Indonesia akhirnya hanya bisa berharap kepada pemain tunggal dan ganda putra untuk meraih gelar juara dunia bulu tangkis 2022. Itu pun jika empat wakil tersisa bisa melewati tantangan berat pada perempat final.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
TOKYO, KAMIS — Dengan materi pemain yang ada saat ini, sulit bagi pebulu tangkis nomor putri dan ganda campuran Indonesia untuk menonjol di level top dunia. Mereka yang masih bertahan setelah melewati tiga babak Kejuaraan Dunia adalah para pemain tunggal dan ganda putra.
Anthony Sinisuka Ginting, Jonatan Christie, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto menjadi wakil Indonesia tersisa yang tampil pada perempat final di Tokyo Metropolitan Gymnasium, Jepang, Jumat (26/8/2022). Mereka menjadi harapan tim ”Merah Putih” untuk membawa gelar juara setelah Indonesia absen pada Keuaraan Dunia 2021 di Spanyol karena khawatir pada meningkatnya kasus Covid-19 di Eropa.
Dengan sisa tiga babak yang harus dimenangi untuk menjadi juara, tantangan pun kian sulit, termasuk pada perempat final. Pada tunggal putra, Anthony akan bertemu Viktor Axelsen, pemain paling konsisten sejak 2021. Pertemuan ke-14 dengan tunggal putra nomor satu dunia itu terjadi setelah Anthony mengalahkan Shi Yuqi (China), 21-11, 13-21, 21-18. Adapun Axelsen menang atas Sitthikom Thammasin (Thailand), 21-19, 21-16.
Anthony hampir kalah untuk ketujuh kali beruntun ketika Shi, yang tertinggal 7-13, berbalik unggul 18-15 pada gim ketiga. ”Saya sempat berpikir, ’Jangan kejadian (kalah) lagi’. Lalu, saya berbicara pada diri sendiri bahwa sebelum angka 21, saya masih bisa menang. Pada momen-momen krusial, saya berusaha menekan hingga dia membuat kesalahan. Poin-poin terakhir saya akhirnya didapat dari kesalahan Shi Yuqi,” tutur Anthony.
Adapun Shi mengatakan, dia bermain terlalu terburu-buru ketika tinggal membutuhkan tiga poin untuk menang. ”Saya seharusnya membuat Ginting kesulitan dulu untuk membuka peluang mendapat poin. Namun, saya cukup senang dengan performa hari ini karena bisa bangkit setelah tertinggal jauh pada gim ketiga,” katanya.
Setelah melewati Shi, Anthony harus kembali fokus untuk menghadapi tantangan terbesar pemain tunggal putra, yaitu melawan Axelsen. Anthony kalah dalam tujuh pertemuan terakhir, termasuk pada empat laga tahun ini.
Pada momen-momen krusial, saya berusaha menekan hingga dia membuat kesalahan. Poin-poin terakhir saya akhirnya didapat dari kesalahan Shi Yuqi.
Dari pengalaman tersebut, seperti dikatakan Anthony sebelum bertolak ke Jepang, dia harus siap fisik, teknik, strategi, dan mental. ”Semua itu saling terkait. Melawan Axelsen, saya harus benar-benar fokus sejak poin pertama hingga terakhir dan siap untuk bekerja keras,” katanya.
Jonatan, yang mengalahkan Wang Tzu Wei (Taiwan), 24-22, 21-16, pada babak ketiga, juga akan menghadapi lawan berat asal Taiwan, Chou Tien Chen. Meski Jonatan unggul 6-3 dari sembilan pertemuan, Chou sangat ulet dan mengalahkan Jonatan dengan mudah, 21-10, 21-15, pada perempat final All England, Maret.
”Chou pemain yang tidak mudah menyerah, jadi laga akan ketat. Saya harus fokus dan berusaha semaksimal mungkin,” kata Jonatan.
Ganda putra juga menjaga peluang juara melalui Hendra/Ahsan dan Fajar/Rian. Kedua pasangan ini akan bertemu di semifinal jika Hendra/Ahsan bisa mengalahkan MR Arjun/Dhruv Kapila (India) dan Fajar/Rian menang atas Ben Lane/Sean Vendy. Pasangan Inggris ini menyingkirkan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon pada babak ketiga.
Nomor lain habis
Hasil ini mewakili kekuatan bulu tangkis Indonesia saat ini di tengah transisi yang terjadi pada ganda campuran dan putri. Prestasi gada putri terakhir adalah lolos ke semifinal saat Greysia Polii masih aktif, bersama Nitya Krishinda Maheswari (2015) serta Apriyani Rahayu (2018, 2019).
Indonesia sebenarnya mempunyai bintang baru, Apriyani/Siti Fadia Silva Ramadhanti. Sejak tampil bersama di Indonesia Masters, Juni, mereka tiga kali ke final dalam lima turnamen. Tiga final itu menghasilkan juara di Malaysia dan Singapura Terbuka.
Namun, mereka belum bisa tampil di Kejuaraan Dunia karena belum punya peringkat dunia ketika BWF menyeleksi peserta berdasarkan ranking 26 April. Pada ganda putri, Indonesia diwakili Fadia/Ribka Sugiarto yang tersingkir pada babak kedua dan Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi yang kalah pada babak pertama.
Pada nomor ganda campuran, setelah Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir menjadi juara dunia pada 2013 dan 2017, belum ada lagi pasangan Indonesia yang tampil menonjol, bahkan hanya untuk melewati babak ketiga. Tahun ini, hasil terbaik ganda campuran pun adalah babak ketiga yang dicapai Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati dan Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari.
Rehan/Lisa, yang tampil baik pada dua babak awal, memberikan perlawanan ketat kepada unggulan kelima, Seo Seung-jae/Chae Yu-jung (Korea Selatan), pada gim pertama. Namun, mereka masih sulit mempertahankan konsistensi sehingga kalah, 21-23, 12-21.
Kemampuan Rinov/Pitha masih berada beberapa level di bawah peraih emas Olimpiade Tokyo 2020, Wang Yilyu/Huang Dongping (China). Mereka kesulitan menghadapi kecepatan permainan Wang/Huang yang terjaga sejak awal hingga akhir pertandingan. Rinov/Pitha pun kalah, 16-21, 14-21.
”Sebenarnya, permainan kami cukup normal hari ini. Namun, kami harus bisa menjaga pola permainan. Apalagi, kecepatan lawan tak pernah berkurang hingga mereka terus menekan kami,” tutur Rinov.