Turnamen WTA 1000 Toronto menjadi bagian dari momen terakhir Serena Williams di arena tenis. Dia pun menjalani perpisahan dengan turnamen dan penggemarnya di Kanada ketika kalah dari Belinda Bencic pada babak kedua.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·5 menit baca
TORONTO, RABU — Kekalahan dari Belinda Bencic pada babak kedua turnamen WTA 1000 Toronto menjadi perpisahan Serena Williams dengan Kanada. Diiringi tepuk tangan, penghormatan, dan rasa cinta dari penonton, Serena tampil untuk terakhir kalinya sejak menjalani debut di Kanada pada 22 tahun lalu.
”Saya sangat sulit berkata selamat tinggal, tetapi ‘Selamat tinggal, Toronto’,” kata Serena dengan suara tercekat dan berlinang air mata.
Ucapan selamat tinggal itu dia utarakan setelah kalah 2-6, 4-6 dari Bencic pada pertandingan yang berlangsung Rabu (10/8/2022) malam waktu setempat atau Kamis pagi WIB di Toronto, Ontario, Kanada.
Momen tersebut terjadi sehari setelah tulisan Serena, yang berencana pensiun dalam waktu dekat, dirilis Vogue secara daring. Dalam edisi September 2022 itu, foto Serena bersama putrinya, Olympia, ditampilkan sebagai sampul majalah.
Serena tidak secara detail menyebutkan waktu pensiunnya. Namun, diperkirakan dia akan berhenti menjadi petenis profesional, yang dijalani sejak Oktober 1995, setelah bermain pada Grand Slam Amerika Serikat Terbuka di Flushing Meadwos, New York, 29 Agustus-11 September. WTA 1000 Toronto, pada 8-14 Agustus, dan WTA 1000 Cincinnati, pekan depan, menjadi bagian dari persiapan Serena untuk tampil di New York.
Momen setelah pertandingan Bencic melawan Serena pun menjadi momen yang dibuat panitia turnamen untuk Serena. Dalam satu pertanyaan dari pembawa acara, Bencic menyatakan bahwa dia merasa senang dan terhormat bisa beberapa kali bertanding melawan Serena. ”Melawan Serena selalu menjadi momen spesial. Saya tak pernah membayangkan bisa beberapa kali berhadapan dengan dia,” kata petenis Swiss peraih emas Olimpiade Tokyo 2020 itu.
Pertemuan di Toronto tersebut menjadi yang keempat di antara keduanya dengan keunggulan 2-1 bagi Serena pada pertemuan sebelumnya. Tujuh tahun lalu, Bencic mengalahkan Serena, yang menjadi unggulan teratas, pada semifinal. Pertemuan berikutnya terjadi pada babak pertama Grand Slam Australia Terbuka 2017 yang dimenangi Serena. Mereka akhirnya bertemu lagi lima tahun kemudian pada momen-momen terakhir Serena dalam turnamen.
Setelah Bencic meninggalkan lapangan, Serena untuk terakhir kalinya berbicara di depan penonton tenis di Kanada. Meski lebih sering absen pada salah satu turnamen pemanasan AS Terbuka ini, Serena tiga kali juara dari 10 penampilan. Sejak debut pada 2000, dia haya dua kali tersingkir pada babak-babak awal, yaitu pada tahun ini dan ketika kalah pada babak ketiga 2005. Selebihnya, minimal, dia mencapai semifinal.
Saya sangat sulit berkata selamat tinggal, tetapi ”Selamat tinggal, Toronto ”.
Penonton di stadion pun banyak yang membawa poster dengan tulisan yang menggambarkan kecintaan mereka kepada Serena, seperti ”Toronto Love Serena”, ”Canada Love Serena”, ”We Love You Serena”, dan ”Serena, Greatest Athlete Ever”.
Dalam wawancara yang juga disaksikan suami dan anak Serena, Alexis Ohanian dan Olympia, di tribune, Serena mengatakan bahwa dia sebenarnya berharap bisa bermain baik. ”Namun, hari ini, Belinda bermain lebih baik,” katanya, sambil sesekali tertawa.
Setiap kali diwawancara, Serena dikenal selalu menjawab dengan nada lemah lembut meski di lapangan bermain dengan garang. Melawan Belinda, dia masih memperlihatkan kemampuannya memukul dengan keras meski akan berusia 41 tahun pada 26 September. Namun, usia memang tak bisa membohongi. Dia tidak bisa lagi berlari dengan cepat ketika Bencic mengarahkan bola dengan sudut lebar.
Bencic banyak melakukan itu saat servis. Meski servisnya tidak sekeras Serena, dia bisa mengarahkan bola ke sudut lapangan hingga memantul menjauhi lapangan. Meski Serena bisa mengembalikannya, Bencic akan mendapat poin dengan mudah dengan memukul bola ke arah lapangan kosong.
”Banyak emosi dalam diri saya hari ini. Saya bukan orang yang bisa menghadapi perpisahan dengan baik, tetapi “Selamat tinggal, Toronto,” katanya.
Setelah itu, tangis Serena tidak tertahan. Berkali-kali, dia menghapus air mata saat menerima kenang-kenangan berupa kaus, karangan buka, dan foto dirinya dari panitia. Penonton pun banyak yang tak dapat menahan tangis saat Serena meninggalkan lapangan.
Ungkapan hati Serena tentang rencananya meninggalkan tenis mendapat banyak komentar, terutama melalui media sosial. ”Saat Serena meninggalkan tenis, dia akan meninggalkan olahraga ini sebagai legenda. Dia menginspiriasi petenis lain dan penggemar. Dia akan dikenal sebagai sang juara yang mengangkat profil tenis pada level global,” kata mantan petenis nomor satu dunia, Billie Jean King.
Mantan petenis lainnya, John McEnroe, menyandingkan Serena dengan legenda olahraga lainnya, yaitu Michael Jordan, LeBron James, dan Tom Brady. ”Serena adalah salah satu atlet besar. Dia adalah ikon,” kata McEnroe dalam USA Today.
Petenis remaja, Cori “Coco Gauff” menilai pencapaian Serena sebagai petenis tak akan bisa disamai petenis lain. ”Apa yang telah dilakukan menjadi inspirasi bagi banyak generasi,” kata Coco yang mengidolakan Serena dan Venus Williams.
Unggulan tersingkir
Dari babak kedua lain yang berlangsung sepanjang Rabu, tunggal putri nomor satu dunia, Iga Swiatek, tak menghadapi banyak kesulitan ketika berhadapan dengan Ajla Tomljanovic. Dia menang 6-1, 6-2 untuk berhadapan dengan Beatriz Hadad Maia pada babak ketiga. Maia mengalahkan finalis AS Terbuka, Leylah Fernandez. Kekalahan, juga, dialami unggulan kedua, Anett Kontaveit, Paula Badosa (4), dan Jelena Ostapenko (16).
Adapun dari turnamen putra ATP Masters 1000 Montreal, kejutan juga terjadi ketika dua unggulan teratas tersingkir pada babak kedua. Daniil Medvedev (1) disingkirkan Nick Kyrgios 7-6 (2), 4-6, 2-6, sementara Carlos Alcaraz (2) kalah dari Tommy Paul 7-6 (4), 6-7 (7), 3-6. Sementara, unggulan kelima, Andrey Rublev, kalah dari Daniel Evans 4-6, 4-6. (AP/AFP/Reuters)