Dua dari tiga debutan asal Indonesia tersingkir pada penampilan perdana di Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis. Banyak hal harus ditingkatkan oleh pemain muda untuk bisa bersaing di level tertinggi.
Oleh
JOHANES WASKITA UTAMA
·4 menit baca
TOKYO, SELASA — Tampil di kejuaraan dunia bulu tangkis bukanlah hal yang mudah. Dua debutan asal Indonesia langsung tersingkir pada penampilan pertama mereka di Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2022 di Tokyo, Jepang, yakni Putri Kusuma Wardani dan Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi. Adapun ganda campuran Zachariah Josiahno Sumanti/Hediana Julimarbela lolos dari perlawanan pasangan jangkung Denmark, Mikkel Mikelsen/Rikke Soby.
Berlaga di Tokyo Metropolitan Gymnasium, Selasa (23/8/2022), Putri harus mengakui keunggulan Cheah, 19-21, 18-21. Menghadapi lawan yang berusia sembilan tahun lebih tua darinya, Putri (20) berusaha bermain lepas dan mengambil kendali. Sempat memimpin 1-2 poin hingga kedudukan 4-4 pada gim pertama, setelah itu Putri selalu tertinggal dalam perolehan angka. Upanya menyamakan kedudukan pada saat kritis, 19-19, tak mampu menahan Cheah, yang memetik dua poin berkutnya untuk merebut gim pertama.
Cheah, yang terakhir kali tampil di turnamen internasional pada Olimpiade Tokyo 2020, setahun lalu, ternyata tetap mampu tampil prima. Dia mengambil inisiatif serangan pada gim kedua, dan setelah kedudukan 1-1 di awal laga, perolehan angkanya tak pernah mampu terkejar oleh Putri hingga kedudukan 20-15. Putri sempat menyelamatkan tiga match point, tetapi Cheah menutup laga dengan 21-18.
”Lawan kan sudah lama tidak bertanding dan saya sempat mempelajari permainan dia. Tangannya lumayan kuat dan variasinya serangannya bagus. Strategi saya tadi mau mempercepat tempo, tetapi ternyata dia masih bisa mengimbangi. Malah saya yang akhirnya banyak mati sendiri,” kata Putri kepada Humas dan Media PP PBSI.
Putri, yang mendapat izin untuk tampil di Kejuaraan Dunia di tengah pendidikannya untuk menjadi polisi wanita, mengaku tidak merasa tegang dan tampil seperti biasa. Dia merasa sudah tampil maksimal pada kejuaraan dunia senior pertama yang dijalaninya. Semasa junior, Putri dua kali mengikuti kejuaraan dunia junior pada 2018 dan 2019, dengan hasil terbaik lolos ke perempat final.
”Saya harus meningkatkan semua aspek, terutama bagaimana bermain di level senior dengan segala keadaan. Baik itu kondisi angin, shuttlecock, dan lain-lain. Saya juga harus menambah kekuatan otot dan menstabilkan fokus yang masih naik-turun saat bermain,” ujar pemain peringkat ke-44 dunia ini mengevaluasi penampilannya.
Strategi saya tadi mau mempercepat tempo, tetapi ternyata dia masih bisa mengimbangi. Malah saya yang akhirnya banyak mati sendiri.
Kekalahan juga dialami ganda putri nomor dua Indonesia saat ini, Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi. Ana/Tiwi harus mengakui keunggulan pasangan Perancis peringkat ke-52 dunia, Margot Lambert/Anne Tran, 18-21, 19-21. Hasil ini membuat Indonesia hanya menyisakan satu ganda putri, yakni Siti Fadia Silva Ramadhanti/Ribka Sugiarto, di babak kedua.
Tiga gim
Sementara itu, Zachariah Josiahno Sumanti/Hediana Julimarbela yang akrab disapa Zacha dan Bela harus bermain tiga gim untuk menaklukkan pasangan Denmark, Mikelsen/Soby, 21-17, 16-21, 22-20. Pasangan Denmark yang unggul jangkauan ini sempat memimpin 8-4, lalu 13-10 di gim pertama, saat Zacha/Bela masih beradaptasi dengan kondisi lapangan.
Dengan kecepatan Bela di depan net dan smes keras Zacha, pasangan Indonesia peringkat ke-52 dunia ini perlahan mulai mengejar dan merebut gim pertama. Situasi berbalik di gim kedua. Zacha/Bela sempat memimin 6-3, tetapi ganti Mikelsen/Soby yang melaju dalam perolehan angka, dan tak terkejar untuk memaksakan rubber game.
Kejar-mengejar perolehan angka terjadi lebih sengit pada gim ketiga, dan pasangan Denmark peringkat ke-35 dunia ini mencapai match point lebih dulu, 20-19. Namun, Zacha/Bela mampu merebut tiga poin beruntun untuk menutup laga dengan kemenangan, 22-20.
”Selama tertinggal poin itu, kami tidak sadar sebenarnya mereka mengubah pola. Ketika diingatkan pelatih, baru kami coba mengubah bermain lebih cepat sekaligus coba mengontrol agar tidak terlalu terburu-buru,” kata Bela seusai laga.
Zacha menambahkan, menjelang gim ketiga pelatih Nova Widianto mengingatkan untuk terus berjuang tanpa perlu memikirkan pola permainan, kecuali memainkan tempo. ”Sampai poin-poin akhir, kami lebih banyak berkomunikasi, saling menyemangati dan mengingatkan. Selama belum poin terakhir, pertandingan belum selesai,” ujarnya.
Dengan hasil ini, Zacha/Bela menyusul rekan sesama debutan, Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati, melaju ke babak kedua. Di babak 32 besar ini, mereka akan menghadapi unggulan ke-15 asal Belanda, Robin Tabeling/Selena Piek.
”Kami akan menganalisis penampilan hari ini, semua kekurangan harus diperbaiki. Kecepatan dan fokus penting untuk ditambah karena besok akan melawan pasangan Eropa lagi,” ujar Zacha.