Atlet-atlet baru renang paralimpiade Indonesia menjadikan ASEAN Para Games 2022 sebagai momentum untuk menaikan level mereka dalam kompetisi internasional. Spirit untuk maju itu, menjadi angin segar bagi tim Merah Putih.
Oleh
AGUNG SETYAHADI, I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·5 menit baca
SEMARANG, KOMPAS – Tiga tahun lalu, Kanta Wijaya menemukan dunia baru untuk membangkitkan semangat hidupnya yang redup, setelah tangan kanannya diamputasi karena kecelakaan kerja. Mantan buruh bangunan itu menemukan alasan kuat untuk bangkit setelah mencoba ikut temannya berlatih renang di bawah asuhan pengurus cabang Komite Paralimpiade Nasional atau NPC Bekasi. Sejak saat itu, Kanta melesat di dunia prestasi renang atlet-atlet disabilitas, dengan meraih emas dan perunggu di Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) Papua 2021.
Sesuai Peparnas, Kanta masuk ke pemusatan latihan nasional renang paralimpiade dan kini menjadi salah satu dari 15 atlet baru yang akan tampil di ASEAN Para Games 2022. Pekan olahraga atlet-atlet disabilitas Asia Tenggara ini akan berlangsung di Solo, Jawa Tengah, 30 Juli-6 Agustus, tetapi arena renang akan digelar di kolam renang Jatidiri, Semarang.
Ini merupakan ajang internasional pertama Kanta serta 14 perenang baru lainnya, termasuk Simson Abraham Samuel Situmorang yang tampil di klasifikasi S5. Simson lahir tanpa kedua tangan dan kaki yang lengkap. Namun, dia tidak menyerah pada kondisinya, dan akhirnya bisa berprestasi di kolam renang. Simson merupakan pemegang rekor nasional 100 meter gaya dada klasifikasi S5 dengan 2 menit 01,9 detik yang dia cetak saat meraih medali emas di Peparnas Papua.
Kesempatan tampil di ASEAN Para Games ini merupakan momen penting bagi atlet-atket baru tersebut. Mereka tidak pernah membayangkan peluang ini akan hadir dalam hidup mereka. Momen tersebut akan mereka manfaatkan untuk menaikan kemampuan ke level kompetisi antarbangsa.
Komitmen Simson dia tunjukan dengan gigih berlatih di kolam renang Jatidiri, Selasa (26/7/2022). Dia memanfaatkan waktu sekitar 120 menit seefektif mungkin untuk menjalankan instruksi para pelatih. Catatan waktunya diukur oleh pelatih yang meneriakan angka di stopwatch di setiap akhir sesi. Diskusi kecil untuk mengoreksi teknik berenang langsung disusul dengan latihan oleh Simson. Di akhir latihan dia mengasah reaksi start yang menjadi salah satu cara memperbaiki catatan waktunya.
Setali tiga uang, Kanta pun terus mengasah kemampuannya untuk bisa bersaing dengan atlet-atlet Asia Tenggara. Dia akan bersaing di nomor 50 meter gaya bebas klasifikasi S8, 100 meter gaya bebas S8, dan 100 meter gaya dada SB8. Dia percaya diri dengan kemampuannya di nomor 50 meter gaya bebas, nomor andalannya yang membuahkan medali emas di Peparnas 2021.
Namun, untuk nomor 100 meter gaya bebas dan 100 meter gaya dada, dia merasa kurang cepat dalam 50 meter kedua. Ini tantangan bagi Kanta untuk bisa menaikan kemampuannya.
"Saya ini seperti motor dua tak, kencang di jarak pendek tetapi kurang di jarak jauh. Saya masih perlu memperbaiki teknik bernafas serta kekuatan fisik untuk 100 meter," ungkap Kanta.
Kanta akan bersaing dengan atlet-atlet papan atas Asia Tenggara, termasuk Guntur yang menjadi andalan Indonesia di nomor 50 meter gaya bebas S8, 50 meter gaya dada SB8, dan 10 meter gaya dada SB8. Medali emas di ketiga nomor itu disikat habis oleh Guntur dalam ASEAN Para Games 2017. Dia juga meraih medali perak 100 meter gaya dada SB8 dalam Asian Para Games 2018.
Saya ini seperti motor dua tak, kencang di jarak pendek tetapi kurang di jarak jauh. Saya masih perlu memperbaiki teknik bernafas serta kekuatan fisik untuk 100 meter.
Kanta, Simson, dan atlet-atlet baru lainnya, memang tidak ditargetkan meraih medali. Namun, itu tidak mengendurkan motivasi mereka untuk berprestasi dalam ajang internasional pertama mereka. "Saya akan berusaha semaksimal mungkin, semoga bisa meraih prestasi. Saat Peparnas saya juga tidak ditarget emas di nomor 50 meter gaya bebas, karena ada atlet lain di tim Jabar yang lebih bagus catatan waktunya. Tetapi, saat Peparnas justru saya yang meraih emas," ungkap atlet asal Karawang itu.
Pelatih renang senior Dimin BA yang mengawasi proses latihan di Jatidiri mengakui, bahwa atlet-atlet baru tidak dibebani target medali. Namun, tidak menutup peluang mereka bisa berprestasi dalam debut di ASEAN Para Games.
"Mudah-mudahan sih bisa mengejar (medali). Sekarang tinggal mereka saja, mau latihan atau tidak, kunci bisa berprestasi, kan, ada di latihan," ucap Dimin.
Atlet andalan
Spirit atlet-atlet baru di pelatnas renang paralimpiade itu berpotensi membantu mewujudkan target 27 medali emas dalam ASEAN Para Games kali ini. Indonesia menurunkan 47 perenang difabel dengan atlet-atlet andalan peraih emas antara lain, Jendi Pangabean, Syuci Indriani, Guntur, Menaser Meriba Numberi, dan Marinus Melianus Yowei.
Bagi Jendi dan Syuci, selain memburu medali emas, mereka juga menargetkan perbaikan catatan waktu, yang akan krusial untuk kualifikasi Paralimpiade Paris 2024.
Jendi yang masuk klasifikasi S9 (keterbatasan pada satu kaki) akan turun di nomor 100 meter gaya punggung, 100 meter gaya kupu-kupu, dan 200 gaya ganti. Kepercayaan diri Jendi makin bertambah karena baru saja memperbaiki catatan waktunya di nomor 100 meter gaya punggung dalam IDM Berlin World Series 2022. Di sana, Jendi mencatatkan waktu 1 menit 05,88 detik yang membuatnya menempati peringkat ke-5 dunia untuk nomor tersebut.
“Kondisi terakhir saya mungkin sudah 95-97 persen. Semoga nanti (saat pertandingan) bisa mencapai 100 persen atau lebih,” ujar Jendi.
Sementara itu, atlet renang paralimpiade Indonesia klasifikasi S14, Syuci Indriani, juga akan turun di tiga nomor, yaitu 50 meter gaya kupu-kupu, 100 meter gaya kupu-kupu, dan 50 meter gaya bebas. Pada ASEAN Para Games nanti, selain ingin menyumbangkan medali emas di semua nomor yang diikuti, Syuci juga berambisi mempertajam catatan waktu terbaiknya menjadi lebih cepat satu detik.
"Kondisi fisik sekarang sudah 90-95 persen. Ada target buat melebihi catatan waktu personal terbaik, harus itu. Setidaknya satu detik atau koma lebih cepat di ASEAN Para Games ini," ungkap Syuci.
Catatan waktu terbaik Syuci di nomor 100 meter gaya kupu-kupu S14 adalah 1 menit 10,17 detik yang dia cetak dalam Kejuaraan Dunia Renang Paralimpiade di London 2019. Dia masih terus berjuang mengulang serta memperbaiki catatan itu. Dalam Paralimpiade Tokyo 2020, catatan waktu Syuci di nomor itu adalah 1 menit 12,13 detik.
Terkait latihan, dia merasa semua berjalan dengan baik. "Tidak ada kendala. Lancar saja. Tidak ada hambatan apapun, semangat aja. Kan sudah mendekati, berusaha untuk bisa, agar mood happy dan semangat. Lakukan aja yang terbaik," pungkas Syuci.