketenangan guna menjaga konsentrasi dalam perlombaan.
Karena semua faktor itu, akhirnya kami tidak jadi memakai arena di GBK yang akan tetap dibangun tersebut. Kami sempat keliling mencari lokasi baru dan akhirnya mendapatkan dukungan untuk menggunakan area di lot 16-17 SCBD Park.
”Karena semua faktor itu, akhirnya kami tidak jadi memakai arena di GBK yang akan tetap dibangun tersebut. Kami sempat keliling mencari lokasi baru dan akhirnya mendapatkan dukungan untuk menggunakan area di lot 16-17 SCBD Park. Lokasinya cukup ideal karena berada di lapangan luas, dikelilingi pepohonan, dan di pusat kota,” kata Hendri.
Sama dengan edisi-edisi lainnya, Piala Dunia di Indonesia diperkirakan akan diikuti oleh ratusan atlet dari puluhan negara. Hendri menyampaikan, para peserta mulai berdatangkan pada Selasa (13/9/2022). Mereka bakal datang lebih cepat untuk menyesuaikan diri dengan cuaca di Jakarta.
”Sesampai di Jakarta, mereka akan berlatih di sejumlah tempat yang sudah kami infokan, seperti di FX Sudirman, di kawasan Semanggi, atau di Kuningan. Jumlah atlet asing yang bakal ke Jakarta belum bisa kami pastikan karena pendaftaran masih dilakukan hingga 9 September ini,” tutur Hendri.
Peluang tim Indonesia
Hendri menuturkan, tim Indonesia akan menurunkan 42 atlet dalam Piala Dunia kali ini dengan rincian 22 atlet speed dan 20 atlet lead. Sejatinya, kuota maksimal setiap negara hanya 20 atlet. Namun, sebagai tuan rumah, Indonesia mendapatkan kuota ganda.
Indonesia juga mendapatkan tambahan kuota dari dua atlet speed yang diberi bye karena prestasinya. Keduanya yakni Veddriq Leonardo yang memimpin klasemen speed dengan 3.910 poin dari lima seri Piala Dunia dan Kiromal Katibin di urutan kedua klasemen dengan 3.275 poin dari lima edisi.
Tahun ini, ada tujuh seri dari total 13 seri Piala Dunia yang memperlombakan nomor speed. Sejauh ini, Veddriq dan Kiromal selalu ikut seri yang ada nomor speed kecuali seri ke-11 di Edinburgh, Skotlandia, pada 9-11 September ini karena terlalu mepet dengan seri Indonesia.
Kendati demikian, kata Hendri, pihaknya tidak mau sesumbar tim Indonesia yang dikenal unggul dalam nomor speed bisa mendominasi dalam Piala Dunia kali ini. Bermain di negara sendiri memang menguntungkan atlet-atlet Indonesia karena tidak butuh adaptasi cuaca dan lingkungan.
Namun, di luar faktor itu, ada hal lain yang sangat memengaruhi perlombaan, yakni mental. Bermain di negara sendiri justru bisa menjadi beban untuk atlet tuan rumah karena tingginya ekspektasi publik. ”Maka dari itu, walau peluang ada, kami tidak mau berjanji sapu bersih nomor speed. Lagi pula, persaingan speed cukup ketat, yakni ada China dan Iran di putra, serta China dan Polandia di putri. Grafik para pesaing pun terus meningkat, terutama China dalam dua seri speed terakhir,” ungkap Hendri.
Menurut data dari staf kepelatihan pelatnas panjat tebing, dari 42 atlet itu, 20 atlet adalah anggota pelatnas dan sisanya atlet daerah terbaik sesuai klasemen nasional. Atlet-atlet daerah diharapkan bisa menambah jam terbang agar suatu saat bisa masuk pelatnas.
Kini, para atlet pelatnas sedang mempersiapkan diri di Bekasi, Jawa Barat. Persiapan untuk Piala Dunia di Indonesia sudah berjalan sejak tim Indonesia pulang dari tur Eropa, yakni ikut seri ketujuh Piala Dunia di Villars, Swiss pada 30 Juni-2 Juli 2022, seri kedelapan di Chamonix, Perancis (8-10 Juli 2022), dan seri kesembilan di Briancon, Perancis (22-23 Juli 2022).
”Sekarang, atlet fokus berlatih. Namun, mohon maaf, kami tidak bisa membeberkan sudah sejauh mana persiapannya agar tidak dibaca lawan. Kami juga memilih tidak memublikasi situasi atlet agar mereka bisa tenang. Kalau terlalu diberitakan, kami takutnya jadi beban untuk mereka. Ketika ekspektasi publik tinggi dan hasilnya tidak sesuai harapan, atlet akan lebih terbebani,” kata seorang pelatih yang tidak mau namanya disebutkan.
Sebelumnya, Ketua Umum PB FPTI Yenny Wahid menerangkan, pihaknya berharap atlet bisa meningkatkan jam terbang dalam seri Piala Dunia di Indonesia, terutama dari sisi ketahanan mental bertanding. ”Sebagai tuan rumah, atlet pasti akan mendapatkan perhatian dan tekanan tersendiri dari masyarakat. Kami harap hal itu bisa membuat mental mereka menjadi lebih baik, sebagai bagian persiapan menuju Olimpiade (Paris 2024),” ujar Yenny beberapa waktu lalu.