Sebagai ”rookie” urutan pertama kelas Draft 2022, Paolo Banchero bersanding dengan nama-nama besar, seperti LeBron James. Dia akan dibayangi tekanan besar untuk bisa jadi seorang bintang masa depan.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
NEW YORK, JUMAT — Terpilihnya forward 19 tahun Paolo Banchero pada urutan pertama NBA Draft 2022 mengundang euforia. Pebasket asal Universitas Duke ini dinilai sebagai debutan paling siap bersaing di NBA. Namun, sejarah mencatat, para rookie terdepan sering kali dijerat kutukan kegagalan akibat ekspektasi setinggi langit.
Orlando Magic membuat kejutan dengan memilih Banchero dalam urutan pertama draft, di Barclays Center, New York, Jumat (24/6/2022). Mereka tidak jadi mengambil prospek teratas, Jabari Smith Jr (19), forward asal Universitas Auburn yang sempat berlatih dengan tim pada awal Juni.
Menurut analis ESPN, Tim Bontemps, Banchero adalah kandidat terkuat memenangi Rookie of The Year. Dengan tubuh atletis dan teknik lengkap, dia siap bertarung dalam level kompetitif NBA. ”Dia pemain yang paling siap di kelas ini. Orlando akan sangat membutuhkannya dalam serangan,” katanya.
Banchero menciptakan rerata 17,2 poin, 7,8 rebound, dan 3,2 asis selama 39 pertandingan di Duke. Dia mengantar Duke ke final four sebelum kalah dari North Carolina. Menariknya, dia dibimbing oleh pelatih legendaris Mike Krzyzewski atau ”Coach K”. Sang pelatih sukses menciptakan puluhan pemain NBA selama di Duke, seperti Kyrie Irving.
Terlepas dari kesiapan, pebasket yang lebih dominan di area dalam ini sudah dihantui kutukan urutan pertama draft. Debutan yang menjadi wajah dari kelas masing-masing setiap tahunnya biasanya tidak bisa memenuhi ekspektasi banyak orang.
Zion Williamson, forward New Orleans Pelicans, menjadi contoh teranyar. Pemain yang juga berasal dari Duke ini menjadi magnet saat terpilih pada urutan pertama NBA Draft 2019. Namun, dalam tiga musim terakhir, dia lebih banyak berkutat dengan cedera.
Sensasinya kian memudar setiap musim. Padahal, dia merupakan pemain paling mencuri perhatian di tingkat universitas, setelah terakhir LeBron James pada 2003. Saking besar nama Williamson, harga tiket pertandingan Duke pada 2019 sempat mencapai Rp 35 juta.
Faktanya, hanya Derrick Rose (kelas 2008) satu-satunya rookie urutan teratas dalam 13 musim terakhir yang bisa meraih gelar Most Valuable Player. Adapun setelah itu, karier Rose di Chicago Bulls meredup akibat cedera lutut.
Pada 2017, kutukan terhadap urutan pertama juga menjerat guard Markelle Fultz, pemain yang dipilih Philadelphia 76ers. Pengamat ESPN, Stephen A Smith, sampai menyebutnya kegagalan terbesar sepanjang sejarah NBA. Fultz hanya diberi kepercayaan bermain 33 kali dalam 2 musim, sebelum ditukar ke tim lain.
Fultz, dalam siniar The Rematch, berkata, tidak mampu menahan ekspektasi yang terlalu besar sebagai wajah debutan kelas 2017. Ekspektasi itu memicu sindrom di saraf tangannya. Tangan Fultz akan kehilangan kontrol ketika berada dalam tekanan.
Uniknya, hanya satu pemain urutan pertama draft yang berhasil menjadi Rookie of The Year dalam lima tahun terakhir, yaitu Williamson. Rookie terdepan dalam dua musim terakhir, Anthony Edwards dan Cade Cunningham, gagal memenangi gelar tersebut.
Tantangan Banchero akan sangat besar. Dia akan dibandingkan langsung dengan Smith, pemain yang diambil posisinya. Adapun Smith akhirnya dipilih Houston Rockets di urutan ketiga draft.
Bukan hanya untuk performa sendiri, dia juga dituntut mengangkat penampilan tim. Magic mengambilnya di urutan pertama untuk bangkit dari rekor kemenangan sangat rendah musim lalu, 22 menang-60 kalah.
Banchero yang tampil eksentrik di malam draft dengan setelan jas ungu tidak takut dengan kutukan itu. Dia sudah terbiasa dengan tekanan besar. Adapun Banchero menjalani tahun pertama di Duke dengan status eks pemain McDonald’s All-American Games, All-Star para pebasket sekolah di AS.
”Saya berencana membawa semua yang saya miliki ke Orlando. Yang paling penting adalah pola pikir untuk menang dan bekerja keras. Sangat bersemangat menyambut momen terbaik dalam hidup saya,” ujar pemain penuh percaya diri tersebut.
Saya berencana membawa semua yang saya miliki ke Orlando. Yang paling penting adalah pola pikir untuk menang dan bekerja keras.
Dalam 10 musim terakhir, tidak ada seorang rookie urutan pertama yang bisa membawa tim aslinya juara. Pemain seperti Anthony Davis (Lakers) dan Andrew Wiggins (Warriors) meraih juara NBA setelah pindah tim. Keduanya tidak mampu membangun dinasti juara sendiri, seperti yang diharapkan tim pertama mereka.
Di sisi lain, besarnya tekanan kepada para rookie terdepan itu setara dengan hasil yang akan didapatkan. Salah satu yang sukses melewati ujian itu adalah LeBron James. Dia yang diambil Cleveland Cavaliers pada NBA Draft 2003 itu menyandang gelar pebasket terhebat abad ini. (AP/REUTERS)