Ketika Conte Belum Puas dengan Transfer Tottenham
Tottenham Hotspur mencatatkan pengeluaran transfer terbesar dalam sejarah klub pada musim ini. Meski begitu, Manajer Antonio Conte belum puas dengan peningkatan kualitas pemain baru dalam upaya mengejar gelar juara.
Manajer Tottenham Hotspur Antonio Conte belum mau menganggap timnya sebagai salah satu pesaing juara Liga Inggris musim ini. Menurut juru taktik yang pernah mengantarkan Juventus, Inter Milan, dan Chelsea, menjadi kampiun di Liga Italia dan Liga Inggris itu, kualitas Spurs masih tertinggal dari tim-tim besar lainnya, terutama setelah melihat aktivitas di transfer musim panas ini.
Lalu, apakah pantas jika Conte masih belum puas dengan aktivitas transfer “Si Lili Putih” di awal musim 2022-2023? Sejauh mana Conte menancapkan ekspektasi bagi skuadnya pada musim kedua menangani Spurs?
Jika melihat total pengeluaran Spurs di transfer musim panas ini, mereka mengeluarkan dana sebesar 172 poundsterling atau sekitar Rp 2,94 triliun untuk mendatangkan delapan pemain. Dana terbesar sebanyak 60 juta pounds (Rp 1,02 triliun) digunakan untuk menebus penyerang sayap, Richarlison, dari Everton, dan membayar biaya untuk mempermanenkan Cristian Romero dari Atalanta yang berjumlah 42 juta pounds (Rp 719,2 miliar).
Baca juga : Buruk Rupa Derbi Merseyside
Selain itu, dana transfer dikeluarkan untuk membeli Yves Bissouma (Brighton & Hove Albion), Djed Spence (Middlesbrough), dan Destiny Udogie yang dipinjamkan kembali ke klub asalnya, Udinese. Spurs juga mendatangkan dua pemain secara gratis, yaitu Ivan Perisic dari Inter Milan dan Frase Forster yang sebelumnya membela Southampton. Satu pemain lainnya, Clement Lenglet, tiba dengan status pinjaman dari Barcelona.
Melihat jumlah dana transfer itu, Spurs menjadi tim dengan pengeluaran terbesar urutan keempat di Inggris. Mereka memang masih kalah jor-joran dibandingkan Chelsea, Manchester United, dan West Ham United. Akan tetapi, pengeluaran Spurs di musim panas ini adalah rekor transfer terbesar klub asal London itu sepanjang 140 tahun mereka berdiri.
Besarnya nilai transfer itu menunjukkan CEO Spurs Daniel Levy memberikan kepercayaan penuh kepada Conte untuk membangun tim di musim ini. Demi Conte, Levy bersedia royal merogoh dalam kas klub demi memenuhi ambisi memangkas gap kualitas dengan tim-tim besar, seperti Manchester City, Liverpool, dan Chelsea.
Tak hanya uang banyak yang dikeluarkan klub, Spurs juga menjadi tim yang gercep (gerak cepat) untuk mendatangkan pemain baru. Sejak Juni lalu, mereka telah memperkenalkan pemain baru. Alhasil, semua pemain baru Spurs, kecuali Udogie, ikut dalam masa pemusatan latihan dan uji tanding di Korea Selatan, pertengahan Juli lalu. Hal itu dilakukan Conte agar ia lebih cepat mengenal pemain barunya, juga agar mereka punya waktu cukup untuk beradaptasi dengan skuad Spurs.
Kepercayaan
Namun, dari sejumlah pemain baru itu baru dua pemain, yakni Perisic dan Bissouma, yang bisa mendapat kepercayaan Conte untuk menjadi pemain inti. Perisic, misalnya, menjadi pilihan utama bek sayap kiri dalam tiga laga terakhir Spurs. Ia menggeser Ryan Sessegnon yang mengisi posisi itu pada dua pertandingan awal musim ini.
Mengandalkan Perisic bukan hal yang mengejutkan. Pasalnya, Conte telah bekerja sama dengan pemain asal Kroasia itu ketika membawa Inter meraih scudetto musim 2020-2021. Adapun Bissouma baru satu kali tampil sejak menit awal, yaitu di laga kontra West Ham United, Kamis (1/9/2022). Kesempatan itu bisa didapatkan pemain berusia 26 tahun itu karena Rodgrigo Bentancur mengalami cedera.
Sementara Romero adalah pemain yang tidak tergantikan bagi Conte sejak musim lalu, ketika masih berstatus pinjaman dari Atalanta. Tetapi, Romero tidak bisa tampil sejak Spurs menahan imbang Chelsea 2-2, 14 Agustus lalu karena menderita cedera ligamen. Ia berpeluang tampil kembali, awal September ini.
Jika berbicara tentang (ambisi) memenangkan trofi, maka kami tentu membutuhkan pemain baru lain. Pemain top dengan harga tinggi, bukan pemain berstatus pinjaman dan gratis. (Antonio Conte)
Adapun pemain baru lain, seperti Richarlison, masih kesulitan menggeser trio lini depan yang diisi Harry Kane, Son Heung-min, dan Dejan Kulusevski. Kemudian, Lenglet, Spence, dan Forster, masih berstatus pemain pelapis di dalam skuad Si Lili Putih. Mereka kemungkinan besar baru mendapat kesempatan tampil di tim utama ketika sejumlah pemain inti cedera atau menghadapi ajang Piala Liga Inggris dan babak awal Piala FA.
“Saya melihat skuad tim top dan ada jarak (kualitas) yang sangat jauh dengan kami. Untuk lebih kompetitif, bertarung untuk titel (liga), dan rutin menyegel tempat di Liga Champions, Anda butuh setidaknya tiga jendela transfer lagi untuk meningkatkan tim dan menyamai level tim lain,” ujar Conte pada konferensi pers jelang melawan Fulham, dilansir Football London, Jumat (2/9/2022).
Ia melanjutkan, “Jika berbicara tentang (ambisi) memenangkan trofi, maka kami tentu membutuhkan pemain baru lain. Pemain top dengan harga tinggi, bukan pemain berstatus pinjaman dan gratis”.
Hal itu diucapkan Conte karena Spurs akan bertarung di tiga kompetisi penting, yakni Liga Inggris, Piala FA, dan Liga Champions Eropa. Dengan jadwal padat, misalnya pada September ini, Spurs akan memainkan enam laga hingga 17 September atau sebelum memasuki jeda pekan laga internasional.
Baca juga : Langkah Awal Conte Merebut Supremasi
Conte mengatakan dirinya butuh pemain utama untuk tampil bugar dan konsisten. Sebab, tambahnya, Liga Inggris dan Liga Champions menuntut pemain terbaik untuk tampil. Situasi berbeda ia alami pada musim lalu, yaitu ketika Spurs tampil di Liga Konferensi Eropa, sehingga bisa melakukan rotasi besar.
Harus sabar
Pada musim keduanya bersama Spurs, Conte belum berani melontarkan target meraih trofi. Ia hanya mematok target minimal bisa menembus empat besar di Liga Inggris serta tampil hingga babak gugur Liga Champions. Hal itu berbeda jauh dibandingkan ketika melatih tiga tim besar sebelumnya. Ketika memulai petualangan menjadi Pelatih Juventus di musim 2011-2012, Conte langsung berambisi mengembalikan Juve meraih scudetto.
Lalu, Conte juga tidak ragu memasang target juara Liga Inggris ketika baru diperkenalkan sebagai Manajer Chelsea, musim panas 2016. Ia pun berhasil mengangkat trofi Liga Inggris pada musim perdana memimpin skuad "Si Biru" di Stadion Stamford Bridge. Conte juga hanya perlu dua musim bersama Inter untuk mengakhiri dominasi Juve di Italia. Ia hanya “mengeluh” selama di musim perdana ketika menyebut skuad Inter perlu menghadirkan pemain baru untuk menyaingi kualitas skuad “Si Nyonya Besar”.
“Anda tidak bisa mencapai kekuatan terbaik hanya dalam satu tahun. Anda butuh kesabaran, tetapi saya jamin Spurs memiliki ambisi untuk memberikan kemampuan sebanyak 120 persen dalam latihan dan pertandingan demi bersaing dengan tim terbaik,” tutur manajer berusia 53 tahun itu seperti dikutip The Guardian.
Memasuki pekan keenam Liga Inggris, Spurs adalah salah satu dari tiga tim yang belum terkalahkan di musim ini, bersama Arsenal dan Manchester City. Mereka juga terbukti memiliki sikap dan mentalitas tangguh ketika bisa membawa pulang satu poin dalam laga tandang derbi London melawan Chelsea dan West Ham United.
Baca juga : Cinta Bersyarat Antonio Conte
Hugo Lloris, kapten dan kiper Spurs, ingin mempertahankan performa tak terkalahkan di musim ini. Menurut dia, skuad Spurs wajib tampil lebih baik dari laga ke laga agar tidak merasakan penyesalan dengan hasil pertandingan yang buruk.
Gary Neville, pakar Liga Inggris Sky Sports, mengatakan, Conte mengantarkan mentalitas tangguh yang belum pernah ditampilkan Spurs bersama beberapa manajer sebelumnya. Meski tidak tampil baik, kata Neville, semangat yang ditularkan Conte dari pinggir lapangan menjadi kekuatan ekstra bagi skuad Si Lili Putih untuk meraih hasil positif.
“Anda hanya bisa berharap dari Conte bahwa ketika timnya main buruk, mereka tetap bisa meraih poin penting. Selama ini, Spurs bukan tim yang terlihat punya keinginan untuk berjuang dan ulet, tetapi itu terlihat di era Conte,” kata Neville.
Seperti kata Conte, pendukung Spurs harus menikmati proses perkembangan tim. Bersama gol-gol dari Kane dan Son, lalu performa pertahanan yang mulai kokoh, fans Spurs setidaknya bisa berharap menyaksikan timnya meraih lebih banyak kemenangan pada musim ini. (REUTERS)