ASEAN Para Games 2022 bukan hanya ajang memburu medali dan gelar juara umum, melainkan juga pemanasan untuk kualifikasi Paralimpiade Paris 2024. Para atlet elite Indonesia pun ditargetkan menyamai catatan terbaiknya.
Oleh
AGUNG SETYAHADI, I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·5 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — ASEAN Para Games 2022, yang akan digelar pada 30 Juli-6 Agustus mendatang di Surakarta, Jawa Tengah, krusial bagi para atlet untuk mempersiapkan diri bersaing meraih tiket Paralimpiade Paris 2024. Mereka pun ditargetkan mampu menyamai catatan ataupun performa seperti saat Paralimpiade Tokyo 2020, selain memburu medali untuk menjadikan Indonesia juara umum ASEAN Para Games.
Semua cabang olahraga yang dipertandingkan atau diperlombakan dalam ASEAN Para Games 2022 sebetulnya tidak disahkan induk organisasi dunia cabang masing-masing sebagai kualifikasi Paralimpiade 2024. Namun, para atlet, terutama yang diproyeksikan lolos ke Paris, tetap tak bisa menurunkan standar performa mereka.
Maka, di cabang atletik Paralimpiade, misalnya, tim pelatih menargetkan para andalannya, seperti Saptoyogo Purnomo dan Karisma Evi Tiarani, tampil maksimal di nomor utama mereka, yaitu lari 100 meter. Saptoyogo merupakan pemegang rekor Asia nomor 100 meter klasifikasi T37 dengan catatan waktu 11,31 detik yang dicetak saat meraih medali perunggu Paralimpiade Tokyo.
Adapun Evi pemegang rekor Asia 100 meter T42 dengan catatan waktu 14,64 detik saat tampil dalam Grand Prix Atletik Paralimpiade di Nottwil, Swiss, akhir Mei lalu. Evi menajamkan rekor sebelumnya, 14,83 detik, yang dicetak saat tampil di final Paralimpiade Tokyo. Ia terus mempertajam catatan waktunya sejak mencetak rekor Asia dalam Asian Para Games 2018 di Jakarta dengan 14,98 detik.
”ASEAN Para Games ini memang tidak mendapatkan sanction, rekomendasi kualifikasi Paralimpiade 2024 dari World Para Athletic. Tetapi, atlet-atlet elite tetap diharapkan tampil maksimal, paling tidak menyamai catatan saat di Tokyo,” ungkap Kepala Pelatih Atletik Paralimpiade Indonesia Slamet Widodo, Senin (25/7/2022).
Selain itu, dalam ASEAN Para Games ini, lanjut Slamet, para atlet elite tidak hanya fokus ke nomor-nomor utama mereka, seperti saat persiapan Paralimpiade Tokyo. Mereka juga akan tampil di beberapa nomor lain untuk membantu memenuhi target 35 medali emas dari atletik. Saptoyogo, misalnya, akan tampil di nomor 100 meter, 200 m, dan 400 m. Ia ditargetkan meraih emas di nomor 100 m dan 200 m.
”Untuk nomor 400 meter peluangnya masih 50:50 karena ada atlet dari Timor Leste yang pada 2018 mencetak rekor Asia. Catatan waktu Yogo di bawah dia, tetapi sejak 2018 kita belum tahu seperti apa performa atlet Timor Leste itu,” ujar Slamet.
Atlet Timor Leste yang dimaksud adalah Teofilo Freitas. Ia mencetak rekor Asia dengan catatan waktu 53,14 detik saat meraih medali emas 400 meter T37 Asian Para Games 2018.
Banyak atlet muda yang performanya bagus. Catatan mereka pun tidak terpaut jauh dari para senior. Potensi mereka besar.
Sementara Evi akan kembali tampil di nomor lompat jauh, selain dua nomor andalannya, yaitu 100 m dan 200 m T42. Dua nomor utama itu ditargetkan membuahkan medali emas. Pada nomor lompat jauh, peluang Evi juga masih 50:50 karena dia lama tidak berlomba di nomor itu. Saat ASEAN Para Games 2017 di Malaysia, dia meraih medali emas lompat jauh. Lalu, saat Asian Para Games 2018, Evi meraih medali perak dengan lompatan sejauh 4,03 meter.
Ni Nengah Widiasih, atlet Paralimpiade Indonesia dari cabang angkat berat, juga menjadikan ASEAN Para Games sebagai persiapan sebelum memulai kualifikasi Paralimpiade Paris 2024. Atlet yang akan turun di kelas 45 kilogram itu terus berusaha meningkatkan total angkatannya sejak merebut perak di Paralimpiade Tokyo 2020. Ketika itu, Widiasih mampu mencatatkan total angkatan seberat 98 kilogram.
”Kalau dari ranking, saya masih aman dan semoga sampai Paris bisa lolos. Saya sekarang berada di ranking ketiga dunia. Jadi, rankingnya masih bisa naik-turun,” ujar peraih medali perak Paralimpiade Rio de Janeiro 2016 dan perunggu Paralimpiade Tokyo itu.
Regenerasi atlet
Selain menurunkan atlet-atlet elite, setiap cabang olahraga juga menurunkan atlet-atlet muda yang masuk pelatnas setelah tampil bagus di Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) Papua 2021. Cabang atletik Paralimpiade bahkan menurunkan atlet-atlet muda hingga 30 persen dari total 286 atlet.
”Mereka hasil penjaringan di Peparnas Papua. Banyak atlet muda yang performanya bagus. Catatan mereka pun tidak terpaut jauh dari para senior. Potensi mereka besar. Ini ajang internasional pertama mereka. Jadi, mereka tidak ditarget medali. Ini jadi ajang regenerasi,” tutur Slamet.
Target menjadikan ASEAN Para Games 2022 sebagai ajang regenerasi atlet Paralimpiade Indonesia juga diutarakan Wakil Sekretaris Jenderal NPC Indonesia Rima Ferdianto. Menurut dia, ajang itu menambah jam terbang atlet-atlet muda peraih medali Peparnas di kejuaraan berlevel internasional.
Salah satu atlet baru yang akan dijajal kemampuannya di ASEAN Para Games 2022 adalah perenang asal Pekanbaru, Gerry Pahker. Kendati berstatus debutan di Peparnas 2021, ia meraih medali emas pada nomor 50 meter gaya dada putra S6 atau berperawakan pendek dengan waktu 44,32 detik.
Capaian itu sekaligus memecahkan rekor Toif Fauzi pada Peparnas 2016 di Bandung, yakni 48,02 detik. ”Sebenarnya ada cukup banyak (atlet), terutama di atletik dan renang. Mudah-mudahan atlet-atlet baru dapat jam terbang untuk event internasional di ASEAN Para Games nanti,” kata Rima.
Atlet-atlet Paralimpiade Indonesia, yang telah lama bergabung di pelatnas, juga menyambut gembira kepastian penyelenggaraan ASEAN Para Games kali ini. Salah satunya adalah Danu Kuswantoro, atlet basket kursi roda yang sempat dikecewakan dengan batalnya ASEAN Para Games 2020 di Filipina. Persiapannya untuk bertanding saat itu pun menjadi sia-sia.
Rasa pesimistis kembali merundung Danu saat mendengar Vietnam menyatakan tidak bersedia menggelar ASEAN Para Games 2022. ”Untungnya Indonesia mengajukan diri sebagai tuan rumah (pengganti). Kami jadi ada kepastian bertanding. Jujur saja, mayoritas teman-teman (di pelatnas) sangat senang. Bersyukur akhirnya ada lagi ajang untuk bertanding,” ungkap Danu.