Antonio Conte dipastikan akan tetap mengisi kursi manajer Tottenham Hotspur di musim depan. Jaminan kehadiran sejumlah pemain baru menjadi syarat yang diluluskan manajemen Spurs demi mempertahankan Conte.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
LONDON, SABTU – Meskipun telah memenuhi target untuk membantu Tottenham Hotspur menembus zona Liga Champions di klasemen akhir Liga Inggris 2021-2022, Antonio Conte belum tentu mau tetap menjadi manajer Spurs di musim depan. Oleh karena itu, manajemen "Si Lili Putih" rela menyuntikan dana sebesar 150 juta atau sekitar Rp 2,69 triliun demi mempertahankan juru taktik asal Italia itu.
Demi bisa mempertahankan Conte, yang sejatinya memiliki kontrak hingga Juni 2023, Direktur Olahraga Spurs Fabio Paritici melakukan pertemuan langsung dengan sang manajer di Turin, Italia, Jumat (27/5/2022). Dalam rapat itu, Conte pun setuju melanjutkan kebersamaannya dengan Spurs, bahkan membuka kemungkinan untuk menambah masa baktinya di London hingga pertengahan 2024.
Keputusan Conte itu tidak lepas dari keleluasaan yang diberikan manajemen “Si Lili Putih” untuk mengelola suntikan uang 150 juta pounds di bursa transfer musim panas ini. Dana itu berasal dari Enic, perusahaan pemilik Spurs.
“Pembicaraan meliputi sejumlah isu, termausk target transfer, prospek pemain yang dijual, serta pemberian kontrak baru kepada anggota skuad saat ini. Spurs utamanya berharap bisa memperpanjang kontrak Harry Kane, yang baru habis dua tahun lagi,” ungkap Fabrizio Romano, pakar transfer, kepada the Guardian.
Jika dilihat dari penampilan Spurs di musim ini, Conte juga seakan telah menyatu dengan skuad dan pendukung Spurs. Ia menunjukan emosi yang berapi-api setiap memdampingi timnya di sisi lapangan.
Conte pun tidak segan memeluk dan memuji penampilan anak asuhannya di pengujung pertandingan. Tak hanya itu, pelatih berusia 52 tahun itu juga selalu sukses membakar semangat suporter Spurs di setiap laga kandang dengan gesturnya yang meminta pendukung tidak berhenti memberikan dukungan dari tribune.
Walakin, sikap Conte yang seakan telah menyatu itu tidak sepenuhnya berasal dari hatinya. Perilaku Conte itu hanya sebuah sikap profesional demi membantu timnya mencapai hasil yang mereka tuju.
Di luar itu, Conte tetap menuntut manajemen Spurs untuk memenuhi permintaannya guna memperkuat skuad jelang musim baru. Tuntutan serupa demi mendatangkan pemain baru juga pernah disampaikan Conte secara terbuka ketika menangani Juventus dan Inter Milan.
Berbeda dengan Spurs, Juve rela melepas Conte jelang musim 2014-2015 karena tidak sepakat dalam kebijakan transfer. Kemudian, Conte cabut dari Inter, akhir musim 2020-2021, setelah memberikan scudetto dengan alasan yang sama.
Memberikan bukti
Di luar tuntutan itu, Conte telah memberikan bukti bisa meningkatkan performa Spurs. "Kami bisa memenuhi target untuk lolos ke Liga Champions. Padahal, ketika saya datang, tidak ada orang yang menganggap kami bisa mencapai prestasi ini," ujar Conte usai timnya melibas Norwich City 5-0 di laga pamungkas, akhir pekan lalu.
Sejak awal November menangani Spurs, juru taktik asal Italia itu telah menunjukan hasil kerja kerasnya untuk membenahi Harry Kane dan kawan-kawan. Ia membantu Spurs finis di peringkat keempat setelah memegang klub itu ketika berada di posisi kesembilan di pekan ke-10.
Jika disandingkan perolehan Spurs di era Conte sejak pekan ke-11 hingga laga penutup musim di pekan ke-38, maka poin yang dikumpulkan Si Lili Putih hanya kalah dari Manchester City dan Liverpool. Dalam periode itu, Spurs mengoleksi 56 poin, sedangkan City dan Liverpool masing-masing mengumpulkan 73 dan 70 poin.
Tak ayal, Spurs bisa menampilkan penampilan lebih baik dari penghuni urutan ketiga Liga Inggris musim ini, yaitu Chelsea. Anak asuhan Thomas Tuchel itu mengoleksi 49 poin dalam 28 laga pada periode November 2021 hingga Mei 2022.
Pada jendela transfer musim dingin, Januari lalu, Conte mendatangkan Dejan Kulusevski dan Rodrigo Bentancur dari Juventus yang berhasil memperkuat kualitas Si Lili Putih.
Kedua pemain itu menjadi pilar yang tak tergantikan di paruh kedua musim 2021-2022. Kulusevski menghadirkan trisula maut di lini depan bersama Kane dan Son Heung-min. Sedangkan, Bentancur menjadi tandem yang cocok dengan Pierre-Emile Hojbjerg di barisan tengah Spurs.
CEO Spurs Daniel Levy memastikan, Enic, perusahaan investasi yang menjadi pemilik Spurs, akan memberikan keleluasaan kepada Conte ntuk memperkuat tim dengan dana 150 juta pounds itu. Dana itu sejatinya diperuntukkan untuk memperkuat tim di dalam dan luar lapangan, tetapi kebutuhan mendesak Conte untuk membenahi skuad menjadi prioritas manajemen Spurs.
“Dana tambahan dari Enic sekarang bisa digunakan demi meningkatkan klub di waktu yang penting,” kata Levy dilansir laman resmi klub.
Adapun Enic adalah perusahaan berbasis di Bahama yang 70 persen sahamnya dimiliki oleh pengusaha Inggris, Joe Lewis. Kemudian, sebanyak 30 persen saham kepemilikan lainya dikuasai oleh Levy.
Selain dana dari Enic, Conte masih berpeluang mendapat tambahan dana transfer dari hasil penjualan sejumlah pemain yang tidak masuk dalam rencananya di musim mendatang. Mereka adalah Tanguy Ndombele, Giovani Lo Celso, Steven Bergwijn, Harry Winks, Joe Rodon, Bryan Gil, dan Sergio Reguilon.
Dana tambahan dari Enic sekarang bisa digunakan demi meningkatkan klub di waktu yang penting. (Daniel Levy)
Dilansir The Telegraph, Conte mengincar enam pemain yang menjadi prioritasnya untuk meningkatkan kualitas skuad Spurs di musim depan. Keenam pemain itu ialah Alessandro Bastoni dan Ivan Perisic dari Inter Milan, James Ward-Prowse dan Fraser Forster yang kini membela Southampton, Filip Kostic dari Eintracht Frankfurt, serta Christian Eriksen yang bermain untuk Brentford.
Dari enam target itu, hanya Bastoni dan Ward-Prowse yang berpotensi membuat Spurs harus merogoh uang dalam. Adapun Perisic, Forster, Kostic, dan Eriksen bisa datang dengan cuma-cuma setelah kontrak mereka kadaluwarsa di klub saat ini, 30 Juni 2022.
Hanya saja, Conte harus cerdas merayu keempat pemain itu yang juga tengah dibujuk oleh tim-tim besar Eropa lainnya. Perisic dan Kostic, misalnya, juga diminiati oleh mantan tim asuhan Conte, Juventus. (AFP)