Kiromal Katibin Kian Dekat Menjadi Manusia Pertama Menembus 4 Detik
Pemanjat Indonesia Kiromal Katibin memecahkan lagi rekor dunia ”speed” atas namanya sendiri, dari 5,04 detik jadi 5,009 detik pada Piala Dunia 2022. Namun, dia patut menjaga konsistensi yang belum stabil di babak final.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·6 menit baca
CHAMONIX, SABTU — Pemanjat tebing Indonesia Kiromal Katibin kembali memecahkan rekor dunia nomor speed. Dalam kualifikasi kedua seri kedelapan Piala Dunia 2022 di Chamonix, Perancis, Jumat (8/7/2022) waktu setempat atau Sabtu (9/7/2022) waktu Indonesia, Kiromal mempertajam rekor dunia atas namanya sendiri, yakni dari 5,04 detik menjadi 5,009 detik. Dengan ini, atlet berusia 21 tahun itu kian dekat menjadi manusia pertama yang memanjat di bawah 5 detik atau menembus 4 detik.
”Saya sangat senang karena saya berlatih keras dan dengan hasil yang maksimal. Terima kasih untuk doa-doanya dan dukungannya semua pihak dan semoga tim panjat tebing Indonesia selalu jaya,” ujar Kiromal sehabis perlombaan melalui pesan video dalam akun Instagram Pengurus Besar Federasi Panjat Tebing Indonesia (PB FPTI), Sabtu.
Kiromal langsung melesat menjadi yang tercepat pada kualifikasi pertama seri kedelapan Piala Dunia 2022, yakni mencatat waktu 5,112 detik. Namun, atlet asal Batang, Jawa Tengah, itu tidak berpuas diri.
Pada kualifikasi kedua, dia melaju lebih kencang dengan waktu 5,009 detik. Capaian itu lebih cepat 0,031 detik dibandingkan rekor dunia sebelumnya atas namanya sendiri yang dicetak dalam kualifikasi kedua seri ketujuh Piala Dunia 2022 di Villars, Swiss, 30 Juni 2022.
Hasil itu membuat semua orang dalam perlombaan itu berdecak kagum. Dalam rekaman video di akun Instagram Internasional Federasi Olahraga Panjat Tebing (IFSC), Sabtu, dari peserta hingga penonton yang mengitari arena lomba memberikan apresiasi tepuk tangan, teriakan salut, dan ada yang menggelengkan kepala tanda tidak menyangka. ”FIVE DOUBLE-O!! FIVE DOUBLE-O!! FIVE DOUBLE-O!! FIVE DOUBLE-O!! FIVE DOUBLE-O!! FIVE DOUBLE-O!!,” tulis IFSC di Instagram.
Kiromal memang manusia rekor dalam sejarah panjat tebing dunia. Setahun terakhir, atlet kelahiran 21 Agustus 2000 itu enam kali mengukir rekor dunia dari lima ajang yang diikutinya.
Dia mengawali tinta emasnya dengan mencatat waktu 5,25 detik pada kualifikasi seri ketiga Piala Dunia 2021 di Salt Lake City, Amerika Serikat, 28 Mei 2021. Capaian itu membawanya memecahkan rekor dunia sebelumnya milik pemanjat Iran Reza Alipour dengan 5,48 detik pada seri Piala Dunia 2017 di Nanjing, China, 30 April 2017.
Rekor itu sempat dipecahkan oleh rekannya di pelatnas, Veddriq Leonardo, yang mencatat waktu 5,20 detik pada final seri ketiga Piala Dunia 2021, 28 Mei 2021. Akan tetapi, selang setahun berlalu, Kiromal kembali merebut singgasana status sebagai pemanjat tercepat di dunia.
Pada kualifikasi seri kedua Piala Dunia 2022 di Seoul, Korea Selatan, 6 Mei 2022, Kiromal membukukan waktu 5,17 detik atau lebih cepat 0,03 detik daripada rekor sebelumnya milik Veddriq. Tak berhenti sampai di situ, Kiromal mempertajam rekor tersebut menjadi 5,10 detik pada kualifikasi seri keempat Piala Dunia 2022 di Salt Lake City, 27 Mei 2022.
Lalu, Kiromal mempertajam lagi rekor dunianya secara berturut. Dia mencatat waktu 5,09 detik dalam kualifikasi pertama seri ketujuh Piala Dunia 2022 dan 5,04 detik dalam kualifikasi kedua seri ketujuh Piala Dunia 2022 sebelum menjadi 5,009 detik pada kualifikasi kedua seri kedelapan Piala Dunia 2022.
Saya sangat senang karena saya berlatih keras dan dengan hasil yang maksimal.
Memancing lawan
Pelatih nomor speed pelatnas PB FPTI Hendra Basir saat dihubungi Kompas mengatakan, timnya memang fokus untuk memperbaiki catatan waktu atlet selama mengikuti rangkaian seri Piala Dunia tahun ini. Mereka pun mendorong para atlet untuk memaksa para pesaing adu balap hingga batas maksimum.
Tujuannya, antara lain, untuk memancing para pesaing menunjukkan semua kemampuan terbaiknya. ”Dengan begitu, kami bisa memiliki data lebih akurat untuk tahun depan. Data itu penting untuk mengetahui posisi kami di mana dan pesaing di mana. Itu akan menjadi gambaran untuk merebut tiket ke Olimpiade Paris 2024 (dalam kualifikasi yang dimulai tahun depan),” katanya.
Terkait Kiromal, kata Hendra, sejatinya waktu tercepatnya 5,05 detik dalam latihan. Itu catatan waktu terbaik Kiromal tanpa diberikan target untuk menggeber semua kemampuannya. Tim pelatih ingin dia bisa mencapai puncak kecepatannya dalam kompetisi.
Dengan performa meyakinkan sejak di Seoul, tim pelatih percaya Kiromal bisa menembus 4 detik cepat atau lambat. Kalau itu terwujud, Kiromal sangat berpeluang mengamankan tempat di Olimpiade 2024, bahkan tidak tertutup kemungkinan membawa pulang medali emas dari pesta olahraga dunia tersebut.
”Harusnya kemarin bisa (Kiromal bisa menembus 4 detik di Villars), cuma belum rezeki,” ungkap Hendra.
Namun, Kiromal tampaknya mesti lebih menjaga konsistensinya. Dia selalu sukses memecahkan rekor dunia pada babak kualifikasi seri Piala Dunia. Sebaliknya, di babak final, dia cenderung tampil antiklimaks. Selain catatan waktunya melorot, dirinya bisa gagal mendapatkan medali sama sekali pada babak penentuan tersebut.
Pada seri ketujuh Piala Dunia 2022, misalnya, Kiromal yang dua kali memecahkan rekor dunia di kualifikasi justru terjatuh atau gagal menyelesaikan lomba di babak perempat final.
Tiga pemanjat China merajai tiga besar seri tersebut, yakni Jiangou Long meraih emas dengan waktu 5,23 detik, Peng Wu meraih perak (5,24 detik), dan Jinbao Long meraih perunggu (5,16 detik).
Pada seri keempat Piala Dunia 2022, Kiromal yang memecahkan rekor dunia di kualifikasi terjatuh di perempat final. Untungnya, Veddriq bisa meraih emas dengan waktu 6,33 detik, disusul pemanjat Austria Tobias Plangger meraih perak setelah terjatuh di final, dan pemanjat Italia Ludovico Fossali meraih perunggu (5,49 detik).
Pada seri kedua Piala Dunia 2022, Kiromal yang memecahkan rekor dunia di kualifikasi membuat kesalahan ketika start sehingga harus puas dengan medali perak di bawah Veddriq yang meraih emas dengan waktu 6,96 detik.
”Kalau sudah head to head (di final), semua pasti nafsu buat ngebut. False (saat start) atau missed (jatuh ketika memanjat) itu sudah bagian dari risiko. Kalau di kualifikasi, agak santai karena ada dua kesempatan dan catatan waktu terbaik yang diambil (untuk penentuan 16 besar kualifikasi yang lolos ke putaran final),” ujar Hendra.
Mantan Sekretaris Jenderal PB FPTI yang kini menjadi Penasihat PB FPTI Sapto Hardiono menuturkan, kalau melihat perjalanan kariernya, Kiromal memang belum konsisten di babak final. Dia belum bisa mengatasi tekanan mental saat memasuki putaran delapan besar.
Karena itu, tim pelatih coba membenahinya dengan memperbanyak jam lombanya. Setidaknya, tahun ini, Kiromal dan rekan-rekannya di pelatnas diberi kesempatan ikut seri Piala Dunia jauh lebih banyak daripada tahun sebelumnya. Sampai seri kedelapan Piala Dunia tahun ini, mereka selalu ikut semua seri yang memperlombakan nomor speed.
Kalau upaya itu belum juga berhasil, selain frekuensi perlombaan lebih ditingkatkan, tahun depan atlet perlu didampingi tim psikolog untuk membantu mengatasi hal-hal yang memengaruhi mental mereka.
”Namun, semoga dengan frekuensi pertandingan yang diikuti banyak, mental juaranya akan tumbuh,” ujar Sapto.
Selain Kiromal, empat pemanjat putra Indonesia lainnya pun lolos ke final, yakni Veddriq di urutan kedelapan kualifikasi dengan waktu 5,34 detik, Zaenal Aripin di peringkat kesembilan (5,45 detik), Aspar Jaelolo di tempat ke-11 (5,49 detik), dan Muhammad Alfian Fajri di urutan ke-16 (5,61 detik). Hanya Rahmad Adi Mulyono yang gagal ke final karena berada di peringkat ke-31 (6 detik).
Sementara itu, tiga pemanjat putri Indonesia lolos ke final, yakni Rajiah Sallsabillah di tempat kedua (6,85 detik), Desak Made Rita Kusuma Dewi di urutan keempat (7,02 detik), dan Nurul Iqamah di peringkat kesembilan (7,22 detik). Dua pemanjat putri Indonesia lainnya gagal lolos ke final, yakni Alivany Ver Khadijah di tempat ke-20 (7,96 detik) dan Puja Lestari di urutan ke-36 (9,07 detik).
Ketua Umum PB FPTI Yenny Wahid yang hadir dalam kualifikasi seri kedelapan Piala Dunia 2022 mengutarakan rasa syukur karena Kiromal kembali mengukir prestasi gemilang dengan mempertajam rekor dunia atas namanya sendiri. Dia berharap hal itu bisa menjadi sinyal positif untuk Olimpiade 2024. ”Semoga prestasi ini bisa dipertahankan hingga akhirnya nanti di Olimpiade 2024,” katanya.