Keputusan Durant bertahan di Nets bisa menjadi masalah baru yang lebih besar ke depan. Potensi konflik dalam tim lebih besar dari sebelumnya.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
NEW YORK, RABU — Isu kepindahan megabintang NBA, Kevin Durant, selama dua bulan terakhir telah usai. Setelah meminta ditukar ke klub lain dan mengajukan pergantian pelatih, Durant memutuskan bertahan di Brooklyn Nets musim depan. Namun, akhir drama rumit itu berpotensi membuka masalah baru di Nets.
Spekulasi kepindahan Durant telah berakhir. Manajer Umum Nets Sean Marks menyatakan, Durant tidak akan ditukar ke klub lain setelah pertemuan dengan pemilik klub Joe Tsai dan pelatih Steve Nash di Los Angeles, Selasa (23/8/2022). Sang forward akan melanjutkan kontrak 198 juta dollar AS selama empat tahun ke depan.
”Kami telah sepakat untuk melangkah maju bersama dengan kebersamaan ini. Kami hanya ingin fokus terhadap hal yang berhubungan dengan bola basket. Hanya ada satu tujuan kolektif di pikiran kami, yaitu membangun organisasi untuk membawa gelar juara ke Brooklyn,” kata Marks.
Akhir Juni 2022, Durant mengajukan permintaan pindah kepada manajemen klub. Mantan Most Valuable Player NBA itu ingin bergabung dengan klub yang berpeluang juara. Hampir semua klub di liga tertarik merekrutnya dalam dua bulan terakhir.
Namun, tidak ada klub yang bisa memenuhi permintaan Nets. Nets meminta bintang muda dan beberapa hak pilih draf untuk ditukar dengan Durant. Mulai dari Phoenix Suns, Boston Celtics, hingga terakhir Memphis Grizzlies mengurungkan niat karena menilai pertukaran tidak sepadan.
Durant pun sudah merencanakan bertahan di Nets pada awal Agustus. Syaratnya, dia ingin klub memecat Nash dan mengambil pelatih baru. Nets menolak permintaan itu. Sampai akhirnya Durant bersepakat tetap di klub dengan Nash kembali sebagai pelatih.
Pemain yang akan berusia 34 tahun pada 29 September 2022 itu dipercaya masih punya peluang juara bersama Nets. Dia akan menjalin reuni lagi dengan point guard papan atas, Kyrie Irving, yang juga gagal menemukan tim baru. Musim lalu, duet yang eksplosif dalam serangan itu hanya mengantar Nets sampai babak pertama playoff.
Nets berpeluang lebih baik musim depan. Mereka punya point guard berbakat, Ben Simmons, yang belum tampil akibat cedera sejak ditukar dari Philadelphia 76ers pada musim lalu. Pemain pilihan pertama pada Draft NBA 2016 itu bisa membantu duet Durant-Irving dengan kemampuan defensifnya.
Hanya ada satu tujuan kolektif di pikiran kami, yaitu membangun organisasi untuk membawa gelar juara ke Brooklyn.
”Nets setidaknya akan berada di tiga teratas Wilayah Timur. Mereka punya terlalu banyak senjata untuk tidak dijadikan sebagai salah satu favorit musim depan. Belum lagi, Durant juga pasti termotivasi memperbaiki citranya setelah yang terjadi belakangan ini,” kata pengamat ESPN, Bobby Marks.
Cermin pecah
Di sisi lain, kembalinya Durant dan Irving juga berpotensi mengulang masalah yang terjadi pada musim lalu. Salah satunya adalah tim yang kurang harmonis, terutama konflik Irving dan Nash yang digadang-gadang sebagai penyebab tidak tercapainya target Nets untuk juara.
Seperti disampaikan jurnalis veteran NBA, Stephen A Smith, Irving tidak menghormati sang pelatih dalam sesi latihan. Setelah Nash selesai melatih, dia mengumpulkan para pemain untuk berlatih lagi. Irving membuat sesi latihan sendiri, tanpa Nash.
Potensi perselisihan bertambah pada musim depan. Hubungan Durant dan Nash tidak dalam kondisi terbaik mengingat Durant sempat meminta klub untuk memecat Nash. Hal itu menandakan ada ketidakcocokan di antara keduanya. Alhasil, Nets seperti berupaya menyatukan cermin yang sudah terpecah belah.
Belum lagi, Simmons juga mungkin kehilangan kepercayaan terhadap tim barunya. Setelah dibuang dari 76ers, dia sangat bahagia karena bisa memulai era baru untuk bermain bersama Durant. Ternyata, Durant tidak tampak ingin satu tim dengannya.
Terbukti, Durant meminta ditukar ke klub lain pada dua hari setelah Irving menolak perpanjangan kontrak di Nets. Artinya, dia tidak yakin dengan tim tersebut, termasuk dengan Simmons yang ada di dalamnya. Simmons yang sedang berada di titik percaya diri terendah pasti terdampak keputusan itu.
Seluruh potensi konflik itulah yang dihadapi Nets pada musim depan. Secara kualitas pemain, tim mereka memang sangat berbakat. Jauh lebih baik dari mayoritas tim NBA. Namun, seperti diketahui, kunci sukses sebuah tim adalah keharmonisan. (AP/REUTERS)